9.

180 57 53
                                    

"Yein, maaf ya gue nggak bisa ngasih lo hadiah pas lo ultah," kata Yugyeom. Pandangannya masih menatap jalanan dengan serius.

Yein yang duduk di sebelahnya hanya memainkan ponselnya sambil mengangguk malas, "hmm.. Gapapa, ada Jungkook kok yang ngasih gue surprise."

Yugyeom melirik Yein sekilas, "gue ngga suka dan ngga setuju lo deket-deket sama Jungkook dan Mingyu,"

Yein yang mendengar perkataan Yugyeom langsung berhenti memainkan ponselnya dan menatap Yugyeom dengan tatapan tidak suka. "Loh? Emangnya gue butuh persetujuan dari lo kalau mau deket sama cowo? Ngga kan? Lagian lo ngga ada hak buat larang-larang gue mau deket atau temenan sama siapa aja."

Yugyeom terdiam tanpa menanggapi perkataan Yein.

"Lo tuh cuma temen gue, Gyeom. Ngga lebih."

Yugyeom menatap Yein dengan tatapan sedih. "Tapi gue sayang sama lo, In."

"Sayangnya gue ngga. Gue tuh cuma kasian sama lo pas waktu kecil. Ngga bisa bersosialisasi, ngga punya temen, menyedihkan. Jadi lo jangan berharap banyak deh sama gue. Apalagi pengen jadi pacar gue."

"Sadar Gyeom. Lo sama gue tuh bagaikan langit dan bumi," lanjut Yein.

Yugyeom makin bisu. Kaget dengan semua perkataan yang keluar dari mulut Yein. Apa orang di sebelahnya ini benar-benar Yein nya?

"Ah, satu lagi. Apa maksud lo bilang kalau Mingyu bukan saingan lo? Jelas lah, levelnya Mingyu tuh diatas lo. Bagusan Mingyu kemana-mana."

"Yein, lo kok gitu sih? Gue sahabat lo. Yang selalu ada buat lo. Ini balasan lo buat semua pengorbanan gue selama ini?" Tanya Yugyeom sedikit emosi.

"Lo ngga sadar ya selama ini gue temenan sama lo cuma manfaatin lo aja? Tapi sekarang udah ada Jungkook sama Mingyu."

"Yein!"

Yein membuka pintu mobil Yugyeom, mereka telah sampai di kampus beberapa detik yang lalu, "denger ya, gue udah ngga butuh lo lagi." Kata Yein lalu membanting keras pintu mobil Yugyeom.

Yugyeom yang diperlakukan sekasr itu oleh Yein kaget bukan main. Ia hanya meneriaki nama Yein tanpa bisa melakukan apapun, "YEIN! YEIN! YEIIIIIIN!!!"

"Gyeom, bangun sayang. Yugyeom... Mimpi buruk, nak?"

Yugyeom membuka matanya saat dirasa sebuah tangan menepuk-nepuk pipinya. "Hhhh.. Astaga, cuma mimpi."

"Mimpi apasih? Sampai teriak-teriak gitu." Tanya mama Yugyeom.

"Ngga ma. Bukan apa-apa."

"Ya udah, tidur lagi ya. Besok kuliah ngga?"

"Ngga ma. Ngga ada kelas."

"Hmm.. Mama balik ke kamar ya. Tidur, jangan begadang," nasihat mama Yugyeom lalu keluar dari kamar anak semata wayangnya itu.

"Iya ma."

Yugyeom bangkit dari tidurnya. Lalu duduk di ujung kasur. Mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan dinginnya. "Perasaan gue makin ngga enak. Yein ngga boleh deket sama Jungkook ataupun Mingyu. Iya. Kalau Yein deket sama salah satu dari mereka, lambat laun dia pasti makin jauh dari gue. Gue harus ngelakuin apapun buat bikin Yein benci sama mereka,"

"Terutama sama Jungkook."

Yugyeom lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di meja kecil samping tempat tidurnya. Menscroll kontak linenya, setelah menemukan kontak Solbin, tanpa ragu dia mengetikan beberapa kalimat lalu mengirimnya.

FT Yugyeom Kim
Solbin, masih bangun?

FEB Ahn Solbin
Masih. Kenapa gyeom?

FT Yugyeom Kim
Tawaran lo dua hari lalu masih berlaku?

FEB Ahn Solbin
Hmm.. Berlaku sampai kapanpun
Gmn? Tertarik jadi partner gue?

FT Yugyeom Kim
Ok. Mau mulai kapan?

FEB Ahn Solbin
Besok jam 2 ketemu gue di kantin ekonomi
Kita susun strategi

FT Yugyeom Kim
Ok
Gue orangnya tepat waktu
Lo jam segitu ngga dateng, jangan harap gue mau kerjasama sama lo

FEB Ahn Solbin
Tenang aja. Kita profesional kok
Gue sama Jiho ngga akan relain Jungkook dan Mingyu buat siapapun
Termasuk sahabat lo itu

FT Yugyeom Kim
Dan gue juga ngga akan biarin Yein jatuh ke tangan mereka berdua

Bestie?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang