friends, heh?

9.2K 636 109
                                    

Disclaimer : MK
Chast : Sasuke, Naruto and other
Rated : T
Warning : male!Naru, yg merasa nggak suka bromance silahkan tekan tombol back.
Oneshoot yang dibikin atas 'permintaan' paling menghantui, temen chattingan saya : Beqguelsaaiaz

Nih, jeng. Lunas ya! Saya tunggu fic femNaru darimu~ kwakkwak


.
..

Simpul dasi dilepas, dan dua kancing teratas ia buka dengan kasar. Pekerjaannya belumlah selesai, tapi lelah yang memaksanya berhenti dan mengambil rehat. Kaki jenjangnya melangkah menyusuri koridor kantor, dengan langkah yang terkesan terburu-buru, lelaki itu tak menghiraukan beberapa orang yang ia lewati menyapanya. Sampai pada sebuah kantin, langkah kakinya memelan dan benar-benar berhenti di depan etalase.
"Bi, seperti biasa." Ujarnya pada seorang wanita paruh baya yang berdiri di balik etalase.
Seperti telah mengerti pesanan si pelanggan, tangan cekatannya menarik mangkuk dari rak di sudut ruang yang lain, membawanya pada meja dan meracik bahannya. Tak lama semangkuk besar ramen telah siap bersama teh hijaunya.
Lelaki dengan rambut pirang cepak tersenyum lebar, giginya yang gisul terlihat ketika bibirnya terangkat, beberapa wanita yang sempat melihat menahan nafas mereka. Tidak dapat dipungkiri, bahwa lelaki bertubuh ideal dan berbahu tegap itu begitu mempesona. Dia memiliki senyum menawan, sikap yang ramah dan wajah yang manis, tentunya bukan manis seperti seorang wanita, tapi lebih pada manis yang mendebarkan hati para wanita. Namanya Naruto, seorang manager di bagian pemasaran.

"Uh, Naruto- kun. Maukah kau duduk bersama kami?" Sebuah suara yang lembut menyambut pendengaran lelaki itu ketika melewati sebuah bangku berisikan tiga orang gadis. Naruto menoleh, memperlihatkan pendar indah dari kedua mata birunya. "Eh, boleh. Kalian dari bagian produksi ya?" Suara berat membalas ringan. Sontak gadis gadis itu memekik senang, mereka tidak menyangka jika Naruto, sang pangeran perusahaan mau menanggapi permintaan kecil mereka. Dengan penuh semangat, salah satu dari mereka bergeser, memberi ruang bagi pria itu untuk mengambil tempat. Naruto sendiri nyaris mendudukkan diri saat tiba-tiba saja kerah belakangnya tertarik kasar membuatnya setengah berdiri.

Aura suram merambat, menyentuh kulit setiap orang yang berada satu ruangan dengannya, menyebabkan bulu roma berdiri dan punggung terasa dingin. Tak ada yang berani bergerak meski hanya seinci, bila Naruto di kenal sebagai pangeran perusahaan, maka pria berambut hitam yang memiliki wajah paling dingin seantoro Konoha di belakang Naruto itu adalah Rajanya. Pemilik Perusahaan Buku, Uchiha corp.
"Sudah kubilang untuk datang ke ruanganku istirahat siang ini, idiot!" Datar, penuh penekanan, intimidasi level satu. Naruto mendengus, meletakkan nampannya ke meja dan menyentak kasar tangan putih boss- nya.
Dari sekian banyak orang di perusahaan, hanya dialah yang berani menentang CEO muda paling galak itu. Tentu saja, dengan embel-embel sebagai teman dari waktu orok, membuat rasa takut Naruto dengan deathglare Sasuke semakin terkikis hingga hilang sepenuhnya.
"Chk! Saya lapar, tuan. Apa anda tega kalau perut saya berbunyi nyaring secara terus-menerus saat rapat dengan anda nanti?" Tubuh tegap berbalik, menghadap pada tubuh ramping berbalut jas kerja tuannya.

"Kau pikir aku sendiri tidak lapar, hah?! Cepat tinggalkan makananmu, kita keruanganku!" Bentakan keras mengagetkan semua orang, kecuali Naruto yang dengan kesal menatap pria yang lebih tinggi darinya itu dengan mata melotot.
"Dasar, galaknya amit amit deh.." gumam Naruto begitu bossnya telah berbalik pergi.

Sebelum beranjak, Naruto menyempatkan diri menyuap dengan sesendok ramen pada mulutnya sampai penuh. Dan tersenyum manis pada para pekerja di sana sebagai tanda permintaan maaf. Aura suram berganti dengan cepat, dan kedua pria paling berpengaruh itu telah menghilang dari balik pintu kantin. Menyisakan orang-orang yang mengambil nafas lega dan kembali pada aktivitas mereka.
.
.

Friends, Huh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang