17. bikin perkara

27.1K 2.4K 138
                                    

FIRI

Gue masih diem di kamar mandi setelah pelukan barusan. Gue juga ga ngerti kenapa gue ngomong gitu ke Ocha. Otak gue lagi ga sync kayanya akhir-akhir ini.

Setelah cuci muka akhirnya gue turun ke bawah, keluarga gue lagi pada ngumpul di meja makan termasuk Ocha, gue melipir ke ruang keluarga barengan sama Rafi, Aga dan Lark.

"Om? Nanti kalo Om udah nikah sama Tante Jul bakal punya dedek ga?" Tanya Lark ke Rafi begitu gue duduk di samping Aga.

"Iyalah, bakal punya banyaaakkk banget!" Jawab Rafi.

"Kembar dong Om, keluarga kita gapunya anak kembar nih. Payah!" Sahut Lark.

"Yee, emang bisa di request gitu." Gue menyahuti.

"Bisa kali Kak, lo norak deh!" Sahut Rafi.

"Ihh Om Firi, ketinggalan jaman!" Aga menimpali.

Yee kampret, emang kucrut-kucrut dua ini ngerti bahasan kaya gini. Dasar anak-anak sekarang, pada sok tua!

"Firi!" Gue menoleh ketika suara Ocha memanggil nama gue. Langsung aja gue bangkit dan nyamperin dia.

"Kenapa?"

"Itu kata mama kamu makan gih, lagian kamu belum makan dari semalem."

"Temenin ya?" Pinta gue, dia sedikit canggung tapi tetap mengangguk.

Lalu kami berdua menuju ruang makan, hiruk-pikuk pagi ini kerasa banget di gue. Sebenernya udah lama gue ga ngalamin pagi kaya gini, karena emang lama gue ga balik ke Bali dan sering menghindar kalo ada kumpul keluarga karena tuntutan nyokap yang menyusahkan itu. Yaa ngerti lah ya?

"Ini Kak, punya kamu udah Mama pisah, gapake udang dan lainnya." Mama memberikan sepiring nasi goreng buat gue.

"Makasih Ma." Gue menerimanya sambil mengecup kepala Mama.

"Tumben kamu pagi ini seger banget?" Tanya Mama. Hah? Seger? Biasa aja ah kayanya.

"Abis charging kali Ma sama Ocha hahaha!" Sahut Dion membuat yang lainnya tertawa.

Ini keluarga gue sableng semua kali ya? Busetdaah. Gue liat Ocha yang lagi bikin kopi, mukanya merah. Yaaah, kasian kan ini anak pasti malu disangka macem-macem sama gue. Padahalkan cuma cium. Cumaaa~~~

"Mulut lo gue masukin cor-cor-an juga deh lama-lama biar kalem." Ujarku, tapi yang lain masih pada ketawa.

"Udah Cha, kita makan di depan aja." Gue menarik Ocha. Untung udah beres jadi kaga tumpah-tumpah.

"Ciyeeee malu tuhhh~~ kaya ABG lo Kak!" Itu suara Bianca, bener deh itu sepasang suami istri kudu gue sumpel mulutnya biar diem.

Jadilah gue sama Ocha sarapan di ruang tamu. Dia masih diem, mandangin piringnya yang hanya berisi scramble egg dan beberapa potong sosis.

"Maaf ya Cha, mereka semua gesrek." Kata gue mencoba memecah keheningan.

"Iya gapapa kok." Sahutnya.

Karena bingung, yaudah gue makan aja sementara Ocha masih diem. Lagi asik-asik makan pintu rumah diketuk. Yaudah gue bediri dan bukain, ternyata Juliet yang dateng.

"Hello!" Dia senyum manis ke gue, ya gue bales senyum juga, kami pelukan singkat terus Juliet ngelirik ke arah Ocha.

"Cha, ada Juliet." Kata gue. Ocha berdiri nyamperin gue, dia senyum manis ke Juliet tapi Juliet malah senyum sinis ke Ocha. Lha? Ini kenapa??

"Pada di dalem Jull, masuk aja. Kita mah sengaja di sini, berisik di dalem." Kata gue mempersilahkan Juliet masuk.

"Hahahaha sengaja misah yaa biar ga ketauan kalo bohongan?" Tanyanya sinis, Ocha tersenyum kikuk sementara gue jadi garespect sama si Juliet.

Harta, Tahta, Duda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang