Erlina pov
Hari ini adalah hari pertama tes untuk itu gue bangun lebih awal meskipun tidak sempat untuk sarapan tapi gue tetap semangat
Soal Gibran gue berani untul menutup bibir gue rapat-rapat untuk mencegah pembullyan sosial kenapa gue bilang begitu? Karena gue jomblo setiap jomblo yang ngomongin mantan nya pasti di bilang gagal moveon lah masih ngarep lah atau bahkan kata-kata yang lain
Kini gue sudah berada di sebuah ruang tes dimana sudah di sediakan kertas serta pengawas yang keliatanya kalem sih eh agak killer dikit
Suasana diruangan ini tentu nya sangat sangat sunyi karena para peserta tidak saling mengenal termasuk gue, gue ga kenal siapa-siapa T_T
Dua jam pun berlalu dengan penuh harapan gue meletakan hasil serta soal ke depan walaupun bukan gue peserta pertama yang mengumpulkan ke depan tetapi dengan semangat yang gigih serta do'a yang terus di panjatkan gue pun sedikit percaya diri
Karena tidak ada salah satu yang gue kenal jadi gue memutuskan untu keluar ruangan karena proses tes sudah selesai, fyuh agak lega sih dikit
"Gimana tes nya?" Tak asing lagi di telinga gue mendengar suara ini ya dia memang sedikit menyeramkan
"Ga gimana gimana"
"Otak lo kan kaya udang emang yakin bisa lolos?" Ucap lelaki itu sambil mendekati gue dan menyentil jidat gue tanpa dosa
"Yang penting gue udah usaha"
"Cabut yu bosen nih?"
"Engga ah entar cewe lo liat, entar gue di bilang pho lah apa lah"
"Kelamaan lo" lelaki itu malah menarik tangan gue dengan seenaknya
Gue tidak bisa membrontak sama sekali, karena genggaman lelaki ini cukup kuat
"Nih pake helm nya"
"Ini kan helm.."
"Iya gue masih simpen, buruan lu naik"
"Ogah, gue tuh kasian sama pacar lo nanti kalo dia tiba-tiba dia liat lo sama gue pasti bakalan sakit hati"
"Udah curhat nya?lo mau naik apa engga? Tumpangan gratis loh. Kalo lo ga mau ya terpaksa lo bakalan di godain sama tu grombolan senior kita"
"Oke oke! Gue naik"
"Giliran di ancem baru nurut"
"Ini demi diri gue sendiri ya, lo ga perlu so bangga"
"Berisik lo" lelaki ini pun segera melaju dengan motor trailnya
Sepanjang perjalanan kami hanya diam membisu, mungkin agak canggung ya sebagai mantan pacar untuk berbincang-bincang atau pun hanya sekedar basa basi
Lelaki ini membawa gue sepanjang jalan tanpa tentu arah jalan nya kemana,mungkin gue akan di bawa ke sebuah taman kota
Benar saja, gue sudah hafal tempat yang akan di tuju oleh Gibran,tempat ini salah satu tempat favorit gue tapi tidak bagi Gibran
"Turun lu"
"Kita ngapain kesini?" Tanya gue dengan polosnya
"Menurut lo kita ngapain?"
"Mana gue tau,kan elu yang bawa gue kesini"
Lelaki itu berjalan mendahului gue ia mengacu pada bangku taman panjang yang kosong
Akhirnya gue dan Gibran duduk berdua di antara banyaknya gelembung balon serta anak kecil yang mondar mandir berlarian
"Soal cewe yang lo maksud itu bukan cewe gue, dia sepupu gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You
Romancekisah tentang mu jauh lebih menarik untuk di ceritakan ketimbang kisah tentang diriku sendiri