Jiyeon POV*
Satu minggu kemudian_
Aku diam. Aku lelah menangisi Myungsoo. Tapi entah kenapa hatiku berkata, jika aku bisa bertemu dengannya. Lagi.
Tak dapat kutahan. Bulir air mata yang sama mengalir kembali. Oh shit, kenapa air mata sialan ini tidak habis-habis sih.
Myungsoo! Aku seharusnya membencimu. Karena apa? Kau pergi meninggalkanku tanpa mengungkapkan perasaanmu, padaku.
Dalam tangis aku tertawa. Bodoh. Kenapa aku berpikir jika Myungsoo mencintaiku. Aku menyedihkan sekali. "Arrrrgh." Erangku.
Aku yakin, tidak ada yang mempedulikanku di taman ini. Toh siapa yang keluar rumah di tengah malam bersuhu dingin seperti saat ini?
Aku berhenti menangis. Mengusap kasar bekas air mata di pipi. "Yak, Myungsoo bodoh. Dengar! Aku berjanji tidak akan menangisimu lagi. Dan aku tidak akan memikirkan... Aisshhh." Dadaku sesak saat mengatakannya.
Apa gunanya kekuatan supranatural, jika mereka tidak dapat melindungi hati dari kata kecewa dan sedih.
Aku menepuk dadaku dengan keras. Sangat keras. Hingga tiba-tiba tanganku di genggam oleh seseorang. Aku menoleh.
Taehyung, kini ia membuka mantel tebalnya dan ia letakkan di atas punggungku. Perlakuannya yang seperti ini selalu membuatku lupa segala hal.
"Myungsoo tidak hilang. Dia sedang mengalami perawatan." Jelas Taehyung. "Tapi, jangan berharap banyak karena luka dalamnya sangat serius." Lanjutnya.
"Jantungnya sobek cukup panjang. Beberapa tulang rusuknya patah. Hatinya..."
"Stop!" perintahku.
Taehyung diam.
"Katakan padaku. Jika Myungsoo telah dikabarkan baik-baik saja." Lirihku. Aku tidak tega mendengar penderitaan Myungsoo. Ternyata benar, Myungsoo masih hidup. Sekarang aku merasa agak tenang. Iya, aku tahu dia masih bernapas saja rasanya begitu melegakan.
"Dan... Berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu." Pintaku sambil memegangi bagian dadaku. Merasakan hal aneh. Entah apa itu.
Taehyung tersenyum samar.
"Jangan salah membaca pikiranku." Ungkapku. "Setelah kupukul dengan keras dadaku kini terasa sakit." Bualku.
Dia tertawa renyah.
"Sudah makan?" Tanyanya.
Aku menggeleng.
"Traktir aku makan!" ucapnya. Aku mengerut kening tidak paham.
"Gantian dong. Aku berturut-turut membelikan makan untukmu." Celoteh Taehyung. Dia kenapa? Batinku heran.
"Tuan Pamrih." Gumamku sembari memakai jaket pemberian Taehyung dan berjalan mendahuluinya. Seketika tangan dinginku diraih olehnya. Kemudian memasukkannya ke dalam saku jaket yang kugunakan.
"Ini jaketku. Aku berhak menaruh tanganku disini." Ucapnya menggenggam erat tanganku.
Hangat!
"Terserahlah." Gumamku lagi sembari membuang muka.
"Kau ingin makan apa?" Tanyanya.
"Aku ingin makan ramen di minimarket." Jawabku tanpa berpikir.
"Let's get it."
Aku terdiam, melihat tingkah Taehyung yang aneh.
"Disini 'kan?"
Aku ikut berhenti. Menatap sekeliling. Kenapa cepat sekali sampai? Heranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natural Strength || ᴾᴶʸ.ᴷᵀᴴ [END] ✓
FantasyDilarang menjiplak, Jangan lupa vote dan komen Happy reading Aku tak dapat menerimamu jika kau hanya berpura-pura baik didepanku! cinta abadiku hanya untuknya, tapi itu dapat menjadi milikmu jika kau membantuku menghancurkannya! aku yakin cinta sej...