14♥ REVISI

1.2K 107 62
                                    

Boleh minta tolong koreksinya? Terlalu banyak typo di antara kita(

---

"Makanan pinggir jalan aja, gue pengen bebek goreng. Nikmat," kata Alika antusias.

Nevan tersenyum singkat dari balik helm fullfacenya. Nevan mempercepat laju motornya ke sebuah tempat makan pinggir jalan favoritnya yang mungkin Alika juga akan suka.

Flashback On

Nevan memutuskan untuk pergi ke rumah Alika seusai pulang sekolah, berniat mengajak gadis itu jalan-jalan mengitari Kota Jakarta atau semacamnya berdua.

Sesampainya di halaman depan rumah Alika yang terlihat hijau dan sejuk ini tiba-tiba hujan deras yang disertai angin kencang turun.

Dengan tekad yang kuat, Nevan melangkahkan kakinya yakin menuju pintu besar bercat putih itu dan mengetuknya. Selang beberapa menit kemudian, pintu besar itu terbuka, menampakkan seorang laki-laki berkaos putih dengan celana hitam selututnya, sedang menatap Nevan aneh.

Nevan melongo tidak percaya melihat sosok lelaki yang ada di hadapanya ini. "Galang?"

"Cari siapa?" tanya Galang datar sambil meneliti penampilan Nevan satu persatu dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Emang anak Brawijaya ada yang urakan gini ya?" gumam Galang dalam hati seusai melihay badge yang ada di lengan kanan Nevan.

Nevan tersenyum kikuk sambil berusaha mengenyahkan pikiran buruk yang hinggap di otaknya, "Anu, Alika nya ada?" tanya Nevan.

"Loh? Sekarang jam berapa?" Galang balik bertanya heboh.

Nevan mengernyit bingung seraya menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Jam lima."

"Bentar, bentar," ucap Galang seraya mengeluarkan ponsel dari sakunya. "Alika lagi latihan di rumah Daffa katanya," lanjut Galang selang beberapa menit ia selesai mengutak-atik benda persegi itu.

Nevan mengangguk paham, "Oh, yaudah, gue balik deh kalo gitu," pamit Nevan.

Galang berpikir sejenak di tempatnya, "Ujan gini, di sini dulu aja, sambil nungguin agak terang," cegah Galang.

Nevan menaikkan sebelah alisnya heran, "Sebenernya Galang ini siapa sih? Pembantunya Alika?" Nevan bergumam dalam hati.

"Masuk, gue lagi bosen di rumah sendirian hehe," cengir Galang seraya mempersilahkan Nevan masuk.

Sekali lagi Nevan mengangguk menyetujui ajakan Galang dan mulai mengikuti langkahnya dari belakang.

Tepat di ruangan yang di isi televisi berukuran 40 inch yang di depannya terdapat sofa besar yang terlihat empuk, Galang menghentikan langkahnya, "Duduk gih, mo minum apa? Es teh? Es jeruk? Jus mangga? Jus apel? Tapi gue adanya air putih, gimana?" tawar Galang santai.

Nevan mendengus kasar sambil menatap Galang malas walaupun dirinya sangat penasaran dengan Galang. "Nggak usah."

"Dih, yaudah. Tamu tau diri, ngerti aja kalo lagi gak ada apa-apa di kulkas," Galang mengendikkan bahunya acuh seraya mendaratkan bokongnya di sebelah Nevan.

"Oh iya! Kita belom kenal kan? Gue Galang, abangnya Alika. Gue rasa lo udah tau gue, nggak usah heran kenapa gue masih kelas sebelas karena ceritanya bakalan panjang kalo gue jelasin, dan satu lagi, jangan manggil gue abang, kak, mas, atau semacamnya. Gue masih kelas sebelas bro, kita seumuran. Kalo lo?" jelas Galang panjang lebar.

"Gue Nevan," jawab Nevan singkat, "oh, abangnya Alika," ucap Nevan dalam hati, rasa penasarannya tiba-tiba hilang seketika.

🌸🌸🌸

Hello Alika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang