Sangat di anjurkan untuk baca chapter sebelumnya.
HAPPY READING
.
.
.Hari semakin larut, aku mengakhiri percakapanku dengan Seokjin dan meminta izin untuk pulang. Setelah membicarakan banyak hal tentang kekuatanku secara ilmiah, aku sedikit merasa bersyukur, karena aku memiliki kekuatan ini tanpa harus melakukan apapun. Baiklah, sudah ku putuskan, rasa percayaku pada Seokjin dan Taehyung meningkat pesat. Tapi tidak seutuhnya, aku tetap masih berjaga-jaga dan waspada.
Aku menguap beberapa kali, pikiranku mulai tidak fokus, tak di pungkiri Seokjin terkekeh pelan. "Kau ngantuk?" tanyanya menutup buku yang menjadi sumbernya untuk menjelaskan padaku. Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Aku pamit pulang!" ucapku berdiri dan sedikit menggeliat. Tanpa menunggu jawaban darinya, aku pergi meninggalkan ruang kerja Seokjin. Aku jadi penasaran, bagaimana Taehyung dan Myungsoo, apakah mereka sudah sangat akrab? Batinku penuh harap.
Aku menarik knop pintu dengan semangat, rasa penasaran semakin menjadi karena dua mahluk tampan itu. Tak kuduga, aku melihat keduanya saling diam, dan masih di posisi mereka seperti sebelum aku berbincang dengan Seokjin, astaga, bahkan mereka tidak menggeser posisi duduk sedikitpun.
Aku menghela napas, mencoba meredam rasa kecewaku dan berjalan menghampiri mereka. "Jangan katakan kalian tidak membuka mulut sama sekali!" sergahku menatap secara bergantian ke arah Myungsoo dan Taehyung. Sahabatku hanya diam tanpa ekspresi, sedangkan Taehyung tersenyum santai.
"Kami mengobrol kok. Dan itu urusan pria! Gadis cantik tidak boleh tahu." Kata Taehyung selalu berlebihan, dia selalu membuatku tersipu malu dengan perkataan manisnya.
Aku mengangguk kaku, kemudian menarik lengan Myungsoo untuk pulang. "Ayo pulang," ajakku. Myungsoo dengan patuh berdiri. Taehyung melebarkan matanya sembari melirik kearah jendela.
"Di luar turun salju, sepertinya jalanan juga telah penuh dengan tumpukan es." Beritahu Taehyung bagai peramal.
"Taehyung benar!" Sahut Seokjin yang telah bergabung dengan kami, entah sejak kapan.
"Malam ini di ramalkan ada badai salju. Kami tidak keberatan, jika kalian menginap disini." Kata Seokjin bermurah hati. Aku juga tidak keberatan sebenarnya, tapi aku tidak enak dengan Myungsoo. Aku meliriknya, dia tersenyum samar. Apa artinya dia setuju?
Aku masih mematung, mengartikan apa maksudnya. "Kita menginap saja." Katanya memberi jawaban pasti.
"Taehyung, siapkan kamar!" titah Seokjin, tidak ada satu detik Taehyung telah menghilang.
"Aku akan membuatkan minuman hangat untuk kalian." Kata Seokjin berjalan menuju dapur.
Aku menghempaskan tubuh di atas sofa. Myungsoo kembali duduk. Ia langsung melirikku dan aku membalasnya. "Kenapa?" tanyaku.
"Bagaimana?" Tanyanya.
Aku diam sejenak, kemudian memutar arah untuk menghadapnya. "Myungsoo, jaga dirimu, sekarang nyawamu dalam keadaan tidak aman." Jelasku hati-hati.
Bukannya takut, dia malah meraih tanganku dan berkata. "Apa itu ada hubungannya denganmu?" tanyanya. Belum sempat ku jawab dia kembali membuka mulut, "Dengar! Setelah ibu dan ayahku pisah, prioritasku adalah dirimu. Kau tau maksudnya?"
Aku mengerutkan kening.
"Jika kehilangan nyawaku dapat melindungimu, aku akan lakukan." Tegasnya percaya diri.
Harusnya aku bahagia, dia berkata seperti itu. karena pria yang aku suka memberiku perlindungan sepenuhnya. Tapi nyatanya tidak semudah itu.
"Yak!" lirihku tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natural Strength || ᴾᴶʸ.ᴷᵀᴴ [END] ✓
FantasyDilarang menjiplak, Jangan lupa vote dan komen Happy reading Aku tak dapat menerimamu jika kau hanya berpura-pura baik didepanku! cinta abadiku hanya untuknya, tapi itu dapat menjadi milikmu jika kau membantuku menghancurkannya! aku yakin cinta sej...