Rian

85 9 0
                                    

Dua minggu sudah sejak pertama kali Caca datang ke Surabaya berarti hari ini adalah hari pengumuman kelolosan tes Universitas Antariksa. Hati Caca rasanya tak karuan. Bagaimana kalau dia tidak diterima jelas dia lulusan SMK yang standar belajarnya beda dengan anak SMA. Kalau dia dan Rian diterima sepertinya menyenangkan, bisa setiap hari bertemu dan rasanya Caca mulai menaruh hati pada Rian.  Oh Tuhan janjiku yang semula tidak ada seorang pun yang bisa membuka hatiku ternyata telah dia ingkari sendiri.

Tuhan jika memang aku harus jatuh cinta kenapa engkau jatuhkan aku kepada orang yang sulit untuk kumiliki. Baru kemarin Caca mengetahui bahwa Rian adalah non muslim. Kenapa hati ini harus jatuh cinta lagi jika akhirnya akan patah, lagi.

Dengan tidak sabar Caca langsung membuka laptop untuk melihat pengumuman kelolosan, Dan akhirnya tercantum nama Marsha Febria Putri Jurusan D3 Keperawatan LOLOS. Alhamdulillah Caca langsung bersyukur setelah mngetahui hal ini. Caca teringat akan Rian dan langsung menulis pesan.

Marsha Febria Putri: yaaan gimna hasilnya? Kamu lolos juga kan? Yee satu kampus.

Ariandi Pamungkas: aku ga lolos ca, besok aku langsung ke Jember untuk daftar ke salah satu Universitas swasta disana, mungkin beberapa hari kita ga bakal ketemu dulu ya.

Marsha Febria Putri: loh yan? Kenapa kamu ga ambil universitas disini aja? Kok harus ke Jember?

Ariandi Pamungkas: gapapa Ca aku pengen ambil disana aja pengen ngelupain rasa kecewa ku, hehe, kecewa ga lolos

Marsha Febria Putri: kamu tega ninggalin aku? Aku baru ngerasain punya sahabat lhooo :(

Ariandi Pamungkas: aku pergi sebentar doang kok Caa, paling seminggu terus ke Surabaya lagi, kan kuliah masih 3 bulan lagi

Marsha Febria Putri: hmmm ya udah deh semoga kamu keterima di Universitas yang kamu mau, see you!

Ariandi Pamungkas: see you too!

Dua minggu mereka tidak bertemu dan Caca pun mulai rindu dengan Rian, akhirnya Caca mencari kabar ke Andini. Karena sekarang Caca sudah berani mengungkapkan isi hatinya kepada Andini bahwa Caca menyukai Rian, dan Caca pun sempat bertanya apa Andini dan Rian memiliki hubungan special tapi Andini menampiknya.

Marsha Febria Putri: diiiin, kamu lagi ngapain? Kangen nih lama ga ketemu

Andini HumaIra: halooo, aku lagi diem aja nih, hayo kangen aku atau Rian?

Marsha Febria Putri: kangen kamulah haha kangen Rian dikit, eh din Rian kok ga ada kabar ya?

Andini HumaIra: haha ngaku juga, kemarin sih sms aku katanya masih di Jember, bentar lagi mungkin pulang, udah dulu ya ca, bye.

Marsha Febria Putri: ok Din makasih infonya bye

Kok aneh ya Rian ngabarin Andini tapi sms ku ga dibales, terus Andini juga beda biasanya mau nemenin aku sampai tengah malam. Apa benar firasatku kalau sebenarnya mereka itu lebih dari teman? Aku yang salah karena sudah memasuki dunia mereka berdua? Tapi kenapa mereka ga jujur? batin Caca.

Sudah hampir tiga minggu dan Caca tidak pernah lagi ketemu Rian atau pun Andini. Ini minggu ketiga dan Rian masih belum memberi kabar kepada Caca. Hari ini adalah hari dimana Caca akan pindah ke tempat kosnya dan Caca ingin memberitahu Rian maka diambilah ponselnya.

Marsha Febria Putri: yaan udah tiga minggu nih ga ada kabar, kamu sekarang dimana? Aku mau ke kos baru mau pindahan juga, nanti kalau balik Surabaya bilang ya biar aku bisa ke rumah mbak Ira.
Sejam, dua jam, sehari pun terlewati tapi tidak ada balasan dari Rian. Caca pun sekarang sudah kos sendiri didekat kampus dan mulai membereskan barang-barangnya dan berkenalan dengan teman satu kos. Setelah beberapa hari menyiapkan barang-barang untuk kos Caca pun menyempatkan untuk melihat galeri di ponselnya dan melihat foto mereka bertiga, Caca, Rian dan Andini. Terbawa oleh kenangannya Caca pun melamun.
Ya udahlah ya dulu ga ada Rian juga aku bisa kok, aku semangat kuliah, masa sekarang engga ada Rian aku putus asa gini, tapi hey ini udah dua minggu lagi mau masuk kuliah masa Rian ga bales smsku. Pulang kerumah mbak Ira ah, pikirnya.

Perjalanan cukup jauh Caca lalui dengan bus. Caca hanya melihat terus ke jendela sembari melihat pemandangan. Dan, ketika Caca sudah bisa menata ulang hatinya, menata pikirannya, karena telah memiliki dua orang sahabat baru di Surabaya. Caca seperti melihat Rian dan Andini berboncengan. "loh Rian udah di Surabaya kok ga ngabarin aku? Kok Andini juga engga ngasih tau aku? Kok Andini meluk ya? Apa sahabat juga bisa sebegitu mesranya" batin Caca. Tes! Air mata itu tak mampu ditahan.

Kenapa harus Andini? Kenapa mereka harus menjalin hubungan tanpa sepengetahuanku? Apa salahku? Kenapa harus orang yang sudah aku anggap sahabat? Atau aku yang salah masuk ke dunia mereka? Kenapa dan kenapa? Caca terus bertanya dalam hatinya.
Sesampainya dirumah mbak Ira Caca tampak biasa saja seolah tak terjadi apa-apa. "haloo mbak Ira Caca kangen, padahal baru sebentar ya Caca pindah kos hehe, sapa Caca"
"wah Caca udah dateng yuk makan, eh ca kamu kok jarang datang ke rumah mbak sih? Rian lho sering keluar sama Andini, kayaknya kamu dulu juga deket sama mereka kan? Malah sering telponan sama Rian sampai malem" ucap tante
Jadi selama ini Rian udah kembali ke Surabaya tapi engga pernah ngabarin aku? Tapi sering pergi sama Andini? Dan tiap Andini aku tanya kabar tentang Rian pun jawabannya selalu gatau? batin Caca
"Caca lagi sibuk mbak ngurusin ospek jadi baru bisa kesini, mereka udah tau kok mbak dan mereka juga mau ngerti hehe" kilah Caca.

Memang selama ini aku yang salah udah masuk kedunia mereka tapi kenapa Adinda juga engga jujur sama aku, setiap aku tanya kabar Rian dia selalu bilang gatau, dan aku juga pernah tanya tentang perasaan dia ke Rian, Adinda juga bilang kalau Cuma sahabat aja. Apa disini aku yang salah? Aku yang terlalu berharap? Tapi kenapa Rian juga selalu nyemangatin aku berlebihan biar aku betah disini? Aku yang dipermainkan atau sebenernya aku yang udah masuk kedalam fantasiku sendiri? Ya Tuhan kenapa hati ini harus patah lagi.

Pagiku Tak Seindah DuluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang