X Friend 2

2.5K 258 8
                                    

.
.

"Kau oke?" Naruto meraih tubuh besar serigala Sasuke. Yang tergeletak tepat setelah Itachi menghilang. Tak peduli bahwa luka di lehernya terasa perih dengan banyak darah mengalir turun membasahi kemeja di balik mantel.

"Diamlah, aku hanya lelah." Mendesah pelan, Sasuke merubah kembali wujudnya. Dan menyamankan diri untuk memejamkan mata.
"Jangan tidur, Sasuke. Kita harus membawa pewaris Sabaku ke rumah."

"Biarkan aku tidur sejenak." Lengan kanan diletakkan di atas mata, terpejam tenang tanpa peduli bahwa ia setengah telanjang. Jaket kulit serta kaos hitam yang tadi dikenakan, sudah hancur akibat perubahan wujud yang pria itu lakukan.

Kekhawatiran tercetak jelas pada paras berahang tegas Naruto. Khawatir dengan keadaan vampir baru yang masih di tinggalkan di ruang kamar dalam keadaan pingsan. Ia lekas menggoyang bahu lelaki di pangkuan, tapi tak berhasil membuat si kepala hitam menggerakkan badan. Si pria berambut hitam dengan banyak luka pada tubuh itu malah semakin tenggelam dalam gelap.
"Kita tidak tahu kapan dia bangun dan menyerang, Sasuke. Adaptasi perubahan wujud membutuhkan waktu lama, ia akan menjadi liar sebelum normal dan menentukan pilihannya." Jelasnya disaat Sasuke sama sekali tidak peduli.

"Kalau begitu aku tinggal membunuhnya." Balas si pria hitam ketus.

Naruto hampir saja menarik paha yang digunakan Sasuke untuk merebahkan kepala, tapi urung karena tubuhnya seperti mati rasa.
"Tidak, Sasuke. Kau tidak berhak merenggut nyawanya."

"Idiot, kau terlalu arogan, Naruto."

.
.
.

Ruangan berdesain khas eropa dengan pilar besar sebagai penyangga begitu terang benderang. Seorang pria yang mengenakan mantel hitam panjang semata kaki duduk di sebuah sofa tunggal. Meski lelah, wajah itu tetap kaku dan pasif, tidak ada tanda-tanda bahwa ia peduli dengan rasa sakit di sekujur tubuh. Rasa haus yang membakar masih ia rasakan, sangat sakit dan membuat dadanya panas.

Meminum beberapa teguk darah tidak bisa menghilangkan dahaga yang melanda, apalagi saat darah yang begitu diinginkannya tidak bisa ia cicipi setegukpun. Itachi menghela nafas. Melihat tanpa batas pada benda-benda di depannya.

Salah seorang petinggi di negara Kiri melihat dengan pandangan aneh ketua mereka. Tapi tidak bisa mengajukan pertanyaan karena bukan saatnya.

"Tuan, kenapa anda tidak membiarkan saya membawa Sabaku muda?" Pertanyaan sarat keingintahuan dilayangkan dari pria muda berambut merah. Itachi sedikit bereaksi dengan menaikkan kedua alis.

"Aku punya rencana sendiri." Balas si tuan singkat. Petinggi Kiri tetap diam di sofa seberang dan tidak berniat menimpali karena tugasnya hanya mendengar dan melaksanakan perintah. Tiga orang bertubuh pucat itu bukanlah sebarang orang yang dapat dilawan, karena mereka vampir darah murni. Kekuatannya tentu lebih besar dan kuat dari manusia biasa.

"Dengan membiarkan si pembaca pikiran membawanya, bisa menjadi alasan boss untuk mendatangi mereka. Pintarlah sedikit, Sasori."

"Aku tidak bertanya padamu, Kisame!"

"Diamlah kalian!" Gelegar suara keras menghentikan debat yang akan terjadi. Itachi nampak kesal karena istirahat yang ia lakukan benar-benar tak berhasil menghilangkan dahaga.

Ditatapnya dua orang tangan kanan, yang berdiri bersisian di dekat pilar besar. Memberi mereka perintah non verbal yang langsung di mengerti mereka.

"It's show time!" Seru Sasori sebelum keluar ruangan diikuti Kisame.

Pandangan beralih pada seorang petinggi, senyum bisnis dilayangkan, dan orang bernama Orochimaru itupun membalas dengan senyum yang sama.
"Kupikir anda akan tetap mendiamkan saya."

Friends, Huh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang