12. why?

21.5K 2.3K 50
                                    

FIRI

Langsung aja gue papah si Ocha yang masih nangis ini, gue bawa ke mobil gue. Gue bilang ke Pa Jajang untuk anterin gue ke rumahnya Ocha dulu.

Hampir sejam kemudian gue sampe di rumah Ocha tapi Ocha masih gemeteran, masih nangis. Asli gue ga paham ini anak kanapa.

Gue ketok pintu rumah Ocha, dibukain sama adek cowonya Ocha, gue bilang Ocha nangis di mobil gue. Dan dia langsung bantuin gue buat bawa Ocha ke dalem rumah.

"Dia kenapa Kak?" Tanya anak cowo ini.

"Tadi di parkiran kaya yang digodain gitu sama cowo, pas gue tolongin udah begini." Jelas gue.

"Dit, telfon Ello coba." Kata Mamanya Ocha.

What? Ko malah telfon Ello sih? Kan mereka udah putus.

Si anak kecil cowo ini langsung nelfon, gue liat tampang mamanya Ocha yang pucet banget, adeknya Ocha juga sama aja.

"Ka Ello? Ke rumah dong. Ka Ocha nangis." Hanya itu yang gue denger dari percakapan Adeknya Ocha di telefon.

"Ocha kenapa bisa gitu Bu?" Tanya gue ke Mamanya Ocha.

"Trauma dia, nak." Jawab Mamanya Ocha. What? Trauma kenapa?

"Kenapa Dit?" Kami semua menoleh saat Ello datang sekitar 15 menit setelah di telfon.

"Gara-gara lo ya? Bangsat!" Kemudian pukulan Ello mendarat di hidung gue.

Tai!

"Ka Ell, dia yang nolongin Ka Ocha!" Adeknya Ocha bantu gue berdiri.

Brengsek emang si Ello.

"Ocha mana sekarang?" Tanya Ello, dia bahkan ga minta maaf ke gue, tai dasar!

"Di kamar, Ell." Jawab Mamanya Ocha.

Ello langsung beralih ke kamar Ocha. Gue, Adeknya Ocha yang dipanggil dit-dit ini ikut nyusulin Ello, mamanya Ocha juga ngikut.

Dan gue liat, Ocha yang nangis di pojokan kamar di deketin sama Ello, Ello bahkan berlutut di lantai, awalnya tangisannya makin kenceng pas di deketin Ello.

"Baby, ini aku. It's okay. Percaya sama aku, it's okay. Ga ada yang nyakitin kamu, sayang." Gue denger suara Ello ngebujuk Ocha.

Tapi Ocha masih nangis, gue bahkan bisa liat kalo Ocha masih gemeteran.

"Ocha, sayang. Ini aku, percaya kan sama aku?" Ello membujuk lagi, dan kali ini matanya Ocha kaya udah natap Ello gitu, galama tangisan Ocha berkurang.

"It's okay! Hey, it's okay!" Bisik Ello dan ia langsung memeluk Ocha.

Asli gue masih ga ngerti ini kenapa.

"It's okay, aku di sini Cha." Kemudian tangis Ocha pecah lagi. Kali ini ada suara.

"Aku takut, Ell. Takut." Suara Ocha nyeremin banget sumpah, kaya nularin rasa takut yang dia rasain gitu.

"Udah gapapa, kan udah sama aku disini. Kamu udah di rumah sayang, gapapa." Kata Ello.

Gue, adeknya Ocha, mamanya Ocha, diem bengong ngeliat Ocha pelukan sama Ello sambil nangis gitu.

Kemudian, Ello ngajak Ocha berdiri, Ello nuntun Ocha ke kasur, pelan-pelan ngebaringin Ocha sementara Ello duduk di kasur sambil megangin tangannya Ocha.

"Aku ambilin minum ya?" Ga ada jawaban dari Ocha tapi Ello bangkit dan nyamperin kita yang ada di depan pintu.

"Ma, ada air buat Ocha?" Tanya Ello ke Mamanya Ocha.

Harta, Tahta, Duda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang