0.3

320 63 14
                                    

"JIYEON!?"

Brakkk brakkk brakkk!!

Aku mendengar suara benda keras membentur benda lainnya dalam mimpiku, ah tidak ini nyata! Aku berusaha mengangkat kelopak mataku perlahan. Tirai gelap penghalang sinar matahari masih tertutup seperti terakhir kali aku melihatnya semalam.

"PARK JIYEON!!"

Aku yakin kalian dapat menebak siapa pemilik suara bising ini. Tidak hanya berteriak dia juga dapat merusak pintu rumahku.

"Yak! Kenapa kau mengganti sandi pintu rumah mu sih?" teriak Myungsoo untuk kesekian kali. Jujur, aku kesal dengan sikap Myungsoo semalam. Aku tau dia memang mencemaskanku, tapi bagiku bersikap acuh dengan orang asing itu tindakan tidak terpuji.

"Yak, Diamlah! Aku lelah, pergi sana." teriakku dari dalam. Seenaknya saja menganggu tidur panjangku, dia juga telah merusak adegan romantisku dengan Taehyung, di dalam mimpi.

BRAKK BRAKK BRAKK!

Aku menyibak selimutku dengan kasar, aku yakin pria bermarga Kim itu kini pasti menggunakan kakinya untuk mengetuk pintuku. Bukankah itu menyebalkan!

Tiit tiit tiit tiit

Cklek!

Belum sempat aku menarik knop pintu kearahku, Myungsoo mendorongnya dengan kasar, Astaga ingin sekali aku menendang bokongnya. Sungguh dia membuatku kesal di pagi hari.

"Bersiaplah, kita ke pasar pagi ini." ucapnya sembari duduk di sofa depan TV tanpa menatapku. Terlihat seperti majikan yang kini sedang meminta pelayan untuk menuruti permintaannya.

Aku mendongak menghembuskan nafas dengar kasar, aku yakin si menyebalkan ini masih mendengar jelas rasa kesalku.

"Maaf Myungsoo Sayang! Jam 10 Nanti aku telah membuat janji  dengan seseorang." jelasku berjalan kearah kamar mandi.

"Seseorang? Siapa? Pria alien itu?"

"Mwo? Alien? Maksudmu Taehyung." jawabku mencari penjelasan. Ia mengangguk acuh, cih benar-benar menyebalkan.

"Jika kau menyebutnya Alien, lalu aku apa? Monster Bagimu?" tanyaku penuh emosi, kini Myungsoo menatapku dengan gelengan kuat. Aku tau apa maksudnya berkata seperti itu, tapi aku akan membuatnya menerima Taehyung sebagai teman baru kami.

Ia menggeleng takut, takut jika kata-katanya menyakiti hatiku.

"Myungsoo, aku dan Taehyung manusia aneh memang, termasuk Jungkook! Kami manusia minoritas diantara manusia normal, tapi kami khususnya aku juga punya hak untuk di hargai." jelasku penuh sandiwara. Myungsoo semakin panik melihatku murka, ia mendekati ku tapi aku melangkah mundur.

"Maaf Jiyeon!" ucapnya tulus, aku masih memasang ekspresi marah padanya, membuat ia semakin cemas.

Aku membalikkan badan memunggunginya. Tiba-tiba rasa hangat membalut tubuhku, kulihat tangan Myungsoo mendekap lipatan tanganku di perut dari belakang.

Aku mematung, demi Tuhan! Baru kali ini dia memelukku seperti ini.

"Yak! Kim Myungsoo!" sebutku lirih. Ia menenggelamkan wajahnya diantara rambut yang masih ku gerai. Ia hanya diam tak menjawab bahkan bergerak.

"Aku tidak ingin kehilanganmu. Tapi aku juga tidak dapat bersamamu." ucap Myungsoo.

Aku mengulang kembali ucapannya dalam pikiranku, apa maksudnya? Bagaimana inginnya? Dan kenapa dia selalu egois seperti itu?

"Bagaimana kau menanamkan dua keinginan dalam satu waktu!" sergahku datar. Aku bahkan merasakan keinginan untuk memiliki dari dekapan ini, ingin bersama dan tak ingin berpisah. Aku yakin!

Natural Strength || ᴾᴶʸ.ᴷᵀᴴ [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang