Adaptasi

99 10 3
                                    


Perjalanan yang dilakukan Caca memang cukup lama yaitu enam belas jam pantas saja jika dia tertidur pulas. Tak lama datang pramugari yang ingin menyampaikan bahwa Caca telah hampir  sampai di kota tujuannya, Surabaya. Karena Caca pergi sendiri tidak ditemani siapapun akhirnya dia hanya mengisi waktunya dengan bermainn ponselnya saja, setelah bosan dia pun terlelap  sampai tiba-tiba ada yang membangunkannya, "permisi mbak sebentar lagi sampai di stasiun terakhir, mbak bisa mempersiapkan barang bawannya terlebih dahulu agar tidak ada yang tertinggal ya mbak terimakasih" pramugari mengingatkan. Caca lalu bangun dengan kondisi masih setengah sadar, "eh iya mbak terimakasih ya saking lamanya perjalanan saya sampai bosan dan tertidur" balas Caca.

Kemudian Caca menurunkan kopernya yang berada diatas tempat duduknya dan bersiap untuk turun.  Pertama menginjakkan  kaki di kota Surabaya  Caca hanya melihat sekelilingnya dengan perasaan aneh, maklum pertama kalinya dia datang ke kota Surabaya. Kota ini akan menjadi saksi selama empat tahun ke depan dan mungkin juga lebih . Setelah melakukan perjalanan selama enam belas jam rasanya punggung Caca pegal sekali. Pandangannya tertuju pada warung nasi di luar stasiun yang bertuliskan "nasi pecel mbok mir", mungkin enak kali ya pagi-pagi gini makan pecel tambah teh hangat, pikirnya.

Caca memasuki warung itu dan segera memesan nasi pecel dan teh hangat. "bu pesan nasi pecelnya satu sama teh  hangat ya" ucap Caca.
"enggeh mbak, tambah apa lagi?"
"sudah bu itu saja terimakasih"
Sambil menunggu pesanannya datang Caca melihat sekitarnya, "akankah aku merasa lebih baik di kota ini ataukah akan ada lagi alasan untuk hati ini hancur, hmm baru aja sehari ninggalin Jakarta kok udah kangen ya sama sahabat-sahabatku habis makan aku langsung sms ah " ungkapnya dalam hati. Tidak begitu lama pesanannya pun datang dan Caca pun langsung memakannya, maklum dari tadi malam dia tidak ingin makan apapaun yang dia inginkan hanya tidur untuk sejenak meninggalkan bayang-bayang orang yang menyakitinya. Ketika nasi pecelnya baru setengah habis terdengar bunyi ponsel Caca.
"halo ca ini mbak Ira kamu dimana sekarang? Udah nyampe dari tadi ya? Maafin mbak ya tadi macet" ucap mbak Ira
"halo mbak Ira, ini Caca lagi makan pecel deket stasiun, namanya warung nasi "mbok mir" bentar lagi beres kok mbak" sahut Caca
"ya udah mbak kesana ya samperin kamu sekarang"
Klik! mbak Ira mematikan sambungan telfon dengan Caca.

Tiba-tiba mbak Ira sudah dibelakang Caca dan kangsung nenyapanya " haloo Caca udah gede ya sekarang kamu, makannya udah selesai? Mau nambah lagi ga? Atau mau kemana dulu gitu sebelum pulang? Sapa mbak Ira.

"haloo mbak Ira, hehe iya udah gede mbak kan udah lama ya kita engga ketemu, engga mbak langsung pulang aja yuk Caca cape pengen istirahat" sahut Caca.Setelah mengobrol agak lama dan membayar nasinya Caca dan mbak Ira langsung berangkat menuju rumah mbak Ira.

"mbak suasana Surabaya sama Jakarta beda banget ya, kira-kira Caca betah engga ya disini, oh iya mbak Universitas Antariksa itu jauh ga dari rumah mbak? Kata tante lumayan jauh ya? Mmm Caca mau kuliah jurusan farmasi ya mbak tapi kok mahal mbak Ira ada saran ga jurusan apa" Caca membuka percakapan
"haha Caca pertanyannmu kok banyak banget, mbak jawab satu-satu ya, gini universitas itu dari rumah mbak memang agak jauh jadi paling nanti kamu kos ya tapi sabtu-minggu kamu bisa pulang ke rumah mbak kalau ga ada kegiatan kampus, gini aja Caca pilih dulu jurusan yang masih kesehatan ya, karena mbak juga ga sanggup kaykanya kalau biayain kamu kuliah jurusan farmasi, maaf ya ca, gapapa kan? Balas mbak Ira
"oh iya ya mbak Caca ngomong banyak banget tadi, mmm jurusan apa ya mbak? Perawat deh mbak ya, besok anterin Caca kesana ya mbak"
"boleh ca kalau memang kamu bener-bener mau perawat mbak dukung, oke deh ca yang penting sekarang kamu istirahat dulu"

Sekitar setengah jam mereka pun sampai. "ayo ca udah sampai nih dirumah mbak Ira semoga kamu betah ya" ucap mbak Ira. "sudah sampai ya mbak? Caca bakal betah kok, pasti betah" balas Caca.

Caca langsung turun dan masuk rumah. Disana sudah tersedia kamar khusus untuk Caca. Setelah berpamitan untuk istirahat Caca pun langsung merebahkan badannya di kasur dan langsung meraih ponselnya, karena dia berniat memeberi kabar sahabatnya, nur.
Marsha Febria Putri: nuuuuuur, gue udah nyampe Surabaya nih, kotanya cantik ga jauh beda sama Jakarta, tapi yang paling beda disini ga ada lo.
Tak lama setelah pesan terkirim langsung ada balasan dari nur.

Pagiku Tak Seindah DuluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang