T I G A

5.1K 139 0
                                    

Shawn ingin menanyakan nama Emily, tapi ia malu.

Shawn juga mati-matian untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak 16 tahun.

Emily mengambil 2 kotak makan didalam tasnya.

Kotak yang agak kecil ia berikan pada Milo. Tapi sebelumnya, Emily sudah membuka tutupnya agar Milo tidak kesulitan.

Emily memakan makanannya dengan perlahan. Sambil memainkan ponselnya.

Shawn berusaha untuk terlihat cuek dan dingin dihadapan Emily.

EMILY

Aku sebenarnya ingin ngobrol dengan Shawn. Tapi sepertinya ia tidak menyukaiku kehadiranku disini.

Ah, tapi aku sangat ingin mengenalnya.

"Um...kau mau kentang?" Tanyaku sambil menyodorkan kotak makanku.

Shawn mengacuhkanku dan fokus pada ponselnya.

Ah, menyebalkan.

Aku menutup kotak makanku. Kulihat Milo sudah selesai makan, jadi aku merapikan barang-barangku.

"Milo, ayo pulang."

Aku dan Milo keluar dari taman. Aku menaiki sepedaku dan pulang kerumah bersama Milo.

***

"Kelly, kau tidak akan percaya. Tapi percayalah, ini nyata."

"Apa?"

"Tadi, aku bertemu dengan...tebak siapa?"

"Justin Bieber?"

"Astaga. Bukan."

"Emilio?"

"HAHAHA. Dasar jayus"

"Charlie Puth?"

"Astaga, itu hanya akan terjadi dalam mimpi."

"Lalu siapa?"

"Shawn Mendes. Cogan yang sangat hot itu."

"APA!? DIMANA!?"

"Tadi aku ke taman bersama Milo. Lalu di taman ada dia."

"Matthew memberitahuku, katanya, Shawn itu sangat dingin. Jadi ia tidak menyenangkan, menurutku."

"I know."

Lalu aku memutuskan telfonnya.

Aku masih memikirkan wajahnya yang tampan. Tapi entah kenapa, aku tidak bisa menyukainya.

Aku belum bisa move on dari mantanku. Aku tak mau menyebutkan namanya.

Ia menjijikan. Sudah lah, lupakan saja.

***

Aku tak sadar, ternyata sekarang sudah pagi. Sungguh, aku merindukan Ivan. Padahal, baru sehari kami tidak bertemu.

Aku mencuci muka dan menguncir rambutku asal. Lalu turun kebawah.

"Ivan belum pulang?" Tanyaku pada Celine. Kulihat ia sedang menyapu lantai.

"Belum, nona." Jawabnya lembut.

Aku mengangguk dan mendaratkan tubuhku di sofa. Aku menyalakan TV untuk menonton drama favoritku.

Sudah jam 9 pagi, Ivan belum pulang juga. Kemana anak itu?

Aku pun memutuskan untuk menelponnya.

"Halo?"

"Ivan! Kau dimana?"

"Aku masih dirumah Gilinsky."

"Kau kenal Gilinsky?"

"Tentu saja. Aku kan anggota baru Magcon."

"Ya, terserah. Pulang sekarang! Aku bosan sendirian."

"Ya, baiklah. Aku mau mandi dulu sebentar."

"Jangan lupa, bawakan aku kentang goreng Mcd!"

"Ya!"

Aku menutup telfonnya. Sambil menunggu Ivan dan kentang goreng, aku melanjutkan menonton drama fav ku sampai habis.

Satu jam berlalu, tapi Ivan belum pulang juga.

Tokk..tokk...

Aku pun membuka pintu rumah dan menemukan Kelly dan Ana didepan pintu.

Ana adalah teman sebangku- ku. Namanya Ariana, tapi orang-orang memanggilnya Ana.

Sialan. Kukira itu Ivan. Padahal aku sedang menunggu kentangku.

Mereka membawa sebuah paper bag dan sebuah kotak sepatu.

"Kenapa?" Tanyaku malas.

"Kami tidak boleh masuk nih?" Tanya Ana. Aku hanya mengangguk dan mempersilakan mereka untuk masuk.

"Kemana Milo?" Tanya Kelly saat kami sudah tiba di ruang tamu.

"Aku tak tahu."

"Kau kenapa, sih?"

"Kalian menyebalkan, sih! Aku kan sedang menunggu Ivan. Kenapa malah kalian yang datang?"

Tak lama, Ivan pulang. Dan yang membuatku kesal, ia pulang dengan tangan kosong.

"Ivan! Mana kentangku?"

"Aku lupa." Ucapnya tanpa merasa bersalah.

Aku pun mendorong badannya kasar.

"Ayo, Kelly, Ana, ke kamarku saja."

Setelah kami masuk ke kamarku, aku mengunci pintunya agar Ivan tidak mengganggu.

"Kasihan kakakmu, Em." Kata Kelly.

"Iya, kasihan sekali Ivan." Ucap Ana.

Astaga, apa mereka berusaha untuk membuatku marah?

"Diam."

"Kau tau, Matthew bilang Jacob mengadakan pesta. Dan kau harus ikut."

"Iya, harus. Jam 8 malam. Hari ini." Ana menambahkan.

Aku memutar bola mataku. "Tidak. Aku malas."

"Kau harus ikut! Disana banyak sekali cogan." Ucap Kelly.

"Benar! Kakakmu juga akan ikut! Ia kan anggota magcon yang baru." Kata Ana.

Kelly mendekatiku dan membisikan sesuatu. "Ada Shawn."

Dengan kesal, aku menjambak rambutnya pelan.

"Tidak. Aku tidak mau."

Lalu mereka menggunakan jurus mereka, yaitu puppy eyes.

"Ayolah, Em. Disana menyenangkan." Ucap Ana.

"Baiklah, aku ikut."

Mereka tersenyum puas dan memberikan paper bag padaku.

"Kami membelikan dress untukmu. Pakai untuk jam 8 nanti." Ucap Ana.

"Oh ya, jam setengah 7, kami datang kesini untuk mendandanimu." Ucap Kelly.

Aku hanya memutar bola mataku. "Yasudah. Pulang sana."

•••

Ariana Grande as Ariana

Untuk beberapa chapter kedepan 'mungkin' ada smut nya.

Kalo yg ga mau baca smutnya, di lewatin aja wkwk.

Lights On (S.M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang