"Em...Ica, Lia, aku ingin bicara sebentar pada kalian berdua." Kata Aline tiba-tiba pada mereka berdua.
"Hn... katakan saja, nyam..nyam..." Balas Ica sembari mengunyah makanannya.
"A... kau tahu entah kenapa akhir-akhir ini ada serentetan kejadian aneh yang menimpaku. Seperti...." Katanya terpotong oleh Lia.
"Seperti apa?" Sahut Lia menerobos kalimat-kalimat Aline.
"Seperti, aku bermimpi tentang sesuatu yang sangat aneh sekali dan dimimpiku aku bisa mengeluarkan api dari tubuhku. Lalu, keesokan harinya aku bisa mengeluarkan api itu dan kau tahu kejadian 5 hari yang lalu ketika aku ada di lab kimia?"
"Ya... aku ingat tiba-tiba kertas yang ada di tanganmu terbakar kan? Kupikir itu adalah sebuah kecelakaan biasa karena adanya reaksi kimia dari spiritus dan alkohol." Kata Ica menambahkan.
"Eh, tunggu tapi bukankah pada saat itu, posisi Aline tidak berada di meja percobaan? diakan berada di meja di depan meja percobaan, dan dia sedang menulis, kan?" Kata Lia balik.
"Ya, kau benar li, dan seolah tiba-tiba saja pada saat itu tangan ku merasa panas, dan terbakarlah kertas itu. Dan anehnya ketika aku berada di kamar mandi, aku seperti mendengar sesuatu, dan semenjak saat itu suara-suara aneh yang aku dengar di kamar mandi kala itu selalu saja datang menghampiriku."
"Hmm....begitu ya? mangkanya aku dan Lia seperti ada sesuatu yang janggal denganmu akhir-akhir ini. Lalu, bagaimana lanjutannya?"
"Dan yang anehnya lagi, kemarin malam ketika aku berada di atas atap asrama, aku bertemu dengan seorang gadis bernama Karina Venus O'dessa. Kalian kenal mereka."
"Tidak...tidak...., aku sama sekali belum pernah dengar nama itu, iya kan li?" Kata Ica sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tapi ngomong-ngomong, ngapain kamu ke atas atap asrama malam-malam begitu? bukankah kamu seharusnya sudah tertidur pulas?" Tanya Lia.
"Itulah.....aku tidak bisa tidur pada malam itu, jadi aku pergi kesana dan tiba-tiba bertemu dengan gadis itu. Apa kalian percaya dengan semua ceritaku tadi?" Kata Aline.
"Sebenarnya aku masih sedikit ragu dengan kekuatan apimu itu." Kata Lia.
"Baiklah jika kalian tidak percaya, aku bisa menunjukkannya, ah selain itu aku juga tiba-tiba saja mendapatkan kekuatan untuk menggerakan barang sesuka hatiku. Dan lihat ini." Kata Aline sembari mempraktekan apa yang dibicarakannya dengan kedua temannya itu. Dan Alhasil mereka berdua hanya bisa melongo melihat hal-hal aneh yang dibuat salah satu sahabat karibnya itu.
"Astaga Aline, itu sungguh luar biasa!" Seru Ica.
"Ya, kami berdua percaya padamu." Kata Lia yang disertai anggukan dari kepala Ica.
Ketika jam sekolah telah berakhir semua murid segera pergi berbondong-bondong keluar dari kelas mereka masing-masing, dan segera menjalankan rutinitas-rutinitas sore mereka masing-masing. Namun, tidak dengan Aline, ia memilih untuk tetap duduk sendiri di bangku kelasnya. Menyadari kini kelasnya sudah kosong tak berpenghuni Aline hanya bisa memejamkan mata dan menarik nafas panjangnya. Dia memilih untuk menghabiskan waktu selama bermenit-menit untuk merenungkan semua kejadian-kejadian yang menimpanya.
Karena keadaan kelas sudah sangat sepi dan sunyi, maka ia memilih untuk mempraktekan kekuatan-kekuatan yang diperolehnya secara tiba-tiba. Untuk hal api, ia tidak menggunakan itu secara sepenuhnya. Hanya kobaran-kobaran api kecil saja yang ia praktekan, karena ia tak mau ambil resiko jika tiba-tiba kelasnya terbakar. Tanpa sengaja pada saat ia sedang mencoba kekuatannya tentang mengendalikan barang sesuka hatinya. Tanpa sengaja suara seseorang berhasil mmebuat dirinya kaget, dan otomatis menghentikan aktivitasnya kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror: The Signal of Two Dragons
FantasyMenceritakan tentang seorang gadis Bernama Aline yang merupakan keturunan terakhir Alexandria. Sebuah keturunan yang kedatangannya sangat dinantikan di Dunia Cermin, sebuah dunia dimana sihir dan fantasi ada dimana-mana. Berabad-abad yang lalu sebua...