D E L A P A N

3.6K 97 2
                                    

EMILY

Aku sekarang sedang packing, karena aku dan Ivan akan mengunjungi orang tua kami di New York.

Aku sudah memberikan surat izinku. Dan aku bersyukur karena aku tidak hamil, sampai sekarang Ivan tidak mengetahui kejadian itu.

"Besok kita berangkat jam berapa, Van?"

"Jam 8 pagi. Nanti malam jangan tidur terlalu malam, supaya besok kau bisa bangun pagi."

Hari ini aku akan menghabiskan waktu dirumah Kelly, karena aku meninggalkan Toronto lumayan lama. Jadi pasti aku akan merindukan sahabatku yang satu itu.

"Van, aku ke rumah Kelly dulu, ya?"

Ivan mengangguk. Aku langsung mengambil kunci motorku dan berangkat ke rumah Kelly.

***

"APA!? KAU AKAN MENINGGALKAN TORONTO!?"

aku mengangguk. "Ya, tapi tenang saja, aku tidak akan lama. Hanya 2 minggu."

Kelly memutar bola matanya. "14 hari itu lama, sayangku."

Aku terkekeh. "Kau mau ikut?"

"Mau, mau!"

Aku belum menceritakan Kelly tentang Shawn, btw. Aku belum siap menceritakannya.

Aku takut Kelly membenciku karena aku sudah tidak perawan lagi diumurku yang ke 15. Yah, walaupun Kelly juga sudah tidak perawan. Karena ia melakukannya dengan Matthew.

Shawn memang keterlaluan.

Tapi aku juga salah, sih. Harusnya aku menghentikan Shawn.

Tapi kenapa aku jadi ingin Shawn menyentuhku lagi?

Ehh, aku ini apa-apaan sih?

"Ayo, akan kubantu kau packing. Setelah itu langsung kerumahku, ya." Ucapku, agar bisa melupakan Shawn.

***

Jam dinding yang menempel di dinding kamarku menunjukan pukul 7.30.

Aku membangunkan Kelly lalu mandi. Setelah mandi, aku memakai sweater abu-abu dan celana legging hitam. Lalu aku mengepang rambut panjangku.

Kelly memakai sweater putih dengan bawahan rok hitam sepaha. Rambutnya digerai.

"KELLY! EMILY! APA KALIAN SUDAH BANGUN?" teriak Ivan dari bawah.

"We're comin'!" Teriakku agak keras.

Aku dan Kelly turun kebawah sambil membawa koper kami masing-masing.

Kami sarapan sebentar agar tidak lapar. Aku sudah menyuruh Celine untuk menjaga Milo selama aku di New York.

Aku begitu percaya kepada Celine. Karena kami sudah sangat dekat seperti kakak dan adik.

Sebelum pergi, aku menggendong Milo dan memeluknya.

"Aku berjanji akan membawakan banyak oleh-oleh untukmu, sayang. Aku pasti akan merindukanmu." Ucapku lalu mencium Milo dan mengelus kepalanya.

"Ayo, Em. Sudah mau jam 8 nih."

Aku mengangguk. Aku sedikit sedih ketika ingin meninggalkan Milo.

Dulu, aku ingin memiliki adik laki-laki. Tapi mom hanya ingin memiliki 3 anak, yaitu Ivan, Emilio, dan aku.

Jadi Dad memutuskan untuk membelikan aku anjing, yang kuberi nama Milo.

Setetes air mata jatuh dari mataku. Aku memeluk Milo sekali lagi.

"Jangan menyusahkan Celine, ya, Milo. Kalau bisa, buang airnya di toilet, jangan sembarangan." Aku mengelus kepala Milo lagi.

Saat aku ingin membuka pintu, tiba-tiba Milo menggonggong dan menahan kakiku.

"Celine, tolong jaga Milo ya."

Lalu kami berangkat ke bandara.

***

"Hello, New York." Ucap Kelly pelan, tapi masih bisa kudengar.

"Kapan terakhir kau kesini?" Tanya Kelly padaku.

Sekarang kami sudah sampai di New York. Kami baru saja turun dari pesawat.

"Beberapa tahun yang lalu."

Aku, Kelly, dan Ivan naik taksi ke rumah mom dan dad. Rumahnya agak jauh dari bandara.

Setelah sampai, Ivan mengetuk pintu rumah. Lalu seorang wanita paruh baya membukakan pintunya. Dia ibuku.

"Oh, kalian sudah datang. Ayo, masuk. Mom sudah memasak."

Lalu kami duduk diruang tengah. Aku sangat merindukan rumah ini. Tapi banyak perubahan di rumah ini. Mulai dari wallpaper dindingnya, sofa diruang tengah, dan ruang makan.

"Mom, aku membawa teman. Namanya Kelly." Aku memperkenalkan mom dengan Kelly.

"Kami tidak bisa terpisahkan. Katanya ia akan sangat merindukanku, hahaha." Ucapku lagi.

Mom tersenyum. "Yasudah, kalian mau makan dulu atau beres-beres?"

"Kami mau beres-beres aja, mom." Ucap Ivan.

Aku mengajak Kelly naik keatas, menuju kamarku.

Aku membuka pintu kamarku. Aku begitu merindukan kamar ini.

Kamar ini memang tidak sebesar kamarku di Toronto, tapi aku sangat nyaman.

Tempat yang biasa kupakai untuk menangis sepuasnya, tidur, makan, dan lain-lain

Lights On (S.M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang