A Bunch Of Demons Who Fall In Love (Part 4)

210 30 8
                                    


#Jikjik Tenggara, sore hari~

        Matahari yang bahkan tidak memberi tahu waktunya itu tetap bersembunyi di balik awan mendung. J21 memainkan sebuah tali yang sejak tadi dibawanya menyusuri Jikjik, mencari sebuah tempat yang layak dan aman sebagai basecamp sekaligus pos penyelamatan. Namun sejauh ini ia tidak melihat seorang pun melintas. Kota ini benar-benar hanya terdiri dari reruntuhan dan debu-debu. Kemudian ia mendengar S21 masuk ke dalam jaringan radio milik pasukan kecilnya, mengatakan bahwa ia menemukan sebuah tempat yang dirasa aman, lalu Y21 memerintahkan untuk berkupul.

        "Sepertinya memang harus kembali. Di sini bahkan aku tidak melihat mahkluk hidup, sial! Ah, debu-debu ini sangat mengganggu," rutuknya.

        J21 membalik langkah kakinya ke belakang, berniat menyusuri jalan-jalan yang dilalui sebelumnya. Namun kemudian jaringan radio miliknya terputus, sinyalnya hilang, dan ia tak terkendali. Pemuda itu terduduk tiba-tiba. Ada yang tidak beres. Ia mendengar dengan seksama barangkali chipnya berdecit lagi, namun itu sama sekali tidak terjadi.

        "Apa ini? Kenapa tidak..." gumamnya berhenti. Ia melihat sebaris debu yang tertiup di depan matanya. J21 terhipnotis.

        Seperti seorang bayi yang lahir di tengah-tengah padang pasir, kekosongan yang menyeruak begitu saja menyelimuti hati dan perasaannya. Ia lupa, mendadak lupa. Perasaan kosong dan sendiri itu menghantuinya. J21 hilang arah. Guntur yang menderu di langit timur Jikjik dan mendung gelap layaknya malam yang membungkus kota itu, daun-daun kering yang terbang beriringan debu, juga aura mencekam yang menggema di sana sini membuatnya terpaku di sana: Ini di mana?

(bersambung part 5) ~

[2017] A BUNCH OF DEMONS WHO FALL IN LOVE ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang