D U A

5.1K 153 2
                                    

EMILY

Setelah memparkir motorku dihalaman depan, aku masuk kerumah dan langsung mendaratkan tubuhku disofa.

Milo langsung naik ke sofa dan duduk diatas pahaku. Aku pun mengelus kepalanya dan menciumnya.

Malam ini akan hanya ada aku, Milo, dan Celine (pembantuku). Karena Ivan akan menginap dirumah temannya.

Siang ini, waktuku akan kuhabiskan untuk tidur siang bersama Milo. Yaaa beginilah kegiatan jomblo kalau kesepian.

Sebenarnya aku bisa saja menyuruh Kelly untuk menginap disini, tapi pasti ia sedang kencan dengan pacarnya.

Pacarnya adalah salah satu anggota Magcon, yaitu Matthew. Beruntung sekali Kelly, mempunyai pacar anggota Magcon.

Besok adalah hari libur. Apa yang akan kulakukan besok?

"Nona, apakah kau ingin makan sesuatu? Atau mungkin minum?" Suara Celine membuyarkan lamunanku.

"Tolong bawakan 2 buah plum saja."

"Apa kau tidak mau minum?"

"Hm..tidak usah."

Celine pun pergi kedapur untuk mengambilkan buah plum ku.

***

"Hoammm.." aku menguap.

Astaga, aku tidur berapa jam? Sekarang sudah jam berapa?

Saat aku melihat jam dinding, ternyata aku baru tertidur 1 jam.

Kulihat Milo sudah tidak ada dipelukanku. Kemana anjing itu?

"Celine!" Teriakku agak kencang.

Jangan sebut aku tidak sopan karena memanggilnya hanya dengan nama. Karena ia baru berumur 18 tahun.

Karena umurnya yang tidak berbeda terlalu jauh, aku selalu curhat padanya. Tentang cowok, cinta, atau persahabatan.

Sebenarnya ia cantik dan lebih pantas menjadi model. Tapi menjadi pembantu adalah keinginannya. Ia sekolah hanya sampai SMP dan setelah itu ia langsung menjadi pembantu. Orang tuanya meninggal karena--

Baiklah tidak usah dilanjutkan. Itu terlalu panjang.

"Ada apa, nona?"

"Milo mana?" Tanyaku.

"Oh, dia sedang makan siang disana." Katanya sambil menunjuk Milo. "Oh ya, nona, ayo makan."

Aku mengangguk dan berjalan ke meja makan. Sedih sekali aku, makan sendirian.

Kulihat diatas meja ada sepiring besar nasi goreng dan cumi goreng tepung.

Astaga, apakah Celine berusaha untuk membuatku terlihat gemuk? Makanan sebanyak ini, mana bisa aku habiskan sendirian?

"Celine, ayo makan bersamaku."

Celine tersenyum. "Tidak perlu, nona. Saya akan makan didapur."

"Tidak, tidak. Ayo makan bersama."

Dan akhirnya kami makan bersama layaknya kakak dan adik.

***

Aku ingin mengajak Milo jalan-jalan. Setelah memasangkan tali pada lehernya, aku menaiki sepedaku dan berjalan-jalan bersama Milo.

Sebenarnya aku tidak ingin berkeliling terlalu jauh, tapi Milo memaksaku. Milo memang bukan anjing penurut, hahaha. Tapi aku sangat menyayanginya.

Kami sampai disebuah taman. Aku memarkirkan sepedaku lalu mengajak Milo bermain didalam taman.

Setelah cukup lama bermain, aku dan Milo merasa lelah. Tapi aku memutuskan untuk tidak pulang terlebih dahulu.

Aku mencari kursi didalam taman ini. Dan akhirnya ketemu juga.

Tapi sayangnya, kursi itu sudah ditempati oleh seorang cowok yang membelakangiku. Cowok itu sedang memakai headphone.

Aku mendekatinya dan mencolek bahunya. Namun ia tidak menoleh.

Aku mencolek bahunya sekali lagi. Dan akhirnya ia menoleh.

Astaga.

Ia Shawn Mendes.

"Um, bolehkah aku duduk disini?" Tanyaku lembut.

Ia hanya mengangguk pelan tanpa menjawabku.

Cih, ganteng-ganteng dingin.

Aku mengangkat Milo dan kuletakkan disebelahku. Beruntung kursi ini agak besar, jadi aku maupun Milo tidak terlalu dekat dengan Shawn.

Aku mengambil botol bayi berisi air didalam tas kecilku. Botol itu untuk Milo.
Aku juga meneguk air mineralku yang kubawa dari rumah.

Aku tidak tahu benar atau tidak. Yang jelas, Shawn sedang memandangku sekarang.

SHAWN

Saat aku sedang mendengarkan musik dengan menggunakan headphone, tangan seseorang mencolek bahuku.

Pertama, aku tak menoleh. Tapi ia mencolek bahuku sekali lagi, dan akhirnya aku menoleh.

Dan percayalah, yang kulihat sekarang adalah pemandangan terindah.

Seorang gadis berambut coklat yang sangat cantik dengan keringat yang membasahi kaus putih nya dan memperlihatkan bra hitam nya dari luar. Oh lord, she looks so hot.

Astaga, apa yang kupikirkan? Shawn! Kau itu belum 18 tahun!

Seekor anjing sedang tersenyum kearahku. Astaga, lucu sekali.

"Um, bolehkah aku duduk disini?" Tanya gadis itu.

Aku hanya mengangguk, tanpa senyuman.

Entahlah, aku malas mengeluarkan senyumanku.

Ia pun akhirnya duduk. Anjingnya juga ikut duduk disampingnya.

Kulihat ia memberi anjingnya minum. Ia juga meneguk air minumnya hingga habis.

Astaga, kenapa gadis itu terlihat hot saat minum? Apalagi bra nya terlihat jelas.

Ya ampun, aku ini apa-apaan, sih? Genap 18 tahun saja belum!

Aku sangat ingin menyentuhnya.

Tidak, tidak! I mean, menyentuh anjingnya.

Lights On (S.M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang