A Bunch of Demons Who Fall in Love (Part 14)

151 24 0
                                    

#Jikjik, sebuah cerita

     Ada masa di mana kau meyakini sesuatu yang tidak pasti, tidak diketahui bakalnya bagaimana, dan berakhir seperti apa rupanya. Saat itu, kau tidak tahu pada musim apa ketidakpastian yang kau yakini ini akan berubah menjadi sebuah kekuatan yang mengantarmu pada kebenaran yang hakiki.

     S21 dan L21.0 berhenti berlari saat keduanya melihat beberapa orang tengah duduk sambil menangis, ada yang mati, mungkin keluarganya. Lalu didekatinya mereka tanpa ragu dan bertanya. Mereka orang pertama yang terlihat di kota mendung yang gersang ini, Jikjik.

     "Permisi, Nona. Kami adalah regu penyelamat. Bisakah kau menceritakan apa yang terjadi di sini?" tanya S21.

     "Apa yang bisa kalian lakukan jika aku menceritakan segala sesuatunya?" tanyanya.

     "Kami akan berusaha membantu. Itu sudah tugas kami," jawab L21.0.

     "Kami menjadi korban bencana demi keseimbangan bumi. Hanya itu yang bisa kukatakan pada kalian. Jangan mencoba menyelamatkan atau melakukan segala sesuatu yang bisa membuat citra kalian semakin baik, karena itu tidak akan terjadi. Lebih baik kalian pergi dari sini dan menyelamatkan diri sebelum kalian juga menjadi korban seperti orang-orang sebelumnya."

     S21 dan L21.0 saling memandang. Keduanya sama-sama tidak mengerti maksud ucapan gadis itu. Mereka adalah korban bencana keseimbangan bumi atau apa itu namanya, namun mereka tidak mau diselamatkan. Apa itu benar? Kenyataan ini sangat oposisi bila dibandingkan dengan keadaan-keadaan lain di mana korban selalu meminta pertolongan, meminta seseorang untuk menyelamatkan. Maka, premis ini berakhir dengan kesimpulan: tidak semua kebiasaan berlaku di tempat tertentu.

     "Kami tidak mengerti. Mengapa kami harus lari? Kami datang untuk membawa kalian pergi dari sini." S21 meletakkan telapak tangannya di bahu kanan gadis itu, berusaha meyakinkannya bahwa tujuan mereka datang hanya untuk menyelamatkan orang-orang dari bencana ini. Lalu gadis itu tersenyum tipis.

     "Oppa..."

     "Oppa?" S21 mengulangi kalimat itu, agak terkejut, sekaligus salah tingkah. Ini bukan waktu yang tepat, tapi ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutan itu.

     "Semua orang yang ada di sini sudah terbiasa dengan keadaan ini. Hanya memerlukan waktu 21 hari agar kami bebas dari bencana. Kami hanya perlu bertahan selama 24 jam per 21 hari sampai mereka pergi. Kami akan aman dengan sendirinya. Beberapa orang mati karena kelaparan, sisanya hanya berusaha bertahan hidup dengan benar. Bencana ini akan terus melanda wilayah lain yang bersikap tidak kooperatif terhadap keseimbangan bumi."

     "Tunggu. Tolong jelaskan pada kami dari awal. Kami tidak bisa mengerti jika kau menjelaskan dari bagian pertengahan seperti itu. Sungguh.. siapa mereka? Dan ini bencana apa?" L21.0 tidak tahan untuk tidak bertanya. Baru kali ini ia merasa benar-benar tidak mampu memahami perkataan orang lain. Terlalu sulit.

     "Oppa berdua kemari tanpa tahu apa-apa?"

     Pertanyaan itu menohok keduanya. Jawaban yang mereka punya hanya 'ya', tidak ada jawaban lainnya lagi. Namun ragu, mereka tidak mengatakannya. Keduanya hanya terdiam seolah pikiran-pikiran kritis sebelumnya menghilang, lenyap entah kemana. Hanya perlu satu kalimat agar mereka bisa sampai kemari, ke Jikjik: Pergi, selamatkan mereka yang tersisa!

     "Oppa, ada dua koloni yang sedang bertahan hidup sambil melakukan kewajiban dan haknya dengan satu syarat, menjaga keseimbangan bumi. Semua orang tahu ada koloni robot yang hidup berdampingan dengan manusia. Mereka bertugas menjaga keseimbangan bumi sebagai alarm kita. Sementara itu, manusia diberi kepercayaan mengatur semuanya secara bijaksana. Namun, akhir-akhir ini aku mendengar dari ayah bahwa beberapa robot datang untuk mengingatkan bahwa kita sudah terlalu banyak mengeksplorasi bumi. Kita mengambil lebih dari cukup. Tapi, mereka justru memenjarakan robot-robot itu.

     "Kami tahu akan ada perpecahan akibat perilaku ini. Orang-orang seperti kami hanya bisa melarikan diri dan bertahan hidup. Kami menyadari bahwa robot-robot itu sudah melakukan tugasnya. Maka dari itu, di sini kami adalah korban, korban keseimbangan bumi." Ia menjelaskan panjang, sangat panjang.

     "Itu adalah robot, S21. Deduksi kita tentang sistem chaos benar adanya. Hampir di setiap komponen mereka bersifat magnetik. Tapi... Mengapa kita baru mengetahui ini sekarang? Sial!! Mengapa perusahaan tidak mengatakan itu sebelumnya, tentang robot. Mereka tahu kita tidak pernah pergi dari perusahaan dan melihat langsung keadaan di luar..." L21.0 mengertakkan giginya.

     "Karena mereka juga bagian dari koloni yang serakah, Oppa."

     "Jadi itu alasan pasukan-pasukan sebelumnya tidak pernah kembali, bahkan tidak memberi kabar?" sahut S21.

     "Tidak. Mereka semua mati karena robot. Menurut kabar yang kudengar, mereka begitu loyal dengan perusahaan intelejen yang mengirim mereka sehingga bahkan tidak mau mendengar cerita dari sisi manapun. Mereka tidak percaya korban seperti kami, bahkan berusaha menyerang robot-robot itu. Itu semua karena mereka tidak tahu dan termakan doktrin.

     "Jadi pilihannya sekarang adalah pasukan kalian pergi dari sini sejauh mungkin, atau kembali ke perusahaan dengan resiko eksploitasi bumi semakin besar dan robot-robot itu semakin gencar bertindak."

     "Sebentar... Lalu siapa penyebab Jikjik hancur tak bersisa seperti ini? Mungkinkah..."

     "Ya, orang-orang yang melakukannya. Robot bukanlah pelakunya. Mereka tidak memiliki senjata untuk menghancurkan, memproduksi saja tidak. Aku mendengar, mereka hanya punya perlindungan diri sekaligus cara membuat orang serakah menjadi jera: angin beracun."

     Informasi ini lebih dari cukup. Beberapa bahkan masih belum mendapat tempat di benak kedua pemuda itu. Mereka menghela napas panjang. Cerita konyol yang benar adanya ini sungguh seperti pancaroba, musim penuh ketidakpastian tapi selalu hadir.

     "Oppa, kalian dan pasukan harus selamat. Robot bukan sesuatu yang utama harus diperangi, tapi keyakinan dalam diri kalian, keyakinan bahwa kalian sudah benar karena melakukan perintah dari perusahaan-perusahaan itu."

     Keyakinan itu, keduanya akan segera mendapatkannya. Segera.

(Bersambung part 15)~

[2017] A BUNCH OF DEMONS WHO FALL IN LOVE ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang