Romeo and Cinderella

448 19 9
                                    

[Tolong, jangan biarkan kisahku berakhir seperti Romeo dan Juliet—]

[—Bawalah aku pergi sejauh mungkin, Romeo. Namun bukan sebagai Juliet, melainkan Cinderella—]

[—Hanya itu yang kuinginkan.]

.

La Lumiere Academie Fanfiction

Disclaimer: Romeo and Cinderella © doriko

All Characters © Their own creators.

Warning: 15+, 1st POV + 3rd POV, plot-hole, Alternate Universe.

.

“Selamat tidur,” gumamku kecil seraya menutup pintu kamar kedua orangtuaku dengan perlahan. Segera aku melangkahkan kakiku menuju kamar tidur dengan langkah ringan.

Di kala aku membuka pintu kamarku—

—lelaki itu berada tepat di atas kasurku dengan toples-toples yang berisi cemilan.

Lelaki bertubuh tinggi dan besar, dengan kulit berwarna kecoklatan dan mata yang merefleksikan kilatan jahil. Sekilas ia terlihat bagaikan siluet bermandikan cahaya perak Sang Dewi Malam yang masuk melalui pintu balkon kamarku yang terbuka.

¡Buenas tardes, Señorita~!” sapanya dengan riang; membuatku menjadi panik dan ketakutan. Bagaimana kalau orangtuaku mendengar suaranya dan kemudian terbangun?

“Ssssh! Pe-pelankan suaramu,” pintaku.

Sang Spaniard hanya menoleh padaku, berkedip beberapa kali sebelum akhirnya menyunggingkan cengiran lebar. Remahan-remahan coklat caramel terlihat dengan jelas menghiasi sudut bibirnya.

“Benar juga, nanti ibumu yang cerewet itu bisa bangun,” ujarnya dengan santai.

Sesaat, aku menyadarinya. Ia menatapku dari atas sampai bawah; aku menggunakan dress malamku. Dengan renda hitam dan panjang kurang lebih lima belas sentimeter di atas lutut. Dressku berwarna merah gelap, memiliki motif polkadot kecil-kecil—sekilas terlihat seperti titik, namun tidak sekecil itu—dan tanpa lengan.

Oh astaga, matanya menggambarkan kalau ia adalah serigala yang kelaparan.

“Bagaimana kau bisa masuk ke sini?” ujarku berbasa-basi. Tentu saja ia bisa—seorang Ale tidak mungkin tidak bisa melewati penjagaan di rumahku seketat apapun.

Ia adalah seorang hacker yang handal, juga lelaki yang jahil serta memiliki luar biasa banyak akal untuk menerbos pertahanan keamanan di mana pun. Namun sayangnya ia tumbuh di keluarga yang kurang pasti masa depannya. Dan orangtuaku mengetahui serta membencinya. Kenapa orangtuaku mengetahuinya? Karena ia adalah seorang buronan.

Benar, ia adalah seorang buronan, sampai saat ini tidak ada seorang pun yang dapat menangkapnya dan memasukkannya ke dalam penjara.

“Dengan mengendus bau kucing yang terjebak di rumah macan!” sahutnya dengan jenaka.

Ini adalah sisi yang kusukai darinya. Ia sangat santai dan tidak mengungkit kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu. Kejadian di mana ia diomeli oleh ibuku dan menerima perkataan yang sangat menusuk dari ayahku.

Aku menghela napas panjang, kemudian berjalan menuju tempat tidurku dengan sedikit ragu dan … malu? Entahlah, yang kurasakan hanya debaran jantung dengan tempo berantakan.

Ia meminggirkan tubuhnya, memberikanku tempat untuk berbaring. Namun, aku hanya memanfaatkannya sebagai tempat duduk—aku masih terlalu ragu untuk berbaring di sampingnya. Semakin dekat dengan lelaki berkebangsaan Spanyol itu semakin membuat tubuh mungilku gemetar.

Romeo and CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang