#Jikjik, hari pertama~
Pasukan itu menelusuri Jikjik, distrik pertama yang menurut kabar terbaru nyaris menjadi kota mati. Tugas mereka mencari yang tersisa, semua yang ada dan tersisa. Y21 tampak tak ragu memasuki gerbang Jikjik. Distrik itu dibalut mendung sepanjang tahun, tak kunjung hujan dan hanya petir yang selalu datang tiba-tiba. Meski demikian, hal ini sama sekali tak mengubah kenyataan bahwa Jikjik gersang: kota mendung yang gersang.
Kali pertama sepatu mereka menjejak di pasir yang terus menerus diterpa angin hingga menerbangkan debu-debu, pasukan itu tak bisa berhenti meletakkan punggung telapak tangannya di depan hidung. Jikjik jauh lebih mengerikan dibanding rumornya selama ini. Serpihan batu bata, gedung yang hancur, kaca-kaca yang pecah, lampu yang tinggal bangkainya, aspal yang retak, reruntuhan tembok distrik, semua memenuhi penglihatan mereka.
"Ini kota mati," gumam L21.0.
"Aku tak melihat seorang pun melintas. Apa sebenarnya yang terjadi? Ini sangat mengerikan."
"Kita terlalu lama hidup tanpa melihat dunia luar. Kenapa justru kita pasukan terakhir yang dikirim? Bahkan pasukan sebelumnya, yang jauh lebih kuat sebagai penyelamat, mereka tak kembali. Dan apa? Mereka menyebut kita 'Iblis Merah'? Konyol!" I21 merutuki keadaannya.
"Kenapa kita berbicara tentang keadaan ini ketika bahkan kaki kita masih dekat dengan gerbang distrik?"L21.1 memuramkan wajahnya kemudian duduk di atas tumpukan reruntuhan tembok distrik, menghela napas, lalu merenung.
"Pasukan A-S, mereka adalah pasukan tangguh yang tak pernah kembali. Mereka saudara-saudara kita juga, " kenang P21.
"Inilah kenapa pasukan kita adalah pasukan terakhir yang diterjunkan dalam misi ini. Kita bermain secara emosional dan terlalu banyak berpikir. Jadi maksudku, apa pun yang terjadi, kita harus tetap bersama. Pasukan-pasukan itu tak kembali, jadi hanya kita yang tersisa untuk bertahan dan menyelamatkan. Jangan saling melukai, kita saudara." Y21 menanggapi pembicaraan anggota pasukannya dengan tenang. Perasaannya terlalu tipis untuk memberanikan diri mengatakan hal-hal itu.
Mereka bukan robot. Ada perasaan takut, khawatir, jenuh, dan ingin tak melakukan apa-apa. Melihat kota mati yang diliputi mendung namun selalu gersang pun tak memungkiri bergetarnya kaki dan berdirinya bulu roma. Iblis merah bahkan tak menyusun siasat apa pun sebelum datang ke tempat itu.
"Jangan tanyakan tentang loyalitas. Aku tidak akan pergi tanpa kalian."
"Kita akan menyatu dengan Jikjik. Siapkan senjata kalian. Kita tidak tahu musuh seperti apa yang akan kita hadapi."
![](https://img.wattpad.com/cover/107041588-288-k796246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2017] A BUNCH OF DEMONS WHO FALL IN LOVE ☑
Fanfiction(Diterbitkan dalam 'INTERLUDE') Ada hal yang ingin aku katakan dengan hatiku, doaku yang sungguh mati-matian. Tanpa sadar aku berdoa dengan suara yang keras, pada puncak langit yang gelap ~ Main cast: BtoB Pendukung: melody