Yein memakan burgernya dengan lahap, maklum ia belum makan sejak siang. Jadi tadi dia merengek pada Yugyeom untuk drive thru burger di salah satu restoran cepat saji. Sementara Yugyeom hanya diam sambil mengendarai mobilnya. Sesekali melirik Yein dengan ujung matanya.
"Tadi ngapain aja?" Tanya Yugyeom.
Yein yang masih mengunyah potongan terakhir burgernya langsung menelan dan meminum sodanya, "kenalan sama temen-temennya Jungkook, difoto, ngobrol, nyanyi-nyanyi. Seru deh Gyeom, udah lama ngga sebahagia tadi," cerita Yein layaknya anak tk yang menceritakan pengalaman di hari pertama sekolah pada orang tuanya.
"Jadi selama ini sama gue ngga bahagia?"
Yein menggeleng sambil tertawa kecil, "ya ngga lah."
Yugyeom mendengus, "suka jujur kalau ngomong."
"Gyeom, tau suatu hal ngga? Ternyata Jungkook itu anaknya tante Seulgi sama om Jaebum."
Yugyeom mengernyit, "hah? siapa tuh?"
"Sahabatnya mama papa. Dan gue suka main sama dia sebelum lo pindah ke sebrang rumah. Sayang rumah gue sama dia jauh. Kalau deket kayanya seru."
"Oh, jadi nyesel yang ada di sebrang rumah lo rumah gue?"
Yein menggeleng, "ngga sih. Tapi kadang-kadang nyesel juga. Habisan lo suka ngabisin makanan gue."
Yugyeom hanya tersenyum tipis. "Apa kata tuan putri dah, gue ngikut aja."
"Gyeom, besok pulang duluan ya. Gue mau jalan sama Jungkook."
"Buset, ngegas amat mba. Sama si anak tambang aja belum beres pdktnya. Udah nambah lagi."
"Pdkt tuh jangan cuma satu orang, Gyeom. Kalau ngga jadi ngga ada cadangan. Lagian gue juga jalan sama kakaknya, sama Jinsol juga."
Yugyeom melirik Yein sebentar, lalu fokus ke jalan di depannya lagi. Seumur hidupnya dan sepanjang ia menjadi sahabat Yein, belum pernah Yein mengajak Jinsol untuk pergi bersama. Walaupun ia juga sering berinteraksi dengan Jinsol di rumah Yein. Tapi ini? Yugyeom sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai suara Yein yang berbicara dengan seseorang di telfon menyadarkannya.
"Belum nyampe, kak. Iya masih rumah yang dulu kok ngga pernah pindah. Nanti aku bujuk Jinsol ya kak supaya mau. Ok, kak. Hati-hati juga. Bye."
"Siapa?" Tanya Yugyeom.
"Kak Jisoo."
"Siapa lagi? Ya Tuhan banyak banget cowok yang pdkt sama lo," cerocos Yugyeom.
Yein menatap Yugyeom kesal, "Jisoo tuh cewek. Kenapa ya suka negative thinking terus sama gue. Sebel deh," protes Yein.
"Sorry In, gue kira Jisoo tuh cowok."
Mood Yein langsung hancur, jadi sepanjang sisa perjalanan menuju rumahnya Yein hanya diam sambil menatap jalanan lewat jendela. Mengabaikan Yugyeom yang meminta maaf padanya dan berusaha mengajaknya bicara.
"Besok ngga usah jemput, gue mau naik bus," kata Yein setelah mobil Yugyeom berhenti di depan rumahnya. Ia lalu menutup pintu mobil dengan keras dan masuk ke rumahnya.
Sementara Yugyeom hanya menghela nafas berat, "gue cuma mau lo sadar In. Ngga butuh pdkt sama banyak cowo kalau di sini ada yang setia nunggu lo," lirih Yugyeom. Ia lalu memasukan mobilnya ke garasi rumahnya.
Tanpa Yugyeom sadari, seseorang di dalam mobil hitam yang terparkir beberapa meter dari sana sedang memperhatikannya, "gue harus jauhin mereka. Gue ngga akan pernah bisa milikin Yein kalau masih ada cowo itu di hidupnya. Gue harus yakinin Yein kalau cowo itu ngga penting di hidupnya. Gimanapun caranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie?
FanfictionDari ketiga mahasiswa teknik tampan yang mendekatinya, siapakah yang akan Yein pilih? Yugyeom sahabatnya sejak kecil? Jungkook si penuh kejutan? Atau Mingyu yang licik dan penuh misteri?