11.

284 62 15
                                    

"Yuk, Ye pulang," kata Mingyu yang sedari tadi menemani Yein mengerjakan tugasnya di perpustakaan kampus.

Yein yang memang sudah selesai dengan tugasnya lalu mengangguk dan mulai merapikan alat tulisnya. Ia lalu bangkit dari duduknya, berjalan mengikuti Mingyu yang beberapa langkah di depannya. Baru saja keduanya keluar dari perpustakaan, seseorang menarik tangan Yein, membuat langkahnya terhenti.

"Yein pulang sama gue."

Mingyu menaikan sebelah alisnya. Orang ini benar-benar menyebalkan. "Apaan sih? Orang gue yang janjian pulang duluan sama Yein."

"Gabisa, rumah Yein sebrang rumah gue," kata orang yang sudah dapat dipastikan bernama Kim Yugyeom sambil menatap Mingyu dengan tatapan tak suka.

Mingyu terkekeh, "so? Penting buat kelangsungan hidup gue kalau rumah lo sebrang rumahnya Yein?"

"Gyu, Gyeom, udah kek," lerai Yein. Jujur, dirinya sudah sangat lelah dengan perkuliahan dan tugasnya yang menumpuk. Malah ditambah dua orang dihadapannya yang asyik memperebutkannya.

Belum selesai kekesalan Yein, sebuah suara menginterupsi perdebatan antata dua pria Kim di hadapannya.

"Udah In sama gue aja pulangnya."

Untuk kali inin Yein akan lebih memilih untuk pulang ke rumah menggunakan angkutan umum daripada memilih salah satu dari ketiga pria teknik tampan di hadapannya ini.

"Apa sih lo juga ikut-ikutan. Yein pulang sama gue," kata Mingyu.

"Sama gue!" Balas Yugyeom.

"Gue lah!" Itu suara Jungkook.

Cukup. Yein muak dengan semua ini.
"Berisik! Kalian kenapa sih gitu doang berantem?! Kaya anak playgroup tau ngga?!" Bentaknya dan cukup membuat tiha pria itu terdiam.

Yein mengedarkan pandangannya ke segala arah. Dan tersenyum tipis begitu matanya menangkap sosok yang beberapa hari lalu merecokinya di line. Mungkin saat ini dia bisa diandalkan.

"Bambam!"

Bambam yang baru keluar dari perpustakaan langsung berjalan menghampiri Yein. "Eh Yein, kenapa?"

"Boleh nebeng ngga?" Tanya Yein yang sukses membuat Jungkook, Mingyu, dan Yugyeom melebarkan matanya.

"Oh? Boleh lah. Yuk, makan dulu tapi ya. Gue yang traktir," kata Bambam lalu menarik tangan Yein dan pergi.

Yein hanya menghela nafasnya sambil berjalan di pinggir Bambam. Kenapa harus tiga orang sekaligus sih yang menyukainya? Semuanya hanya membuat Yein bingung dan tak dapat memilih. Yein nyaman dengan mereka semua. Tapi ia tahu, tidak bisa jika bersama dengan ketiganya. Jadi Yein lebih memilih untuk tidak dekat dengan salah satunya.

Meskipun sejak dulu ia tidak pernah jauh dari Yugyeom, tapi saat ini berbeda. Yein tahu jika Yugyeom memandangnya sebagai wanita, bukan lagi sebagai sahabat kecilnya.

Sejujurnya, Yein kecewa pada Yugyeom. Sangat amat kecewa. Sekecewa-kecewanya orang kecewa.
Kenapa? Karena Yugyeom menyukai Yein? Tentu bukan. Yein tahu jika perasaan suka seseorang bisa tumbuh kapanpun dan pada siapapun. Yang Yein sayangkan, Yugyeom menyukainya dengan cara yang salah. Ya, cara yang salah. Karena jika Yugyeom berhasil, tidak hanya satu orang yang akan terluka.

"Lo jahat, Gyeom."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bestie?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang