Yein berjalan dengan langkah cepat menuju kelasnya yang hari ini terletak di lantai 8. Memang dewi fortuna sedang tak berpihak padanya, tiba-tiba saja semua lift di fakultasnya penuh dan Yein terpaksa harus menaiki tangga demi mencapai lantai 8.
Setelah sampai di depan kelas yang beruntungnya belum ada dosen, Yein langsung duduk di sebelah Chaeyeon dan Sujeong. Soulmate Yein sejak semester satu karena npm mereka berdekatan.
"Habis maraton neng?" Canda Chaeyeon yang sedang membaca-baca buku catatannya. Sementara Sujeong cuma masa bodo. Waktu luang dia sebagai mahasiswi kedokteran yang sangat dikit harus dimanfaatkan sebaik mungkin buat pdkt sama gebetannya, Jangjun dan Taehyung. Iya, ada dua.
Yein hanya mendengus mendengar candaan Chaeyeon. Dia lalu duduk di kursi kosong antara Chaeyeon dan Sujeong lalu mengeluarkan buku tebalnya.
"Btw In, tadi gue liat Mingyu di parkiran," kata Sujeong.
Yein yang sedang sibuk dengan bacaannya langsung menatap Sujeong dengan mata berbinar, "demi apa? Kok gue nggak liat sih?"
"Demi cintaku pada orangtuaku. Ya nggak akan liat lah, orang lo lagi mesra-mesraan sama Yugyeom," cerocos Sujeong dengan nada kurang enak.
"Mesra-mesraan apa sih. Sama Yugyeom juga. Dia kan udah kaya kembar siam sama gue, gabisa dipisahin."
"Tapi tetep aja cowo-cowo yang mau deketin lo pasti ngga nyaman."
Chaeyeon yang mendengar pertikaian ringan Yein dan Sujeong hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, "tapi bener juga In kata si bakpao. Lo jangan terlalu deket gitu sama si Yugyeom. Sayang banget kalau Mingyu sampai batal pdkt sama lo. Ya meskipun dia item gitu masa depannya cemerlang, In. Anak tambang."
"Ya itemnya ngga usah disebutin juga," protes Yein.
"Btw ini Pak Kyuhyun ngga akan dateng apa ya? Udah setengah jam. Gue udah bangun pagi-pagi rela ngga touch up nih," kata Sujeong.
"Ngga deh kayanya. Biasanya kan tepat waktu banget."
"Ya udahlah, kantin yuk. Laper gue."
"Laper mulu, Jeong." Kata Yein sambil tertawa kecil dan memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Baru saja Yein, Sujeong, dan Chaeyeon berdiri dari duduknya, suara berat seseorang terdengar ke seluruh penjuru kelas.
"Ada Yein?"
Yein tersenyum lebar begitu mendengar suara yang cukup familiar di hidupnya akhir-akhir ini. Dengan semangat dia menghampiri orang yang berdiri di ambang pintu.
"Hai. Pagi." Sapa orang itu sambil tersenyum tipis saat Yein berdiri di hadapannya.
"Pagi, Mingyu."
"Nggak ada dosen?" Tanya Mingyu.
Yein menggeleng, "nggak ada."
"Bagus kalau gitu. Ke kantin teknik yuk, temenin gue sarapan," ajak Mingyu lalu tersenyum tipis dan sangat manis di mata Yein. Sampai-sampai rasanya tubuh Yein melayang.
Yein hanya menganggukan kepalanya lucu, "Jeong, Chae gue duluan ya."
Yein dan Mingyu berjalan beriringan di lorong fakultas kedokteran menuju fakultas teknik yang letaknya tidak terlalu jauh dengan senyum yang menghiasi wajah keduanya. Ah, remaja dan cinta.
"Tadi.. Berangkat bareng sahabat lo lagi?" Tanya Mingyu memulai percakapan.
Yein mengangguk, "kebetulan dia juga ada kelas pagi."
"Hmm.. Gitu."
"Kalau gue ada kelas yang jamnya berdekatan sama lo, lo mau berangkat bareng gue?" Tanya Mingyu.
Yein terdiam, kaget. "Berangkat bareng?" Tanyanya.
"Iya. Mau?"
"Tapi kan rumah lo sama gue beda arah. Maksud gue, kalau lo jemput gue dulu malah makin jauh ke kampus."
Lagi-lagi Mingyu tersenyum. Membuat jantung Yein berdetak tak karuan. "Itu nggak usah lo pikirin. Gue kan nanyanya lo mau atau ngga berangkat bareng gue."
"Hmm.. Gimana ya. Nggak enak Gyu, jadi ngerepotin lo."
"Gue ngga repot kok. Kirimin jadwal lo ya. Mulai sekarang, kalau jadwal kita jamnya deketan gue bakal jemput lo ke kampus dan nganter lo pulang ke rumah. Gimana? Setuju?"
Yein hanya tersenyum manis dan menganggum malu. "Ambyar gue," batinnya.
"Mau makan apa Ye? Gue pesenin." Tawar Mingyu saat keduanya telah duduk di salah satu tempat kosong di kantin fakultas teknik.
Yein berpikir sebentar, "chocolate milk tea aja m, Gyu. Udah sarapan tadi di rumah."
Mingyu mengangguk. "Oke. Bentar ya, gue pesenin dulu."
Tanpa Yein sadari, tidak jauh dari mejanya ada dua pasang mata yang sedang memperhatikannya.
"Lo kenal dia?"
"Kenal, adik kelas gue pas SMA, anak kedokteran."
"Punya id line nya ngga?"
"Ada sih, tapi gue ngga pernah chat sama dia."
"Bagi dong, Kyeom. Nanti gue bantuin biar lo makin deket sama Yuju deh."
"Nih. Tapi gue ngga yakin masih aktif atau ngga. Bener ya Kook, awas kalau lo bohong."
"Santai, percaya sama Jeon Jungkook."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie?
FanfictionDari ketiga mahasiswa teknik tampan yang mendekatinya, siapakah yang akan Yein pilih? Yugyeom sahabatnya sejak kecil? Jungkook si penuh kejutan? Atau Mingyu yang licik dan penuh misteri?