13.

87 16 0
                                    

Gadis bersurai panjang kini sedang duduk manis sembari memeluk gitar kesayangannya. Ia memetik gitar itu perlahan, sembari memandang keluar jendela.

Suara merdu alat itu berhasil mengisi ruang hening. Gadis itu tak bersuara, ia membiarkan bibir pucatnya terkunci rapat.

"Sepertinya kamu bisa menciptakan satu lagu lagi." Ucap pria bersuara berat itu.

Gadis itu tidak menoleh. Ia hanya merasakan pelukan hangat dari pria yang baru saja berucap.

"Kamu hangat." Bisik pria itu.

"Bagaimana Jiyeon?" Tanya sang gadis menghentikan petikan gitarnya.

"Aku akan kesana setelah melihat kamu baik-baik saja." Ucapnya.

"Aku baik-baik saja." Sanggah gadis itu.

"Tapi aku mendapat kabar jika kamu baru saja kambuh." Elak pria itu.

"Tapi sekarang aku baik-baik saja." Ulangnya dengan yakin.

"Baiklah, karena aku sudah sampai disini. Setidaknya aku harus menyuapimu."

"Chanyeol ah." Panggil gadis itu ketika pria di sampingnya beranjak dari tempatnya duduk.

"Kamu harus membantu Jiyeon. Bantu Jiyeon membawa kepala Yoongi kehadapanku." Sarkasnya tanpa ekspresi.

"Akan ku usahakan." Tutur Chanyeol. "Tapi, ada syaratnya." Lanjut Chanyeol.

"Kamu harus menerima anjuran operasi mata itu."

Gadis itu tidak bersuara, tidak bergerak dan masih di tempatnya.

"Ku mohon Rose!" Lirih Chanyeol memohon.

***

Jungkook berusaha menarik benda kecil di lehernya. Tak ada gunanya memang. Tapi itu ia lakukan sebagai protes kekesalan. Kenapa di saat seperti ini dia malah di kurung.

Bagaimana Jiyeon dan Taehyung saat datang ke laboratorium milik Yoongi tanpa ada dirinya disana.

"Sial, keparat kau Yoongi." Umpat Jungkook tak berarti. Kini ia sedang di asingkan di suatu tempat. Jungkook pun tak tahu, dimana ia sekarang. Saat berada di ruangan Yoongi bersama Myungsoo itulah terakhir kali ia membuka mata.

Lalu, bagaimana Myungsoo. Apa dia masih bernafas.

Jungkook mengusak rambutnya kesal. "Kenapa dia lebih dulu mengakhiri permainan bodoh ini." Gumam Jungkook meremas tangannya sendiri.

Ternyata, selama ini Yoongi tahu jika Jungkook hanya berpura-pura menjadi penganutnya. Entah sejak kapan Yoongi mengetahui itu, yang jelas nyawa Jungkook juga menjadi sasaran Yoongi setelah mendapat Jiyeon.

Jungkook mencoba tenang, mencari jalan keluar yang bisa membawanya kabur dari tempat itu dan membantu sahabat-sahabatnya untuk membalas dendam.

"Kau tidak berguna Jungkook!" Umpatnya pada diri sendiri.

Rasa resah kini benar-benar ia rasakan. Tepatnya, rasa takut kehilangan untuk kedua kali setelahsang orang tua meninggalkannya tanpa pesan.

"Ku mohon, jangan ambil orang-orang disekitar ku lagi, Tuhan." Mohonnya.

***

Seokjin terlihat serius di depan komputer. Seperti Myungsoo, ia hanya manusia biasa tanpa kekuatan khusus. Tapi ia percaya jika manusia bisa memunculkan kekuatan magic dengan sebuah usaha.

"Halo, Taehyung. Kau sudah sampai?" Tanya Seokjin sambil terus mengawasi layar bercahaya di depannya.

"Biarkan Jiyeon masuk terlebih dahulu. Awasi dia dari jauh." Kata Seokjin terus mengintruksi. Kini mereka sedang berkomunikasi melalui earphone yang terselip di telinga.

Natural Strength || ᴾᴶʸ.ᴷᵀᴴ [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang