Bab 1

34.3K 1.9K 108
                                    

(No Revisi)

Suara dentingan gelas-gelas kaca yang saling beradu, terdengar sangat meriah. Bercampur dengan teriakan-teriakan bersemangat dan dentuman musik yang menghentak keras. Semakin menyemarakkan acara birthday bash yang diadakan di Boshe VVIP Club, Jogjakarta.

"Wuih, Prilly makin jago aja sekarang minumnya.." ujar Teresa, si birthday girl.

Prilly terkekeh pelan seraya menjawab, "gue ngimbangin kalian. Biar nggak dikatain cupu mulu!"

"Siapa sih, yang berani ngatain cewe kesayangan aku ini cupu?" Dion menyahut. Si tampan memesona itu, merangkul pundak Prilly dengan mesra.

"Tuh, si Tere sama Hilla!" Adu Prilly.

"Sok ngadu, lu!" Hilla tertawa pelan sambil melemparkan kulit kacang ke wajah Prilly.

"Btw, gue udah penuhin janji ke kalian buat ngadain birthday bash di Jogja, nih. Dua bulan lagi ulang tahun Kelvin, kan? So, gimana kalau kita tantang Kelvin buat ngadain party-nya di Bali? Gimana?" Teresa menaik-turunkan alisnya, mengkode teman-temannya.

Prilly menjentikkan jarinya di udara dan berseru heboh, "Hotel sekalian Kelvin yang bayarin! Gimana?" Usulnya.

"Akomodasi sama makan sekalian, bisa lah ya, Vin?" Hilla menimpali.

"Mau sekalian bayarin kita shopping, itu lebih boleh lagi!" Mega menepuk-nepuk tangannya bersemangat. Dan disambut seruan persetujuan dari ketiga teman perempuannya.

"Dikata bapak gue punya mesin pencetak uang, kali!" Kelvin mendengus. "Nggak ada acara bayarin kalian shopping. Gue paham segila apa kalian kalau udah masuk mall!"

"Idih, pelit amat.. bapak lo kan tajir, Vin. Jangan pelit-pelit amat, lah," cibir Prilly.

"Lo ngaca dong, Prilly sayang.. ketimbang bapak gue, bapak lo itu lebih banyak duitnya,"

"Kalau-kalau lo lupa, gue udah modalin lo semua liburan ke Lombok tahun lalu," sinis Prilly.

"Dan biar lo tetap ingat, bapak lo adalah yang paling tajir di antara kita. Jadi ya wajar aja lah, Prill.." Kelvin terkekeh sambil mengedipkan sebelah matanya pada Prilly.

Prilly mengibaskan tangannya di udara. "Nggak mau tau! Pokoknya, ultah lo nanti harus dirayain di Bali. Lo yang modalin kita semua, titik!!"

"TITIK!!" Teresa, Hilla dan Mega, menimpali dengan serempak.

"Yeay!! Dua bulan lagi kita party di Bali! Cheers!!" Pekik Prilly bersemangat sambil mengangkat segelas vodca miliknya.

"CHEEERRSS!!" Sambut semuanya, kecuali Kelvin.

Prilly dan ketiga teman perempuannya mengecup sekilas pipi Kelvin, kemudian turun ke lantai dansa. Menari energik mengikuti alunan musik yang kian menggila.

Kelvin mendengus lagi. Kalau sudah begini, mau tidak mau, ya harus mau.

Dion dan Galih tertawa melihat wajah masam Kelvin. Pasalnya mereka berdua tau, kalau Kelvin sudah mendapat ultimatum keras dari kedua orangtuanya. Kelvin diminta untuk mengontrol uang jajannya yang kelewat boros. Kalau tidak, ia akan dilempar ke Lampung. Biar saja ikut saudara sepupu ayahnya, bertani kopi atau mengurus gajah di sana.

Galih menepuk bahu Kelvin dan berbisik, "Tenang aja, Vin. Ntar biar gue sama Dion yang bantu bayarin. Lo gak akan keluar banyak modal. Dan gak akan dilempar ke Lampung sama bapak lo!"

Kelvin langsung tersenyum lebar dan merangkul kedua sahabatnya. "Kalian berdua emang the best!"

Semakin malam, suana Boshe Club semakin memanas. Musik yang di ramu sang DJ kian terdengar liar. Prilly dan teman-temannya semakin hanyut di dalamnya. Bergoyang tanpa beban, dengan keadaan yang sudah mulai setengah sadar akibat mengkonsumsi alkohol yang tergolong cukup banyak.

Kutikung Kau Dengan BismillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang