Berakhir

19 3 2
                                    

Caca POV

Sebulan lebih Rian ga ada kabar. Kemana kamu? Pergi bersama dia?

Tolong lah jangan mundur perlahan disaat aku mulai ingin mengakhiri semua ini  dengan baik. Aku pasti akan merelakanmu, asalkan tidak seperti ini. Menghilang dan kembali dengan kehidupan barumu. Bercandamu sungguh menyakitkan.  Seharusnya aku udah tahu, kalau kamu memang udah berubah. Hanya saja, aku sulit merelakan. Aku bukannya tak mau merelakan kepergianmu, aku hanya menyesali kelemahanku memperjuangkanmu untuk tetap disisiku.

Disisiku? Haha aku hanya mempertahankan sesuatu yang memang tidak mau ada disisiku. 

Jangan berharap lebih. Ingat, kamu ini siapa? Kamu bukanlah satu-satunya orang yang ada dihidupnya. Dia hanya menjadikanmu sebagai teman saat dia sepi dan hanya datang saat dia membutuhkanmu. Percayalah, diluar sana masih ada yang mengharapkanmu lebih dari kamu mengharapkan dia.

Ada saat dimana kesabaran itu sudah mencapai batas dan inilah yang terjadi jika seorang perempuan sudah terlalu lama bersabar, ia akan meninggalkan hal yang sangat ia cintai sekalipun. Bukan karena ia tega, tetapi ia kini sadar bahwa untuk apa mempertahankan sesuatu yang tidak seharusnya dipertahankan. Untuk apa memperjuangkan jika yang diperjuangkan tidak peduli.

Merelakan bukan berarti menyerah, tapi menyadari bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan.

Kamu telah mengajarkanku bagaiman caranya mengikhlaskan. Hebatnya, tak perlu sesi kusus untuk mempelajarinya. Kamu telah membimbingku dari jauh, bahkan ketika kamu bersamanya.

3 Desember

"caa ayo cepetan keburu mulai loh acaranya"

"santai Ayniiii gue ga bisa pake heels ini aduh udah pengen gue copot aja dah"

"terus lo mau pake sendal japit? warna kuning?

"ishh apasih lo, ya enggalah"

"udah buruan sini gue tuntun udah kaya nenek-nenek aja lo"

"eh ini acara ngebosenin gue mau kirim foto ah ke Rian dia bilang gue cantik ga ya"

"woy cacaaa sadar, Rian udah ninggalin lo, lo masih ngeharepin dia? gila lo ya!"

"ya kali aja yekan"

"udah lo kirim?

"udah tapi cuma dibaca"

"hahaha caca sayang itu bukti kalau lo udah ga penting, GA PENTING!"

Acara wisuda selesai begitu saya tanpa sesuatu yang spesial. Rian yang dulu berjanji akan datang ke wisuda pun tidak datang. Padahal dia janji. Ya, hanya janji. Diluar teman-teman beda jurusan, teman SMK dan adik tingkat sudah siap menyambut. 

Bunga, makanan, boneka, kerudung mereka berikan kepadaku. Senang sekali aku melihat perhatian mereka tapi ada kesepian tersendiri. 

Beberapa hari kemudian Rian menelpon dan mengatakan  bahwa kemarin dia sangat sibuk sehingga tidak dapat hadir saat wisudaku dan dia sudah mengirim paket ke rumah. 

Percayalah kedatangmu lebih penting dari pada hadiah yang kau berikan.

Sesampainya dirumah caca melihat sudah ada paket dikamarnya. Tertulis ariandi pamungkas dinama pengirim. Caca membuka paketan itu dan isinya adalah sebuah karikatur dari foto bertuliskan Marsha Febria P, A.Md.Kep dan sepertiny aku tau foto itu, foto yang aku posting di instragamku. Hmm Rian pencuri foto hahaha. Selain foto itu ada beng-beng makanan kesukaank dan tas rajut warna nude. Oh Rian kenapa kamu memberi semua yang aku sukai? ternyata dibalik kecuekanmu kamu tahu apa yang aku suka.

Saat caca sedag asik membuka paketan dari Rian tiba-tiba bel berbunyi.

"halooo ca maafin kemarin aku ga datang ya ke wisudamu, aku double sift"

"iya gapapa mirzaa gapapa lagian kamu kan ga janji"

"ya walau pun ga janji kan tetep aja ga enak ca, oh iya nih bunga buat kamu"

"idih tumben banget kamu ya, sahabat pecicilan 9 tahun so sweet gini, kesambet apa lo"

"kesambet cintamu"

"jijik mir"

"oh iya ca temen deket lo itu kemana yang itu tu yang bisa bikin lo bahagia"

"apasih lo semua temen gue juga buat bahagia"

"lo masih sama dia? perasaan di story lo galau mulu tentang merelakan?"

"apasih lo kepo amat"

"ih serius anjir lu udh bisa move on belum?"

"gue berusaha mir sangat berusaha"

"emang lo mau nikah kapan sih?"

"apa-apaan sih lo, kalau ada yang ngelamar mau gue sekarang hahaha"

"ca buka deh kotak ini dan gue serius"

"hah? cincin? buat siapa ini?"

"kalau gue kasih ke lo ya buat lo lah, will you marry me"?

"eh gila seriusan lo? kenapa lo ngajak gue nikah?"

"gue udah suka sama lo lama banget, gue nunggu lo udahan sama dia, gue mau semua ngalir gitu aja tanpa paksaan, plis jadi istri gue ya?"

"mir lo serius"




Terima ga nih lamaran Mirza? 

Pagiku Tak Seindah DuluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang