---***---
"Hey!!! Tunggu dulu. Ada apa ini? kau mau membawaku kemana Karin!" Seru Aline.
Bukannya menghentikan langkah, Karin justru tidak menggubris perkataan Aline sama sekali. Gadis berambut pirang itu bahkan terus menarik tangan Aline, membuat sang gadis Alexander terpaksa mengikuti kemana perginya salah satu temannya ini.
Tiba-tiba Karin melepaskan pegangan tangannya terhadap Aline dan menyuruhnya berjalan masuk ke dalam sebuah rumah besar yang sangat unik. Sepi. Itulah kesan pertama yang muncul di benak Aline. Mereka pun terus berjalan dan berjalan hingga akhirnya Karin menghentikan langkah Aline. Aline mencoba untuk menatapi sebuah pintu kayu besar yang berada di hadapannya. Diatasnya bertuliskan "Blade Shine".
"He? apa? apa maksudnya dengan Blade Shine? apa itu nama orang?" Tanya Aline bertubi-tubi.
"Ah sudahlah, pertanyaannya nanti saja." Balas Karin yang kemudian menggandeng tangan Aline dan menuntunnya masuk.
Zrrsh....
Sebuah pedang meluncur sempurna dan menancap pada sebuah dinding kayu. Aline pun bergidik ngeri melihat pedang yang menancap tersebut. Ia pun menghela nafas sebentar dan bersyukur karena pedang itu tidak mengenai kepala kesayangannya.
"Astaga apa-apaan dengan ini semua!!!" Kata Aline sedikit frustasi.
"Eh kau Karin? wah apa kabar." Tanya seseorang laki-laki seumuran dengan Karin berjalan menuju Karin.
"Ah aku baik-baik saja kok, lalu bagaimana denganmu Nox?" Tanya Karin balik.
"Sama aku juga baik kok!" Jawab seseorang berambut hitam raven dan memiliki mata sipit yang telah diketahui bernama Nox tersebut.
"Hey kalian ini dan kau... kau ini bagaimana sih? kau hampir membuatku mati tahu dan kau tahu pedangmu itu hampir menancap di kepalaku!" Bentaknya pada seseorang yang bernama Nox tersebut.
"Eh? apa? aduh maaf ya, aku tak sengaja lagian aku kan baru belajar. Hehehe." Jelas orang tersebut.
"Apa kau bilang? baru belajar? setidaknya kan kau bisa hati-hati. Bodoh!" Katanya ketus.
"Aduh..., sudah... sudah, kalian ini seperti anak kecil saja." Lerai Karin. Kemudian Karin membawa Aline kepada seseorang yang tengah memakai baju panjang seperti dress tapi bukan dress.
"Um halo Guru Blade lama sekali ya kita tidak bertemu. Ngomong-ngomong aku punya murid baru untukmu." Kata Karin pada sosok pria berumur sekitar 45 tahunan yang memiliki badan tinggi besar berotot, berperawakan seperti instruktur tentara, dan berpotongan layaknya seorang tentara juga.
"Hm....., murid baru ya? kurasa aku sudah tak menerima murid baru lagi. Murid disini sudah cukup banyak." Kata orang tersebut sembari menoleh kearah mereka dan berkata dingin.
"Eh? apa? muridmu kan hanya 19 orang saja, jika ditambah satu orang lagi kan tidak masalah guru."
"Hm... apa kau bilang? tidak masalah? kau pikir perguruan ini adalah perguruan biasa yang senenaknya saja dimasuki oleh orang-orang yang tak berkepentingan, perguruan ini hanya diperuntukkan oleh orang-orang yang dikhususkan oleh Raja Lucis." Jelasnya datar.
"Apa kau bilang? Aline bukan termasuk orang yang berkepentingan? kesini biar aku beritahu dirimu guru." Kata Karin yang kemudian membisikkan sesuatu kepada sang guru.
"Hm.....,begitu rupanya. Baiklah kalau begitu maafkan aku atas kelancanganku. Baiklah aku akan menerimamu dan akan mengajarimu penggunaan pedang dasar." Kata sang guru.
"Oh ya aku lupa memberitahu namaku padamu. Aku adalah Blade Shine orang-orang sering menyebutku Blade tapi kau cukup memanggilku Blade, atau Master Blade." Tambah sosok pria yang memiliki suara baritone yang sangat khas dan unik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror: The Signal of Two Dragons
FantasyMenceritakan tentang seorang gadis Bernama Aline yang merupakan keturunan terakhir Alexandria. Sebuah keturunan yang kedatangannya sangat dinantikan di Dunia Cermin, sebuah dunia dimana sihir dan fantasi ada dimana-mana. Berabad-abad yang lalu sebua...