0.0 Prolog

1.3K 115 25
                                    

Entah harus ku syukuri atau ku benci keadaan ini?

Mereka berlomba mengajakku dengan manis, lalu membuangku dengan mudahnya. Aku tak bisa membedakan mereka yang tulus melindungi atau hanya pura-pura melindungiku.

Terkadang aku ingin hidup normal seperti mereka, tapi dengan bodohnya mereka malah ingin sepertiku—

Aku tak bisa mengontrol keadaanku, untuk itu jangan mendekatiku.

Tapi, jika kau ingin benar-benar membantuku dengan tulus, menstabilkan semua ini! Semua yang tanpa kukehendaki melekat erat dalam jiwaku.

Jika memang kau bisa membantuku mewujudkannya, akan kuberikan apapun untukmu meskipun yang kau mau adalah cintaku untuknya.

"Yak! Park Jiyeon, kau tidak kuliah?" pekik seorang pria tampan padaku, dia satu-satunya pria baik hati yang membuatku jatuh cinta, tapi sayangnya dia sahabatku. Kau tahu rasanya jatuh cinta dengan seseorang yang menganggapmu sahabatnya? Aku sering mengungkapkan isi hatiku padanya, tapi ia selalu bilang padaku jika dia tak dapat melindungiku.

Kim Myungsoo! Kapan kau mau menerimaku?

"Kau melamun?" tanyanya.

"Aku malas," jawabku singkat. Pria bodoh! Dia pria bodoh yang bahkan sulit memahami ucapanku, dia tak pernah tahu jika maksudku adalah bergelayut manja di punggungnya.

"Ya sudah, tinggal kedipkan saja matamu, kau bisa sampai kampus kan?" ucapnya dengan mudah. Gila saja, aku pernah melakukan seperti yang ia ucap, bukan pujian yang kudapat, aku malah mendapat label pesulap karena tiba-tiba muncul di atas meja dosen saat beliau menjelaskan materi kuliah di depan kelas.

Setelah kejadian itu aku sering diminta memata-matai kekasih para mahasiswa tempatku kuliah, bukan hal sulit bagiku, tapi aku sering terbawa perasaan karena beberapa kali melihat adegan yang membuat nafsuku mendadak tak terkendali.

"Tidak, aku malas mendengar ocehan dosen hari ini," dalihku.

"Tapi, Jiyeon-ah! kau tak akan tiba-tiba pergi meninggalkanku seperti dua bulan lalu kan? Jujur aku takut kau meninggalkanku lagi."

***

Dua bulan yang lalu,

"Hai cantik, akhirnya kau sadar juga!" ujar pria bermata kecil padaku, senyum miringnya selalu tak ketinggalan. Membuatku ingin menerbangkan dan menjatuhkannya ke lantai hingga membuat kepala itu pecah, tapi sayang, kekuatannya hampir menyamaiku, aku bisa merasakan kekuatan itu yang mengisi atmosfer ruangan, hanya membuang energi saja jika melawannya tanpa trik.

"Jeon Jungkook," teriaknya memanggil seseorang.

Beberapa detik kemudian, pria berwajah mungil jalan menghampirinya.

"Anda memanggilku, Profesor?" tanya pria bertubuh indah itu.

"Kurung dia!" titahnya.

Segera kubuat pria bermarga Jeon itu terhempas ke lantai sejauh tiga meter akibat telapak tanganku yang kuarahkan padanya, bukan tanpa kekuatan, aku tak tahu bagaimana menyebutnya! Energi dalamku terkuras saat aku menggunakannya, itu yang saat ini dapat kuceritakan.

"Hahahaha," kekeh pria yang menitah Jeon Jungkook meledak, sepertinya ia senang melihat kekuatanku secara langsung.

"APA MAUMU?" Teriakku. Kini aku berdiri dengan tubuh lemahku.

"Gadis cantik, kau akan tahu jika kau mau menuruti kemauan kami," ungkapnya menghampiriku dengan langkah sombong. "Kau tau, semakin kau mengeluarkan kekuatanmu, semakin kau akan merasa lemah! Tempat indahku ini akan menyerap semua energi yang kau keluarkan sayang! Ahahaha."

Natural Strength || ᴾᴶʸ.ᴷᵀᴴ [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang