Prolog

51 2 0
                                    

Pada zaman dahulu kala Dunia Cermin adalah sebuah dunia yang sangat damai dan tentram. Hingga pada suatu ketika seorang penyihir superior bernama Medussa berulah dan memporak-porandakan seluruh Negara Sihir dan seisinya. Seorang lelaki tua berjanggut putih panjang, berambut putih panjang, dan memiliki mata setajam elang itu berhasil menghentikan Perang Sihir 1 yang menghentikan Medussa dan menewaskan Raja Lucis 1. Dialah Alexandria, sang legenda sihir yang namanya sangat melegenda di seantero Dunia Cermin. Ia berhasil menaklukkan Medussa dengan pusaka keramat Dunia Cermin yaitu Batu Bulan. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.

Kutukan Medussa berhasil terlepas kembali setelah beberapa abad lamanya. Hingga hal itu kembali membuat Dunia Cermin resah kembali. Aura kegelapan segera menyelimuti Dunia Cermin. Membuat, seluruh jiwa-jiwa menjerit, melolong, meronta-ronta dan meminta kebebasan. Mereka yang mati ankan bangkit kembali dan meneror siapapun yang menghalangi jalan Medussa melebarkan sayap gelapnya. Bahkan wanita penyihir itu tidak segan-segan akan mengambil jiwa mereka untuk diperbudak.

Raja Lucis II pun tak tahu harus berbuat apa. Ia tak tahu lagi kemana ia harus mencari sosok Alexandria yang tiba-tiba saja menghilang setelah ia mengunci dan mengutuk Medussa. Karena hanya Alexandria-lah yang bisa membunh Medussa. Hingga pada suatu ketika, Raja Lucis II bermimpi, mendiang ayahnya beserta Alexandria mendatanginya dan mengatakan bahwa akan ada keturunan Alexandria yang akan menggantikan posisinya untuk melindungi Dunia Cermin dan seisinya. Tetapi satu hal, orang yang tengah dibicarakan itu adalah sosok dari dunia lain, yaitu dunia manusia. Hingga pada akhirnya Raja Lucis II memerintahkan para guardian untuk segera mencari sosok itu. Ia adalah sosok manusia yang dilahirkan dengan tanda 2 naga.

Bertahun-tahun mereka mencari sosok itu namun selalu gagal. Hingga keadaan Dunia Cermin semakin rusak, mayat-mayat berjatuhan, banyak jiwa-jiwa yang melayang percuma, bahkan Medussa semakin berkuasa. Hingga pada suatu ketika sosok yang dicari itu pun berhasil ditemukan. Lelaki itu bernama Anthony. Namun, baru beberapa tahun Anthony menjalankan tugas untuk menjaga kedamaian di Dunia Cermin dan untuk membunuh Medussa. Lelaki berumur 29 tahun itu mati terbunuh oleh pasukan kematian Medussa ketika ia tengah menjalankan misi.

Dunia Cermin pun kembali dilanda rasa duka, Raja Lucis II tak tahu harus mencari kemana lagi para keturunan Alexandria itu. Hingga 10 tahun kemudian para guardian berhasil menemukan sepasang anak kembar lelaki keturunan Alexandria lelaki dan perempuan bernama Felix dan Felicia. Tetapi, nasib mereka pun sama halnya dengan nasib Anthony. Medussa lebih kuat daripada mereka dan mengambil jiwa kedua anak kembar berusia 18 tahun itu untuk dijadikan budak. Raja Lucis II pun tak tahu harus berbuat apa lagi, menunggu keturunan baru Alexandria itu memerlukan waktu yang sangat lama. Tidak hanya satu tahun, dua tahun saja tetapi perlu waktu bertahun-tahun.

Hingga tiba-tiba saja sosok Alexandria kembali mendatangi Raja Lucis II ketika ia tengah terduduk lemas di atas singgasananya. Sosok berpakain serba putih itu datang dan memberitahu Raja Lucis II untuk mencari keturunannya yang bernama Alexander. Ia memiliki paras wajah yang hampir mirip dengan Alexandria sewaktu muda. Ia juga memiliki penampilan yang sama dengan Alexandria, sifat yang sama, mata yang sama dan perawakan yang sama dengan Alexandria. Tak lupa ia juga memiliki tanda 2 naga di tangan kanannya.

Ternyata benar, setelah bertahun-tahun Divia menunggu, akhirnya sosok yang ditunggu itu pun akhirnya datang. Ya, ialah Alexander. Semenjak ia datang keadaan Dunia Cermin berangsur-angsur pulih kembali. Sebuah strategi perang yang diterapkan oleh Alexandria berhasil untuk memukul mundur pasukan Medussa dari Divia dan sekitarnya. Dalam membantu usahanya, Alexander membentuk sebuah badan sihir khusus yang bernama Xerro 13. Badan ini adalah sebuah badan sihir khusus yang terdiri dari manusia-manusia yang memiliki kekuatan sihir yang sangat istimewa dan langka.

Bertahun-tahun telah berlalu, dengan mendapat bantuan dari pasukan Endheva, Bangsa Elf, pasukan guardian mereka berhasil memukul mundur pasukan Medussa untuk meninggalkan Dunia Cermin. Namun, hal itu masih belum cukup untuk mengalahkan Medussa. Hingga pada akhirnya Raja Lucis II pun membuat perjanjian dengan saudaranya yang merupakan kaum vampir darah murni, dan pada saat itulah peperangan mulai bisa dikendalikan oleh pihak Dunia Cermin. Perlahan-lahan tentara Medussa terkuras habis. Hingga pada suatu ketika, perang sihir yang kedua yang berlangsung hampir 1.5 abad itu pun dimenangkan oleh Dunia Cermin.

Namun sayang, berakhirnya perang itu berhasil merenggut nyawa Alexander dan Raja Lucis II. Pada saat itu Alexander mengunci jiwa Medussa untuk selama-lamanya. Lelaki berusia 40 tahunan itu menggunakan sihir perjanjian terlarang untuk melakukannya. Dimana ia harus menukar nyawa dan jiwanya sebagai bayarannya.

Rakyat Divia dan Dunia Cermin pun menangis. Tak hanya mereka saja yang merasakan kesedihan yang mendalam. Namun, rakyat dari berebagi Negeri Sihir di Dunia Cermin pun turut merasakannya. Mulai dari Endheva, Valkyrie, Elf, Grypt dan yang lainnya. Hingga pada suatu ketika sang oracle meramalkan akan kedatangan Alexandria baru di masa Raja Lucis III.

Mirror: The Signal of Two DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang