Kota Baru Hati Baru

280 12 4
                                    



Malam itu menjadi malam yang paling menyakitkan bagi Caca, bagaimana tidak setelah berpacaran lebih dari dua tahun Rey tega memutuskan hubungan mereka begitu saja hanya karena masalah kecil dan yang lebih parah lagi lewat sms! Ya lewat sms. Caca langsung masuk ke kamar, mengurung diri dan mengutuk semua kejadian ini. Dulu Rey selalu berjanji akan menjaga Caca sampai kapan pun terlebih setelah kematian Mama Intan, mamanya Caca. Tepat setahun setelah kematian Mama Intan, Rey mengingkari semuanya pergi begitu saja tanpa memikirkan semua janjinya kepada sahabat-sahabatnya bahwa dia akan menjaga Caca sampai kapan pun. 

Hari-hari Caca dilalui dengan penuh keheningan, memang raganya ada tapi jiwanya tak pernah sama lagi seperti dulu, biasanya dia selalu bercerita apapun kepada Mama, tapi sekarang pada siapa? Caca sudah cukup iri kepada teman-temannya yang memiliki keluarga utuh, memiliki orang tunggal sejak umurnya empat tahun. Papa Caca meninggal karena sakit jantung dan mamanya tidak mau menikah lagi karena rasa sayang dan cinta yang begitu besar terhadap papanya.

Kini Caca hanya bisa termenung membisu dan tatapannya selalu kosong. "Ma, Caca kangen mama, Caca mau mama ada disini nemenin Caca, banyak yang mau Caca ceritain ma, tentang Rey yang ninggalin Caca padahal dia udah janji mau jagain sampai kapan pun, sahabat-sahabat Caca yang mulai sibuk sendiri karena persiapan ujian masuk universitas, Caca sendiri ma, Caca sendiri, ucapnya didalam hati  dan mulai meneteskan air matanya diatas bantal.

Marsha Febria Putri, sekarang dia hanya seorang diri tanpa mama dan papa yang biasanya selalu mendukung segala cita-cita Caca, yatim piatu ya sekarang begitulah Caca sekarang. Setelah kepergian papanya lima belas tahun lalu, Caca hanya hidup dengan mamanya, mamanya seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai penjahit dirumahnya untuk menyambung hidup setelah kepergian papanya. Tak terasa Caca sudah tumbuh menjadi gadis yang Cantik serta anggun, dan tepat akan berusia 18 tahun. 

Sambil memandang foto mamanya Caca teringat akan percakapan sebelum mamanya pergi untuk selama-lamanya.
"maa bentar lagi Caca UN lho, doain Caca ya ma, Caca takut kemarin UKOM Caca udah lolos dengan nilai tertinggi di sekolah ma, tapi rasanya beban Caca masih numpuk maa".
"maa nanti Caca kuliah dimana ya ma? Jurusan apa? Enak kali ya ma kuliah, Caca udah ga sabar nunggu kelulusan"
"Caca mau ambil jurusan farmasi aja ah, tapi kok mahal ya ma?".
Caca terus saja berbicara sedangkan mamanya masih terfokus pada jahitannya. "maa, mama degerin Caca atau engga sih? Kok Caca malah ngomong sendiri sih" ucapnya.
"mama dengerin Caca kok tapi bentar dong mama lagi nyelesein jahitan ini nanti mau di ambil sama Bu Sri, tapi Ca kuliahkan mahal kayaknya mama ga sanggup deh, buat sekolah kamu smk farmasi aja mama udah ngerasa berat, apalagi sebentar lagi banyak banget yang mau dibayar menjelang kelulusan, kalau kamu kerja dulu gapapa kan Ca?".
Caca hanya terdiam, sambil memikirkan omongan mamanya.
"hmm iya ya mama kan kerja sendiri memenuhi kebutuhan aku, buat bayar sekolah, bayar air dan listrik, semuanya mama yang bayar, apa aku egois kalau aku masih minta kuliah? Apa aku kerja dulu aja ya? Mungkin nanti aku bisa kerja sambil kuliah" ucap Caca dalam hati.

Sekarang semuanya telah berlalu, percakapan itu menjadi percakapan terakhirnya karena setelah itu Mama Intan mendadak sakit dan meninggal dunia sebulan sebelum Caca melaksanakan UN. 

Persiapan yang begitu matang telah Caca siapkan demi nilai UN yang harus memuaskan karena jika nilainya bagus pastilah mamanya juga akan bahagia. Tapi takdir berkata lain.
"ma, mama kenapa? Bangun ma bangun, Caca gamau sendiri, nanti Caca sama siapa? Caca hanya bisa berteriak sambil menangis. Mamanya tiba-tiba saja pingsan setelah selesai menyelesaikan jahitannya yang terakhir hari ini. Setelah mengetahui mamanya pingsan Caca langsung memanggil tetangga terdekatnya karena mereka hanya berdua saja dirumah. Tetangganya berdatangan dan langsung membawa mamanya ke Rumah Sakit, tapi halangan itu datang, jalanan macet dan lampu lalu lintas mati. "Ya allah tolong Caca, mama harus bangun lagi, aku udah engga punya siapa-siapa lagi didunia ini" ungkapnya dalam cemas. Jalanan tak kunjung lancar karena mobil yang dipakai adalah mobil pribadi bukan ambulance. Sesampainya di Rumah Sakit perawat langsung membawa mamanya ke UGD, tak lama datang tantenya.
"Ca mama kenapa kok bisa tiba-tiba pingsan? Kok kamu engga ngabarin tante, rumah kita kan hanya beda RT" tanya Tante Nita. Caca gatau te tadi mama tiba-tiba aja pingsan terus ga bangun lagi, Caca takut te Caca takut" jawab Caca sambil terisak. Setelah menunggu lama dokter datang.
"permisi keluarga pasien ada disini?". "iya saya dok" jawab Tante Nita. "bisa ikut saya sebentar ya bu ada yang perlu saya bicarakan".
"kami memohon maaf karena kami tidak dapat membantu keluarga ibu, pasien sudah meninggal saat diperjalanan, pupilnya sudah membesar kami tidak dapat berbuat apa-apa lagi, kami memohon maaf bu" ucap dokter. Bagai petir yang menyambar dimalam hari. Pelangi yang tadi siang hadir dimata Caca karena telah siap menghadapi UN tiba-tiba saja berubah menjadi angin putting beliung yang menghancurkan apa saja yang ada didepannya.
"Ca kamu yang kuat ya nak, masih banyak yang sayang sama kamu nak" ungkap tante Nita. 
"maksud tante apa? Mama baik-baik aja kan? Te jangan bikin Caca cemas te, Caca gamau" Caca tak sanggup melanjutkan kata-katanya dan langsung berlari ke ruangan mamanya.
"maaaa Caca gamau kehilangan mama, mama bangun, sebulan lagi Caca bakal buktiin sama mama kalau Caca bisa dapat nilai tertinggi disekolah, kalau mama Capek kerja Caca yang bakal kerja ma, bagun ma banguun" ucap Caca parau.
Caca langsung menelpon Rey dan menyuruhnya datang ke Rumah Sakit.
"nak kamu yang ikhlas ya mama udah pergi ninggalin kita semua" tante menenangkan.
"nanti Caca sama siapa Caca udah engga punya siapa siapa lagi"
"Caca mau buktiin kalau Caca pasti bisa banggain mama"
"Caca bakal nurut ma ga nakal lagi ma, bangun mama banguuun"
"mama jangan ketemu papa dulu ma, Caca tau mama sayang papa tapi Caca jauh lebih sayang dari papa ma percaya Caca ma" 
Caca terduduk sambil menangis. Tak lama datang Rey dengan wajah kalut, dan tante langsung memberitahukan bahwa mama Caca sudah tidak bisa diselamatkan.  Suster menutup tubuh Mama Intan dengan selimut tapi Caca langsung mengamuk dan berkata "mama aku belum meninggal jangan ditutupin selimut ini" ucapnya sambil melempar selimut itu ke lantai.
"Caca tenang istigfar Ca, kita disini sayang kamu" uCap Rey sambil memeluknya.

Pagiku Tak Seindah DuluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang