OCHA
Senin, kerja lagi.
Aku bingung hari ini aku jadi assist-nya siapa. Firi udah masuk kerja, tapi ini juga hari terakhir pak Faisal. Nanti sore kan ada selebrasi pelepasan pak Faisal, farewell party gitu deh.
Aku sudah ada di mejaku, tapi ga ada agenda hari ini. Pak Faisal udah ga ada agenda, Firi belum jelas. Aku bingung ngatur jadwalnya gimana.
"Pagi, Ocha." Sapa Pak Fasial.
"Pagi Pak, hari terakhir seger amat." Kataku.
"Iyaa dong, masuk di Bali senin depan sekarang udah farewell disini, enak libur seminggu." Katanya.
"Harusnya saya ikutan libur juga Pak, kan saya assistant-nya bapak." Kataku
"Punya Firi kamu sekarang." Katanya lalu masuk ke ruangannya.
Punya Firi? Enak aja! Punya Ello tauk! Ingin aku menyahuti Pak Faisal seperti itu. Tapi santai, aku paham ko maksudnya apa.
Oh iya, aku lupa tanya sesuatu. Aku bangkit dari dudukku, mengetuk pintu ruangan sekali lalu membuka pintu sedikit.
"Pak, ga ikut morning briefing?" Tanyaku.
"Itu Firi lagi morning briefing sekalian kenalan sama anak-anak. Beres dia MB kamu temenin dia rapat sama Pak Oza yaa, masih bahas yang saya kemaren. Bantuin dia catet-catet aja." Kata Pak Faisal.
"Oh oke deh Pak." Kataku, lalu kembali ke mejaku.
Pak Ghozali, atau yang pengen gaul jadi panggilannya Pak Oza. Orangnya asik, meskipun sudah lumayan berumur dan punya anak. Yaa gitu, kalo kerja disini, gapeduli umur berapa, jiwa tetep muda.
"Cha, ngapain bengong?" Aku menoleh dan melihat Firi sudah menjulang di hadapanku, iyaa aku belom bilang ya? Ini orang tinggi banget, kayanya hamir 190cm deh, padahal aku itungannya tinggi loh, tinggi aku 168, fyi.
"Ga ngapa-ngapain, Pak." Kataku.
"Temenin yuk, tadi Pak Oza udah ngajak ke ruangannya."
Aku mengangguk, lalu mengganti sendalku dengan high hells yang di wajibkan untuk karyawati hotel ini, minimal 7 cm. Yaa baguslah, biar aku ga kebanting-banting amat kalo jalan sama Firi.
Beda kalo sama Ello, tinggi kita sepantaran, jadi kalo sama Ello aku gaboleh pake yang tinggi-tinggi. Haha!
"Kenapa dah senyum-senyum gitu? Ga ngeri kesambet lo?" Tanya Firi.
"Gapapa, Pak. Ayo!" Kataku.
Kami ke lantai dua, turun ke ruangan Pak Oza. Begitu sampai, Pak Oza malah keliatannya mau pergi.
"Eh Firi, baru saya mau nyuru Naya bilang kamu kalo kita di executive office aja." Ye sesebapak, tau gitukan kita gausah turun, wong executive office ada di lantai 3.
Lalu bersama-sama kami pun naik ke lantai tiga. Asli, ini meeting tersantai yang pernah kulakukan, Firi sama Pak Oza sambil rokokan, topik yang dibahas di bawa nyantai kaya lagi ngobrolin jaketnya Melania Trump. Pake ketawa-tawa, tapi kelar. Yaa kelar, catatanku sudah penuh dan kami sudah sepakat sama hasilnya. Gilee bener dah dua orang ini.
"Udah ya Pak, gue abis ini jadwal lunch bareng Pak Henry. Hari pertama jadi disuruh temenin." Kata Firi sambil bangkit.
Aku mengangguk pada Pak Oza dan Naya lalu keluar mengikuti Firi kembali ke ruangannya. Eh ruangan Pak Faisal deng?
Begitu sampai di bagian HR, Firi langsung masuk begitu saja dan menutup pintunya, aku memilih berdiam diri di mejaku nunggu waktu istirahat.
"Pak Faisal kemana?" Tanyaku saat Firi keluar dari ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Duda ✔
ЧиклитSUDAH TERBIT || Tersedia di Google Play Emang cowo doang yang bisa punya semboyan Harta, Tahta, Wantia, Pevita, Raisa, Isyana, Medusa? - Ocha. ** COMPLETED ** A Wattpad Story by: Kadallilah Cover by: Gigi cover Published start: 12 july 2017 Publish...