13♥

1.2K 127 103
                                    

Sore ini sepertinya cuaca sedang tidak bersahabat. Saat Alika baru saja turun menuju lantai bawah dari kelas, tiba-tiba hujan deras yang disertai angin kencang mengguyur lingkungan sekitarnya.

Alika memutuskan untuk berlari ke depan ruang guru, ruangan yang masih terlihat ramai sore ini. Sesekali Alika menggosok-gosokkan lengannya kedinginan sembari menunggu hujan reda.

Dari arah berlawanan terlihat gadis berkuncir kuda yang menyelimuti tubuhnya menggunakan hoodie oversize berwarna navy berlari ke arahnya sambil memasang senyuman lebar.

"Alika!" ucapnya saat sudah berdiri tepat di hadapan Alika.

Alika tersenyum, "Rachel," balasnya.

"Lagi nungguin siapa?" tanya Rachel tiba-tiba.

"Hm, nungguin hujan reda," jawab Alika sambil nyengir lalu beralih memainkan ponsel yang ada di genggamannya sedari tadi.

"Kenal sama Rifky Nevan, udah lama, ya?" Rachel bertanya memecah keheningan agar tidak terkesan awkward.

Alika mendongak, menatap Rachel lamat-lamat dengan tatapan aneh, "Eng-enggak kok, kalo sama Rifky emang temen sekelas dan satu bangku. Kalo sama Nevan baru kenal waktu pentas seni bulan lalu," jawab Alika. "Kenapa?" sambungnya.

"Ah, enggak, I just–" Rachel belum menyelesaikan kalimatnya, namun Alika menyela.

"Why? Lo kenal sama mereka udah lama ya? Atau lo–"

"Alika!" teriak seorang laki-laki dari arah tangga.

Alika menoleh, laki-laki itu berlari ke arahnya sembari menenteng jaket berwarna hijau tua di tangan kanannya.

"Ngapain sih, Ky? Jangan lari-lari tar jatoh," ucap Alika mengingatkan.

Rifky berhenti di hadapan Alika, "Jangan bawel," ucap Rifky seraya memberikan jaket berwarna hijau itu pada Alika. "Pake," lanjutnya sambil menarik pergelangan tangan Alika, mengajaknya pergi.

"Apaan sih lo?!" Alika berseru sambil tertatih-tatih mengikuti langkah panjang Rifky.

Sedangkan Rachel hanya bisa terdiam melihat Rifky yang tiba-tiba datang sambil menarik tangan Alika pergi, seperti tidak melihat keberadaan Rachel yang ada di situ juga.

Di tempat lain Alika sedang memaki-maki Rifky karena sedari tadi Rifky masih menggenggam pergelangan tangannya sampai menyisakan rasa perih di sana. "Jangan kasar-kasar kek sama cewek, sakit." Alika berujar lirih. Entah kenapa sedari tadi ia terus mengikuti langkah Rifky tanpa berusaha memberontak.

Mendengar rintihan sakit dari Alika, Rifky menghentikan langkahnya di dekat gerbang yang akan menuju tempat parkir SMA Brawijaya. "Maaf, pokoknya sekarang lo ikut gue."

Alika mendongak menatap Rifky tidak percaya, "Ya kemana dugong, lo tuh ngajak yang jelas, tiba-tiba narik, tiba-tiba ngasih jaket, apaan, orang ujan juga," omelnya.

"Ke rumah Daffa," jawab Rifky singkat.

"Lo nggak lihat?" Alika mendongak menatap langit abu-abu yang sedang tidak mood itu. "Hujan, Rifky," ucap Alika lembut namun penuh penekanan.

"Makanya, jaketnya di pake, Alika," ujar Rifky tak kalah lembut.

Bulu kuduk Alika tiba-tiba meremang mendengar Rifky berujar selembut itu. Entah ini anugerah atau apa bisa ditakdirkan mendengar Rifky berucap lembut padanya.

Alika menatap jaket army yang di berikan Rifky tanpa melakukan apa-apa. Otaknya masih terfokus pada nada bicara Rifky.

"Bisa pake jaket gak?" tanya Rifky melihat ekspresi datar Alika.

Hello Alika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang