Be (somebody) Pet

615 39 0
                                    

Setelah selesai membuat makanan. Ify ikut duduk di samping Rio dan memakan masakannya dengan lahap.

“Enak Fy?” tanya Rio. Ify menganggukan kepalanya dengan mulut penuh nasi. Rio meneguk ludah dalam-dalam.

“Buat gue mana Fy?”

“Tau genteng kan?” tanya Ify setelah menelan makanannya. Rio mengangguk.

“Makan aja, pasti bikin lo kenyang,” Ify kembali menikmati masakannya sementara Rio sudah meremas bantal yang ada di sampingnya.

“Adek sialann,” gumam Rio hampir berbisik.

“A aa, gue denger loh. Mau gue aduin ke Om nih?”

“Dasar tukang adu,” sindir Rio.

“Enaknyaaaaa,” Ify bersendawa dengan sangat keras dan membuat Rio menatapnya jijik.

“Ditutup kek, gak sopan.”

“Yayayaya whatever,” balas Ify malas. Ia kemudian mengganti chanel Tv.
Krkkkkk..

Ify menatap Rio yang justru memalingkah tubuhnya. Ia menahan tawa yang hampir meledak.

“Cacing-cacingnya minta diisi ya Yo? Haha.” Akhirnya Ify sukses mengeluarkan tawanya dengan sangat keras. Suara perut Rio benar-benar lucu, menurutnya.

“Berisik,” kata Rio.

“Gue buat omelet dua, yang satu ada di dapur. Makan sana,” Ify tertawa kecil melihat Rio yang langsung mengambil piring di dapur.

“Kak Riooo, pelan-pelan ya makannya, haha.”

+++

Pagi yang cerah namun tak secerah hati Ify. Mamanya akan pergi meninggalkannya dalam waktu yang tak tentu. Ia bukan anak yang manja. Tapi Mamanya lah yang selama ini menemaninya dan sekarang Mamanya akan meninggalkannya. Tentu saja ia sedih. Ia melirik Rio yang tengah diberi wejangan oleh Papanya.

“Fy, sini!”

Ify berjalan ke arah Mamanya . Mamanya membelai lembut rambut Ify.

“Ify sayang, jaga diri baik-baik ya. Kasih kabar tiap hari, kalo ada apa-apa telpon Mama.”

“Iya Ma,” jawab Ify sembari tersenyum.

“Mama sayang Ify,” Mama Ify mencium kening Ify cukup lama hingga Papa Rio menghampiri Ify dan Mamanya.

“Ayo Gin berangkat,” kata Papa Rio. Rio berdiri di samping Papanya dengan seragam yang sudah terpakai rapi. Ia tersenyum pada Ify dan disambut dengan senyuman dari bibir mungil Ify.

“Inget pesan Papa ya Yo, jaga adek kamu baik-baik. Nah Ify, kalo Kakakmu nakal nanti bilang ke Om ya,”

“Siap Om,” Ify memberi hormat pada Papa Rio.

“Jaga Ify baik-baik ya Yo,”

“Iya Tante,” balas Rio sopan.

“Mama berangkat dulu, seeyou sayang,” Mama Ify dan Papa Rio memasuki mobil pribadi milik kantor. Dari jendela, Mama Ify melambaikan tangannya ke arah Ify. “Jangan lupa yang di laci!” teriak Mama Ify.

Rio dan Ify masih berdiri berdampingan. Mereka memandang jalanan yang berada di depan rumah Ify. Hembusan nafas berat keluar dari mulut mereka secara bersamaan.

“Fy, jadi adek yang nurut ya,” kata Rio yang belum bergerak sama sekali.

“Cuma satu permintaan gue Yo,”

“Apa?” tanya Rio.

“Gue gak mau jadi adek yang nurut,” Ify meninggalkan Rio yang sudah memasang tampang idiot .

Because I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang