10. mama suka

23.4K 2.5K 83
                                    

FIRI

Gue biarkan Ocha ngobrol sama Bianca dan Rachel. Gue beralih ke Rafi dan Juliet sekarang. Kami ada di teras samping yang masih nyatu sama ruang keluarga.

"Mama udah liat gue punya cewe, nah sekarang lo pepet Mama. Bilang aja lo udah DP gedung, lo udah sewa WO. Okay?"  Kata gue.

"Makasih loh, Kak Firi." Kata Juliet.

"Santai dek, gue juga kasian sama lo berdua. Gegara status gue Mama malah tunda-tunda. Padahal nikah kan niat baik yaa, kudu di cepetin harusnya yang gitu." Kata gue lagi.

"Ko si Ocha mau Kak lo ajak sini." Tanya Rafi.

"Bayar lah bego, mana ada yang gratis." Kata gue.

"Oh dia bisa di bayar?" Tanya Juliet, entah kuping gue yang terlalu sensitif, atau apa, Gue merasa si Juliet ko kaya ngerendahin Ocha. Gue ga terima sumpah.

"Tadinya dia gamau, gue paksa. Gue bayar, dia gamau. Gue paksa aja terus, sampe akhirnya gue ceritain tentang kalian dan dia setuju bantuin lo berdua. Gue yang mau bayar dia, bukan dia yang minta." Gue menjelaskan sedemikian rupa biar Ocha ga keliatan rendah.

Rafi tetap santai tapi si Juliet pandangannya masih gimana gitu ke Ocha. Yee gue sentil juge deh matanya!! Hih!

"Kak sini deh!" Gue menoleh pas denger suara Mama dari ambang pintu.

Langsung aja gue berdiri dan ngikut Mama ke dapur. Di dapur banyak ART yang lagi beresin keonaran yang kami buat tadi.

"Kamu beneran sama Ocha?" Tanya Mama.

"Iya Ma, kalo gabeneran masa Kakak bawa kesini." Kata gue.

"Mama suka, orangnya ramah. Baik, ga jaim-an juga. Dandanannya ga berlebihan, terus pakaiannya juga sopan. Pinter kamu milih cewek." Damn! Ini lah yang gue takutkan, Mama suka sama pacar bohongan gue.

Bisa dimarahin gue pas gue bilang kalo gue putus.

"Iya Ma, tapi masih mau di jalanin dulu. Baru sebulan kenal." Kata gue.

"Iya gapapa ko, tapi serius kan sama dia?" Tanya Mama.

"Iya Ma." Jawab gue.

"Yaudah kalo kamu udah serius sama dia sih, gapapa kalo gitu Rafi nikah duluan."

"Ga duluan kali, Ma. Kakak kan udah pernah."

"Tetep aja kamu single sekarang!"

"Tapi Ocha anaknya polosan Ma, ga doyan dandan." Gue berusaha nyari satu celah, biar Mama gasuka-suka banget sama Ocha.

"Gapapa itu sih bisa diajarin, dia polosan aja cantik apalagi dandan? Dari tadi gemes Mama pengin dandanin."

Gue mengangkat bahu, meninggalkan dapur dan kembali ke ruang keluarga, liat Ocha masih asik ngobrol sama Bianca.

Gue memutuskan untuk ke Mas Marlo, kakaknya Dion yang ahli di bidang otomotif. Mas Marlo nih pilot, tapi punya showroom, ngerti banget lah soal mesin-mesin. Keren.

"Mas, di showroom yang keren apaan?" Tanya gue.

"Mau nya apa? Bisa diadain kalo sama gue." Jawab Mas Marlo.

"Ferrari sih pengennya. Gapunya mobil beneran gue di Bogor, mayan juga kan di sentul ada sirkuit, bisa pake lah dikit." Kata gue.

"Mau Ferrari yang mana?" Tanya Mas Marlo.

"Spider kali ya?"

"Selera lo bisa banget dah Fir. Berlinetta aja, cocok kayanya sama lo. Pilih warna item, kesannya biasa tapi wah!" Saran Mas Marlo.

Harta, Tahta, Duda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang