Resolusi (Bagian 1)

158 25 6
                                    

#kembali ke basecamp

U21 menanggalkan semua pakaian dan perlengkapan mereka mulai radio hingga chip yang terhubung ke telinga, bahkan senjata. Mereka ada di gerbang utama Jikjik setelah beberapa waktu sebelumnya para robot meninggalkan kota itu. Ketujuh laki-laki itu siap menyuguhkan ending yang tepat untuk kasus yang sedemikian telah merugikan banyak orang ini.

"Karena kami sudah berkumpul lengkap dan menemukan strategi, bisakah aku minta tolong padamu untuk menginstruksikan pada teman-teman yang lain agar meninggalkan Jikjik dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk membantu orang-orang di sini... A n a ?"

"Tentu saja bisa... Umm.. apa barusan? A n a?" Hydee memotong kalimatnya sendiri dengan pertanyaan subjektif.

"Hehehehe maaf, jujur saja nama Hydee tidak cocok untukmu. Hydee itu seolah bersembunyi. Akan lebih baik kalau kau gunakan nama aslimu. Jadi aku melafalkannya sebagai a n a ... Lebih mudah, lagipula kau tidak berbeda dengan kami, kan?"

Hydee tersipu. Laki-laki itu agak sedikit bodoh. Ia sangat keren beberapa waktu lalu, tapi berubah drastis ketika semua permasalahan terungkap, seolah tak ada lagi yang perlu ditutupi.

"Lihatlah betapa noraknya ketua kita, Ilhoon~ah.." ledek Changsub.

"Changsub~ah, kau tidak ada bedanya dengan dia. Aku mendengar dari mereka bahwa kau memberi nama temannya itu... Siapa tadi? Umm .. Aurora?" Eunkwang menggoda Changsub.

"Ahaaa!!! Aurora.. Aurora yang mana? Yang terpampang di langit Jikjik atau yang terpampang di situ?" Minhyuk menimpali sambil menunjuk ke dada Changsub. Refleks, Changsub berpura-pura mencari kesibukan sendiri sambil menggerutu: padahal kalian berdua juga bertemu seorang gadis, bahkan memeluk, menciumnya juga, ish.

"Di mana pun berada, kita memang laki-laki sejati, Hyung," ujar Ilhoon pada kedua rekannya yang lain. Peniel, Im Hyunsik.

"Apa maksudmu laki-laki sejati?" tanya Hyunsik.

"Laki-laki yang lingkungannya tak mudah menjadi merah muda," jawab Ilhoon.

"Ngghhhh.." Peniel memutar bola matanya sambil melambaikan tangan.

Jikjik terang benderang meski waktu menjelang petang. Aurora slow blue ocean itu sudah menaungi hampir seluruh langit Jikjik. Keajaiban mana yang tak terdustakan lagi? Mereka hanya perlu meninggalkan kota itu sekarang untuk kembali lagi secepatnya.

Rencana itu:
- Pergi ke basecamp para robot
- Memaksimalkan seluruh alat yang ada untuk membuat atmosfer kehancuran basecamp robot sehingga mereka, orang-orang serakah itu berkumpul kembali dan membangun rencana eksploitasi baru sebebas-bebasnya terhadap bumi. Lalu di pertemuan itulah mereka dibinasakan.
- U-21 harus bermain pro perusahaan
- Para robot menyuplai perbaikan kota Jikjik: di sanalah tempat yang masih bisa dibangun kembali
- Mereka hanya perlu mengikuti alur sehingga akhir cerita ini tidak cacat.

"Kami harap, kalian kembali dengan selamat. Apa pun yang terjadi, kembalilah kemari terlebih dahulu. Percayakan perbaikan Jikjik pada kami semua. Mari kita selesaikan kesalahpahaman ini dengan seharusnya," ujar Ana.

"Kami berharap demikian, Ana. Kalian juga berhati-hatilah, jangan sampai mereka menemukan pergerakan kalian sebelum waktu yang ditentukan.." sahut Eunkwang.

U21 pamit. Mereka hanya punya waktu satu Minggu untuk menyelesaikan itu, setidaknya dalam kurun waktu yang singkat mereka mampu mengubah perspektif diri dan membangun kembali keseimbangan serta kepercayaan yang telah dirusak.

"Changsub~ah!!! Sungjae~ah!!"

Minhyuk meneriaki keduanya dari jauh. Hanya mereka berdua yang masih berbincang dengan kedua gadis yang menjadi poros para robot. Mendengar teriakan Minhyuk, keduanya berlari, berlomba menjadi yang tercepat sampai pada kelompok itu hingga punggungnya tak terlihat lagi.

(Bersambung ke bagian 2)~

[2017] A BUNCH OF DEMONS WHO FALL IN LOVE ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang