Chapter 8: Serangan tak Terduga

14 1 0
                                    


Matahari semakin meninggi dan semakin panas. Segerombolan orang tengah berlatih di sebuah padang rumput hijau yang terbentang luas. Tak jauh dari tempat itu terlihatlah serentetan pegunungan hijau yang membuat indah pemandangan. Terlihat beberapa anak seumuran dengan Aline tengah berlatih dengan seseorang lelaki paruh baya yang tengah mengenakan jubah putih panjang dan berambut putih panjang juga.

"Hey kalian berempat ayo cepat kesini!" Teriak Denis dari kejauhan.

Setelah mendengar teriakan Denis dari kejauhan mereka berempat pun langsung mempercepat langkahnya dengan berlari. Untung saja sang guru tidak memarahi mereka berempat. Memang, orang yang sering dipanggil guru oleh mereka semua adalah tipe orang yang periang dan santai. Anak-anak sangat menyukainya. Dan sang guru tersebut diketahui bernama Guru White Grey. Mereka memanggilnya begitu karena setiap kali guru ini mengajar selalu saja mengenakan sesuatu yang berunsur putih.

"Hm.....jadi kau pasti adalah orang yang bernama Aline bukan?" Tanya Guru Grey dengan tatapan penuh senyum ramah pada Aline.

"Ya, aku Aline. Kenapa kau bisa mengetahui namaku?" Tanyanya penasaran.

"Anak-anak disini sering membicarakan namamu. Sekalian itu, aku bisa melihat sosok Alexander pada dirimu Al." Jelas sang guru dengan senyuman yang tersunngging di wajahnya.

"Baiklah, kurasa sekarang saatnya aku untuk melatih kekuatan alamiahmu. Kudengar dari Karim, kau memiliki elemen dasar api dan air bukan? selain itu juga aku dengar kau bisa mengendalikan benda-benda disekelilingmu dengan semaumu bukan?" Tambah Guru Grey.

"Ya, begitulah." Jawabnya singkat.

"Hm.... tampaknya sekarang tugasku untuk melatihmu dan memberimu ilmu tambahan. Kau tahu aku adalah salah satu spesialis elemen disini. Baiklah mari kita mulai saja latihannya." Kata Guru Grey dengan menunjukkan senyuman penuh kebanggaan.

"Sekarang tunjukkan padaku kekuatan api yang kau miliki!" Perintah Guru Grey.

Setelah mendapat komando dari sang guru Aline pun langsung mengeluarkan kobaran api dari kedua tangannya. Kemudian ia mencoba untuk memainkan kobaran api yang ada di tangannya.

"Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?" Tanya Aline masih memainkan kobaran-kobaran api yang berada di kedua tangannya.

"Lakukan saja itu. Lalu setelah kurang lebih 5 menit kau melakukannya, maka aku akan menantangmu dalam penggunaan apimu." Jelas sang guru.

"He? 5 menit? itu cukup lama!"

"Jangan mengeluh, aku menyuruhmu melakukan itu adalah untuk pemanasan." Kata Guru Grey.

Setelah kurang lebih 5 menit ia bermain dengan kobaran apinya, ia bersiap untuk melawan Guru Grey yang sudah berdiri tegap dihadapannya. Ditatapnya sang guru dengan pandangan tajamnya. Tanpa menunggu aba-aba dari sang guru, Aline langsung berlari dan berusaha untuk mengenai sang guru. Namun, tiba-tiba saja Guru Grey menghentikan langkahnya.

"Tunggu! Tampaknya kau sangat terburu-buru sekali ya?" Kata Guru Grey padanya.

"Ha? kenapa tiba-tiba guru menghentikanku?" Tanya Aline penasaran.

"Aku belum membacakan aturannya untukmu." Jelas Guru Grey sekali lagi.

"Baiklah. Peraturan pertama adalah kau boleh menggunakan seluruh kekuatanmu untuk melawanku baik yang baru kau pelajari ataupun kekuatan alamiahmu. Kedua, kau dianggap menang dari pertarungan ini jika kau berhasil mengambil badge ini dariku dan menghancurkan badge ini tanpa menggunakan kekuatan apimu. Ketiga, kau harus berhasil melakukannya sebelum benda kecil yang ada di punggungmu berbunyi dan meledak. Kau sanggup Aline Alexander?" Tanya sang guru sembari menunjuk kearah benda di balik punggung Aline.

Mirror: The Signal of Two DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang