OCHA
Ello Lug calling....
Entah sudah berapa ratus kali panggilan Ello yang kuabaikan sejak peristiwa laknat itu.
Karena kesal, akhirnya aku mengangkat panggilannya.
"Akhirnya Chaa!" Asli, aku kangen sama suaranya.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Bisa ketemu? Aku mau jelasin."
"Jelasin apa? Udah jelas kali." Kataku.
"Please lah Cha, kamu tahu aku sayang sama kamu." Katanya.
"Gapercaya gue, eh iya gue mau ambil barang-barang gue dong." Kataku, sebenarnya inilah tujuan utamaku menjawab panggilan dari Ello.
"Ke sini aja, ini kan tempat kita. Tinggal bareng lagi sama aku." Katanya seolah-olah kejadian laknat itu gapernah ada.
"Gausah sok manis, Ell. Gue siangan mau ambil barang gue." Kataku.
Aku sengaja memutus sambungan telefon itu, Ello menelefonku lagi. Kubiarkan tak terangkat. Asli, HPku akhir-akhir ini sering low gara-gara dia.
Aku keluar kamar, melihat Ratu sedang menonton TV, aku menuju meja makan, liat ada makanan apa, laper banget. Ada ayam goreng, telur dadar dan sayur bayem.
Aku ke dapur untuk ambil piring dan ngambil nasi, setelah ambil lauk aku duduk di samping Ratu.
"Kak sekolah yang Atu mau udah buka pendaftaran loh, pake nilai rapot jadi gausah nunggu lulus, tapi kata Mama jangan." Ia sengaja tak melanjutkan ceritanya, aku sudah tahu.
"Besok Kakak bawain duit buat daftarnya, Atu sama Mama besok pas pulang sekolah daftar ya?" Kataku.
Ratu mengangguk semangat, terbayar sudah kekesalanku ke Firi kemaren karena tampang bahagia adikku ini.
Selesai makan aku mendekati Adit yang lagi bikin PR di ruang tamu.
"Dit, pinjemin mobil dong ke si Dina." Kataku menyebut nama tetangga kami.
"Lha lo aja sana yang bilang ke Mas Tedi-nya, pasti boleh deh kalo lo yang bilang."
"Ayolah please, gue kasih duit deh." Kataku.
"Tiga ratus ribu?" Pintanya.
"Setirin gue ke kosan sekalian tapi ya ngangkut barang?"
"Yaudah iya." Katanya.
"Goodboy!" Aku mengacak rambutnya.
"Lo beneran udahan sama Kak Ello? Kaga mau balikan lagi Kak?" Tanya Adit.
"Iya udahan, gue mau cari duda aja." Kataku asal.
"Dih, selera lo om-om sekarang?" Ledeknya.
"Biarin, gue mau cari yang mapan biar bisa biayain lo sama Ratu, bisa sejahterain Mama. Ya ga?" Kataku.
"Sekalian aja sono lo jadi simpenan pejabat!" Ia sudah menoyor kepalaku sekarang.
Aku hanya tertawa.
"Kak, omongan tuh doa! Lo jangan kaya gitu ihh! Pesimis sama diri sendiri." Kata Adit.
"Santai coy gue cuma becanda. Tapi lagian, kayanya bukan ide buruk deh nyari duda. Pasti udah berpengalaman yaa dia dalam semua hal." Kataku, mengedip jahil pada Adit.
Lalu Adit menggulung bukunya dan memukulkan buku itu ke kepalaku.
"Gasopan lo monyet!" Makiku.
"Ya lo yang waras lah kak! Sedepresi apa lo putus sama Ello sampe mau cari duda? Gue ga kebayang deh lo dinikahin cowo berumur, kumis tebel, perut buncit, item dekil. Dihh amit! Mending gue kurung lo di kamar terus gue aja yang cari duit buat kita." Sahut Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Duda ✔
ChickLitSUDAH TERBIT || Tersedia di Google Play Emang cowo doang yang bisa punya semboyan Harta, Tahta, Wantia, Pevita, Raisa, Isyana, Medusa? - Ocha. ** COMPLETED ** A Wattpad Story by: Kadallilah Cover by: Gigi cover Published start: 12 july 2017 Publish...