A Bunch of Demons Who Fall in Love (Part 16)

145 26 22
                                    

#Jikjik, ada yang salah

     Hydee masih tidak percaya Y21 justru membawa ia lari bersamanya menjauhi reruntuhan gedung yang mulai berjatuhan menimpa pasir-pasir yang diam. Tangan keduanya masih bertaut bahkan setelah mereka tidak berlari lagi. Ini semacam teori magnet, sepertinya, kutub Utara tidak akan mampu bertaut dengan kutub yang sama. Itu hanya pikiran nakalnya dalam selintas.

     Ia memandangi wajah Y21. Dari dahi, pelipis, hingga ke bibir, peluhnya turun tanpa izin. Mereka bebas terjun ke bawah seolah tak ada hal yang perlu dikhawatirkan seperti telapak tangan yang mengusap karena tak suka keberadaannya: sungguh cerita yang tidak realistis, tentu mereka tidak menyukai segala sesuatu tanpa rencana.

     "Kau baik-baik saja??!" Pertanyaan itu mengejutkan Hydee.

     "Ah aku baik-baik... Umm.. sepertinya tidak."

     Ada bagian dari dirinya yang rusak. Hydee menyadari ia tidak tengah dalam keadaan yang baik. Lengannya mulai tidak berfungsi. Y21 mencoba memeriksa, dan memang benar, lengan itu tidak bergerak.

     "Apa yang terjadi?" tanyanya.

     "Ini pasti korslet. Ah, sial!" umpat Hydee.

     "Lalu? Apa yang akan terjadi? Maaf aku tidak terlalu paham.."

     "Jika tidak bertemu dengan seseorang yang bisa memperbaiki ini, kerusakannya akan menyebar, aku mungkin mati."

     "Mati? Kenapa begitu??!" Y21 meninggikan suaranya.

     "Seperti barang-barang elektronik, jika kau menemukan kerusakan kecil dan tidak memperbaikinya sesegera mungkin, lama kelamaan barang itu semakin rusak dan akhirnya tidak berfungsi. Ada seorang yang mampu memperbaiki ini, sahabatku. Tapi kami berpisah," ujarnya.

     "Kalau begitu ayo kita mencarinya." Y21 bergegas hendak pergi lagi.

     "Menemukan ia bukanlah akhir dari segalanya. Kami perlu memperbaiki ini di basecamp. Semua peralatan ada di sana..."

     "Lalu apa yang bisa aku lakukan??!!!"

     Y21 berteriak. Marah, ia kecewa pada dirinya sendiri yang tak mampu melakukan apa pun di saat orang di sekitarnya tengah terluka. Ketidakmampuannya itu sungguh melukai hati dan perasaan yang ia bangun sebagai tembok kokoh.

     "Kenapa begitu frustasi? Robot kan tidak seperti manusia? Robot selalu rentan rusak," jawab Hydee sambil tersenyum.

     "Bagaimana aku tidak frustasi?! Aku bahkan tidak tahu mengapa bisa begini bingung. Ada yang salah... Sungguh, ada yang salah."

     "Melihatmu frustasi begitu sudah membuatku senang. Selama ini, pasukan yang datang dan tahu jati diriku selalu memburu dan berusaha membunuh. Mungkin bertemu denganmu adalah sebuah keberuntungan..."

     Y21 menggenggam telapak tangan yang mati rasa itu. Ia tahu benar bahwa ada sesuatu yang salah sejak ia tanpa ragu mengikuti Hydee menemui rekan-rekannya di aula yang gelap. Itu bertentangan dengan nuraninya yang selalu berkata untuk waspada dan tidak mempercayai siapapun. Ia mengelak, selalu berkilah bahwa itu hanya demi menemukan korban di Jikjik.

     "Maknae~ah, sejak kapan kau berubah melodrama begini?" Suara itu!

     Y21 segera melepas genggamannya dan mencari asal suara yang sungguh tidak asing. Ia mengenali benar itu suara siapa. Suara tipis menggemaskan yang selalu membuat paginya mendadak tanpa masa depan. Rivalnya, rival dengan tsundere yang sama dengannya: itu dia.

     "3114?" gumam Hydee.

     "Changsub~ahhhhh!!!!" Y21 histeris.

     "Writer~nim, tolong. Kenapa kau buat dia berkata seperti itu bahkan di fanfiction yang kau tulis??" L21.1 mengeluh padaku. :(

     "Y21, kami datang. Maaf sudah terlalu lama." P21, J21, dan I21 mendekati kedua orang yang tak jauh dari mereka, begitu juga L21 dan 'Aurora'.

     "4&4, kau baik-baik saja? Aku merindukanmu, kak... Ada yang terluka?" Aurora bertanya, khawatir.

     "Dia bilang akan mati kalau tidak segera kembali ke basecamp. Kaukah itu? Yang bisa memperbaikinya?" tanya Y21. Ia mengabaikan keempat rekannya dan menginterupsi percakapan dua gadis itu.

     "Aku tidak baik-baik, 3114..."

     "Namanya Aurora... " pangkas J21.

     "Aurora?" tanya Hydee.

     "Ah, Changsub~hyung yang memberinya nama begitu," sambung I21.

     "Kenapa?"

     "Umm.. kurasa tidak ada yang salah memberinya nama demikian. Masing-masing yang hidup berhak memiliki nama indah, kurasa," jawab L21.1.

      "Apa itu.. jangan sok romantis. Um, Aurora tolong periksa keadaannya. Aku mungkin akan mendiskusikan sesuatu dengan mereka," pinta Y21 lalu membaur dengan keempat rekannya yang lain, hendak menanyakan kabar dan menyusun siasat untuk mengakhiri kekacauan itu.

(Bersambung part 17)~

    

[2017] A BUNCH OF DEMONS WHO FALL IN LOVE ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang