I Grow to Like You

653 35 0
                                    

“Yo jangan lupa traktir gue es krim. Inget perjanjian lo kemarin yang katanya bakal traktir gue es krim yang banyak kalo gue menang main basket,”

“Haha, iyaiya. Masih inget aja lo,” Rio mengacak rambut Ify. Shilla yang melihat keakraban antara Rio dan Ify menjadi iri. Ia berandai-andai dapat mengganti posisi Ify dan mendapat perhatian dari Rio –lagi-.

“Plis Yo jangan ngacak-ngacak rambut gue lagi,” Ify menyingkirkan tangan Rio dari kepalanya.

“Abis lo itu gemesin sih. Lihat tuh muka elo, dagunya kayak mak lampir,”

“Gini-gini lo perhatian sama gue kan,” Ify menaik turunkan alisnya dan mengedipkan sebelah matanya.

“Perasaan lo aja,”

Ify hendak membantah namun suara seseorang yang memanggilnya membuatnya bungkam.

“Ify!”

“Hai Alvin!” balas Ify pada laki-laki bernama Alvin. Rio menatap Ify dan Ify tahu betul apa maksud dari tatapan Rio itu. “Like you and Shilla,” kata Ify pada Rio.

“Kapan nih main basket lagi? Sejak lo bilang mau punya kakak baru lo gak pernah main lagi ke rumah gue,”

“Ify gak boleh main!” kata Rio tegas.

“Lo siapa?” tanya Alvin pada Rio. Ify memberi kode untuk Alvin melalu alisnya yang naik turun. Alvin mengangguk mengerti. “Oh jadi lo kakak tiri nya Ify,” Alvin manggut-manggut paham.

“Yaudah nanti malem gue ke rumah lo ya, kita main PS punya gue,”

“Eng-gak-bo-leh!”

“Lo kenapa sih Yo?” tanya Ify bingung.

“Nanti malam Ify mau belajar,” Rio tak menggubris Ify yang bingung dengan sikapnya. Ia justru memandang Alvin tak suka.

“Lo itu kakaknya Ify apa pacar Ify sih?” Alvin yang tadinya bersikap biasa terhadap Rio menjadi kesal sendiri.

“Karena gue kakak Ify makanya gue protective sama dia,” jawab Rio.

“Yaudah deh Fy gue mau ke lapangan dulu, ini Cuma mau beli minuman doang. Duluan ya Fy, hati-hati sama kakak lo.”

“Apa maksud lo?” Ify menyipitkan matanya melihat mata Rio yang menyala. Sejak awal kemunculan Alvin, Rio sudah melihat sahabatnya itu dengan pandangan tak suka.

“Yah, siapa tau dibalik perhatian lo ke Ify itu ada sesuatu yang terselubung. Kalian emang kakak adek, tapi ingat. Ada kata ‘TIRI’ di akhir status kalian,” Alvin benar-benar meninggalkan kantin setelah mengucapkan kalimat tersebut. Agni dan Sivia terus bungkam tak ingin terlibat dalam urusan Ify-Rio-Alvin. Sementara Shilla sudah menahan diri untuk tidak membantah setiap larangan Rio untuk Ify.

“Lo care banget ya sama Ify,” Akhirnya Shilla mengemukakan pendapatnya setelah sekian menit tak membuka suara.

“Lo cemburu?” Agni sudah melihat gelagat aneh Shilla sedari tadi. Bahkan fikiran tentang ‘Shilla suka dengan Rio’ sudah muncul sejak pertama kali ia melihat tatapan mata Shilla untuk Rio.

“Ce..cem..buru? Cemburu? Haha ya gak lah, kita kan udah sahabatan sejak lama,”

“Lo Agni kan? Haha, masa iya Shilla suka gue,” kata Rio sembari menyikut lengan Shilla. Shilla tertawa hambar dan mengangguki ucapan Rio. Ify tersenyum tipis melihat tawa Shilla yang tidak tulus.

+++

Meja Ify penuh dengan berbagai jenis es krim. Cokelat, strowberry, vanilla dan masih banyak rasa yang lain. Ify tersenyum puas meliaht begitu banyak es krim yang di dapatinya.

Because I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang