Chapter 1: Misteri itu Dimulai

29 3 0
                                    

---***---

Sebuah malam yang sangat dingin sekali di kawasan Indonesian International High School. Dimana semua murid kini tengah meringkukan tubuhnya masing-masing di bawah naungan selimut tebal mereka. Lorong-lorong sekolahan itu pun tampak sepi dari lalu-lalang manusia. Ya tentu saja, ini sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, sebuah waktu dimana para murid IIHS harus tertidur lelap di dalam kamar asrama mereka.

Di dalam kamar asrama yang bertuliskan nomor 69 itu pun tampak 3 orang gadis tengah meringkukan tubuh mereka di bawah selimut untuk menghilangkan rasa dingin mereka. Sebuah ketenangan tergambar jelas dimimik wajah mereka bertiga. Tampaknya, kini ketiga orang tersebut tengah sibuk bertamasya ke alam bawah sadar mereka. Termasuk sosok gadis berambut hitam kecoklatan, berkulit sawo matang, dan memiliki wajah yang manis itu tampak sedang menikmati sebuah kehidupan baru di alam mimpinya. Dia adalah Aline Devina Alexander. Panggil saja dia Aline.

Gadis itu tengah berdiri mematung di sebuah tempat yang sangat indah. Sejauh matanya memandang, tempat itu dipenuhi oleh hamparan rumput hijau yang sangat segar dan indah dipandang mata. Sebuah dunia yang sangat indah, dimana kau bisa menemukan kupu-kupu, bunga-bunga, burung-burung, dan makhluk-makhluk aneh nan luar biasa lainnya tengah hidup di dalamnya. Sebuah cahaya nan terang benderang kemudian menuntun langkahnya untuk terus berjalan mengarungi dunia baru yang disebutnya sebagai dunia alam mimpi.

'Indah sekali...' Begitu batinnya.

'Semuanya seolah tertata rapi'. Tambahnya lagi.

Ia berjalan dan terus berjalan sampai pada akhirnya ia melihat segerombolan anak seusia dirinya sedang berlatih sesuatu. Mungkin lebih tetaptnya suatu ilmu beladiri. Kemudian ia berpikir sejenak.

'Apa yang sedang mereka pelajari? tampaknya aku belum pernah melihat ilmu beladiri semacam itu'

Tiba-tiba suara seseorang pun membuyarkan lamunannya kala itu.

"Hey!!! awas kau ingin mati ya?" Teriak lelaki seusia dirinya dari kejauhan.

"Ha apa? ada apa?" Aline pun hanya meresponnya dengan mulut menganga dan kaget bukan main.

"Jika kau tidak menghindar kau akan terkena angin puyuh itu."

"Angin puyuh? ja...jadi..itu..." Belum sempat ia mengucap kata terakhirnya langsung di sambung oleh anak laki-laki berambut pirang kekuning-kuningan tersebut.

"Ya., mereka sedang mempelajari elemen angin." Lanjut anak itu.

Belum sempat ia melanjutkan percakapannya dengan anak itu, tiba-tiba saja sesuatu mengguyur dirinya dari atas. Sontak saja ia pun kaget bukan main dan gelagepan setengah mati.

"Hah...hah..astaga apa ini? Banjirkah, tsunamikah? Oh tidak, mati aku!" Teriak dia sembari memutar-mutar tubuhnya ke sembarang arah.

"Dasar bodoh!!! ini sudah jam 6 tepat apa kau ini tidak ke kelas Aline?" Kata seorang teman sekamar Aline.

"Apa?!! jam 6??! seriuskah dirimu? kenapa kau baru sekarang membangunkanku hah!?" Jawab Aline sambil bangun dari tidurnya.

"Hah, kau ini masih untung kau ku bangunkan, daripada tidak?"

Daripada terus berdebat dengan salah satu sahabatnya ini Aline memilih untuk mengalah dan langsung pergi ke kamar mandi setelah membereskan tempat tidurnya yang basah oleh guyuran air sang teman.

"Hah, cepat sekali kau mandi sudah ganti baju pula, haha!" Ejek sahabatnya itu.

"Huh.., katanya kau suruh cepat-cepat, kau ini bagaimana sih li."

Mirror: The Signal of Two DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang