T U J U H

3.9K 100 1
                                    

Aku membuka pintunya dan menemukan Nash, Ivan, dan Kelly didepan pintu.

"Eh, ada apa?" Tanyaku tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Mana Shawn?" Tanya Ivan. Lalu Shawn muncul dan berdiri disebelah ku.

"Eh, ada apa mencariku, van?"

"Oh, jadi ternyata benar, kalian semalam.."

Ternyata dugaanku benar, Ivan pasti berpikiran seperti itu.

Aku tertawa. "Haha, tidak, van. Semalam kan kalian semua mabuk, jadi hanya tinggal aku dan Shawn. Kami memang tidur sekamar, tapi tidak seranjang."

Aku tidak ingin berbohong, sebenarnya. Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa selain berbohong.

"Lalu, kenapa kau memakai jaket Shawn?" Tanya Nash.

"Haha, dia kedinginan. Kau tahu, dia itu tidak tahan dingin. Jadi aku meminjamkan jaketku." Jawab Shawn.

"Van, ayo pulang." Ajakku.

Ivan mengangguk dan mengantarku pulang.

***

Dalam perjalanan pulang, aku hanya diam sambil memikirkan kejadian semalam.

Shawn tidak memakai pengaman. Kalau aku hamil, bagaimana?

Ah, itu tidak mungkin terjadi. Aku tidak mau sampai itu terjadi.

Dasar alkohol sialan. Gara-gara alkohol, semua orang mabuk, termasuk Shawn.

Shawn juga sialan. Ia memang menolongku dari Cameron, tapi ia malah melakukannya. Ya sama saja kalau begitu.

Semua ini salah Jacob. Kenapa ia menyediakan alkohol dirumahnya? Karena alkohol sialan itu, aku jadi kehilangan keperawananku!

Salahkan Kelly dan Ana juga. Karena mereka yang mengajakku ke tempat sialan itu.

Jangan lupa, salahkan Shawn juga. Kenapa ia harus mabuk? Kenapa ia tidak memakai pengaman?

Cameron juga salah. Semuanya salah!

Huh, kenapa aku jadi menyalahkan semua orang begini?

Baiklah, aku juga salah.

"EMILY MARTINEZ! Kau tuli, ya?" Teriakan Evelyn dan Ivan membuatku kaget.

"Ah, iya, apa?"

Sebenarnya aku juga kesal pada mereka berdua, Ivan dan Evelyn. Kalau kami pergi bertiga, pasti aku akan jadi nyamuk.

Aku sebenarnya kepanasan karena memakai jaket kulit milik Shawn ini. Tapi kalau aku membukanya, tanda-tanda dileherku akan terlihat.

"Astaga! Melamun lagi?"

Lagi-lagi, teriakan Evelyn membuatku kaget.

Ugh, kalau saja dia bukan calon kakak iparku, aku sudah menendangnya ke India.

"Van, aku lapar. Kita ke Mcd, yuk!" Aku ingin makan, karena perutku memang berbunyi daritadi.

Aku agak sulit berjalan, karena kegiatan semalam. Selangkanganku perih.

Ah, sudah, lupakan saja kejadian semalam.

Aku benci Shawn.

Semua ini salah Shawn!

"Apa kau tidak takut jika kau kerasukan?" Pertanyaan Ivan membuyarkan lamunanku.

Aku memukul dadanya. "Kau apa-apaan, sih? Sudahlah, aku ingin memesan kentang dulu."

•••

Sorry pendek wkwk

Lights On (S.M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang