0.9

122 30 11
                                    

Langit tetap menjatuhkan benda putih berbentuk butiran kristal yang cantik. Dan aku juga masih tetap di samping Taehyung, menuruti keinginannya. Tak buruk juga ternyata keluar menghibur diri di saat dingin seperti sekarang. Lama-lama aku juga menikmati perjalanan ini.

Beberapa menit lagi film yang kami tonton akan di putar. Aku tidak begitu suka menonton film sebenarnya, mungkin nanti aku akan tidur. "Wah menunggu seharian bersamamu ternyata tidak terasa ya Nona Park." Goda Taehyung sembari menghabiskan hotdog-nya dengan terburu-buru.

Aku menatapnya tanpa arti, hingga aku melihat saos di salah satu ujung bibir Taehyung, dengan spontan aku mengusapnya menggunakan tisu. Dia menghentikan kegiatannya.

"Wae?" Tanyaku heran.

"Tidak!" Jawab Taehyung aku masih tidak mengerti.

"Kita tidak masuk?" Tanyaku mulai jenuh.

Taehyung mengangguk dan berdiri dari duduknya, dia terlihat canggung. Entah kenapa?

Aku masih menatap gelagatnya. Apa dia punya penyakit aneh? Aku mengangkat bahu tidak peduli.

"Hei, tunggu aku." Teriaknya.

Belum sempat aku menoleh dia telah berada di sampingku.

"Mentang-mentang sudah tidak dingin kamu ninggalin aku?" Gerutu Taehyung aku menahan tawa. Oke, untuk saat ini aku mengakui jika dia imut.

"Selamat malam!" Sapa pegawai bioskop yang berdiri di depan ruangan.

"Malam." Jawab Taehyung kembali bersikap biasanya. Ramah dan elegant.

"Kalian cocok." Tutur pegawai wanita itu aku terkesiap. Lagi-lagi Taehyung bersikap sama seperti saat aku mengusap sudut bibirnya. Apa mungkin tadi dia malu seperti sekarang?

"Bukan, kami bukan sepasang kekasih." Tolakku.

"Padahal saya tidak menganggap kalian sepasang kekasih." Ujar pegawai wanita itu menahan tawa. Sial, kenapa aku terlalu percaya diri.

Taehyung kini juga menahan tawa. Ah, aku malu rasanya.

"Yuk, kita masuk." Ajak Taehyung memegang pundakku untuk menuntun masuk ke dalam ruang teather.

Tanpa kata Taehyung mengambil alih, dia berjalan mendahului dan menarik tanganku dengan lembut. Taehyung menarikku dengan hati-hati karena pencahayaan di ruangan tidak banyak. Maklum kami agak telat masuk karena Taehyung melamun tadi.

Sampai di row bagian tengah paling ujung, dia mengajakku duduk. "Disini kita duduk." Tuturnya aku pun duduk disampingnya.

"Tanganmu hangat ya." Bisik Taehyung. Bau mint dari mulutnya sungguh khas, aku hampir lupa jika hanya Myungsoo pria yang kucintai.

"Oh iya kamu kan memang monster, pasti suhu tubuhmu selalu panas." Godanya membuatku murka.

"YAK." Teriakku. Tidak hanya Taehyung yang menoleh, seisi ruangan pun menatap ke arahku. Taehyung terkekeh tanpa bersuara.

Aku mengatakan kata maaf pada pengunjung lain lewat raut wajah.

"Maaf ya." Bisik Taehyung. Aku tidak peduli.

Layar bioskop mulai menyala. Aku menatap serius ke arah layar dan ruangan seketika tenang.

Aku tidak paham apa film yang akan aku tonton ini. Saat film mulai, aku melirik Taehyung yang ternyata menatapku sedari tadi.

"Ini horror?" Tanyaku.

Dia mengangguk. "Aku keluar saja." Putusku hendak berdiri meninggalkan tempat. Tapi Taehyung menarikku agar tetap duduk.

Natural Strength || ᴾᴶʸ.ᴷᵀᴴ [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang