X friend 7

1.4K 175 7
                                    

Disc : MK

.

Cahaya remang dari sorot lampu balkon masuk ke celah ventilasi, juga melalui kaca besar di jendela. Dalam ruangan yang bergaya klasik, dengan perabotan mahal di dalamnya, terlihat lima orang pria saling berdiam diri.

Pada sebuah sofa tunggal, pria muda berciri khas layaknya matahari, duduk dengan punggung sedikit membungkuk. Sepasang kornea birunya mengawasi bagaimana gerak gerik yang diperlihatkan sang lawan, sedang belah bibirnya terus terkatup rapat menahan desisan akibat rasa perih yang ditimbulkan dari luka sayatan pada pergelangan tangan kanan yang mengeluarkan banyak darah hingga mengotori sekitarnya, bahkan bajunya. Walau telah dibebat sedemikian rupa, tetap saja darah itu mengalir meski sedikit.

Di belakang pria bermanik biru itu, terlihat pria lain bertubuh besar mencengkram pundaknya. Memaksa ia tetap pada tempat duduk agar diam dan tidak membuat keributan. Sedang di hadapan, pria dengan rambut panjang duduk santai namun elegan dengan segelas cairan merah kental tengah dimainkan penuh kesenangan. Dua lainnya masih diam dan pasif menunggu saat-saat yang menarik.

Hela nafas mengudara, Naruto tidak menyangka jika Gaara benar-benar menjebaknya. Dia tidak berubah, bahkan si blonde tidak mengenal kembali siapa bocah itu, karena di otaknya hanya tersimpan rencana jahat tentang menyiksa kaum manusia. Ini adalah tempat persembunyian Itachi bersama dua vampir murni lainnya. Ia tidak bisa kabur meski mengerahkan segala tenaga sekalipun. Dan ia juga tidak bisa mengorek rencana apapun itu yang si pemimpin vampir susun.
"Ssshhh.." Desah nikmat terdengar, tepat setelah Itachi untuk kesekian kalinya berhasil meloloskan seteguk cairan dalam gelas ke kerongkongan. Mengurangi rasa membakar yang telah ia derita sejak pertemuan terakhirnya dengan si manusia berbau Omega.

Naruto mengernyit, sedikit jijik karena pemandangan itu tidak rasional. Apakah senikmat itu sampai mengeluarkan suara aneh?
"Aku tidak mengerti. Kau menculikku hanya untuk segelas darah?"

Lirikan mata tajam berwarna merah terarah tajam, Naruto sedikit berjenggit meskipun tak kentara. Dari sepasang safirnya, ia dapat melihat seringai Itachi terbentuk sangat lebar.
"Sepertinya kau salah paham. Aku tidak menculikmu, aku mengundangmu sebagai tamu kehormatan."

"Dengan membawaku paksa?"

"Hahaha, aku hanya berfikir kau tidak akan mendatangiku baik-baik, makanya aku mengutus Kisame."

"Jadi untuk apa? Memotong nadiku dan mengambil segelas darah hanya untuk mengobati rasa haus darahmu?"

"..." Gelas tinggi yang masih terisi setengah darah digoyang perlahan, Itachi menyandarkan pipi kirinya pada kepalan tangan. Sedang manik merahnya memancarkan tatapan tak terbaca, "Salah satunya. Lebih dari itu aku ingin memberimu sebuah penawaran."

Netra biru terbelalak. Bersamaan dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya, teriakan kesakitapun tak terelakkan. Kisame melepaskan cengkeramannya begitu punggung si pirang menghantam sandaran sofa dengan kasar. Berkelebat bayangan mengerikan tentang dunia yang akan Itachi ciptakan memasuki pikiran sang blonde, tentang bagaimana dunia akan dirubah sesuai keinginan si vampir abadi, yang menciptakan ketakutan, kengerian serta rasa putus asa bagi setiap ras di bumi.

Rasa sakit pada pergelangan tangan dilupakan dengan mudah, saat ada yang lebih menyakitkan pada bagian kepala, pada pikirannya. Naruto merintih, memejam mata sangat kuat dengan tubuh bergetar hebat. Jemarinya pun kian memucat tatkala cengkraman kuat ia arahkan pada lengan sofa, tak peduli pembuluh nadi dan arterinya menenggang dan muncul ke permukaan kulit.
"Aaakkhh.. Sshhh.. si, sial Itachi. Tidak bisakah kau memasuki pikiranku dengan lembut.." Desis Naruto di sela ia berusaha menetralkan sakitnya.

Friends, Huh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang