Bersamanya

18 0 1
                                    

Sepulang nya dari Mall gue sempat di panggil papa untuk berbincang-bincang

"Erlina"

"Iya pa?"

"Papa tidak bermaksud mengekang kamu sebelumnya, papa cuma mau pesan kalau memang kamu serius menjalani hubungan dengan Gibran papa tidak akan melarang"

"Papa nih apaan sih, aku kan udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia"

"Papa paham betul perjuangan Gibran seperti apa, dia laki-laki begitupun papa"

"Sekarang papa tanya perasaan kamu soal Gibran gimana?" lanjut papa

"Yaaa...aku sih nyaman aja sama dia pa, ya walaupun dalam garis besar dia bukan laki-laki yang serius tapi gak tau kenapa aku lebih nyaman sama dia"

"Jadi sekarang mau nunda nikah lagi?" tanya papa lagi

"Apaan sih papa ngomong nya ngawur"

"Minggu depan Gibran akan melamar kamu"

Seakan tak percaya gue bergegas pergi ke kamar

"Minggu depan nak!" teriak papa

Di dalam kamar tek henti-henti nya gue tersenyum ria seakan tak percaya dengan ucapan papa baru saja.

Sejenak gue berfikir, selama ini Gibran ngobrolin soal begituan sama papa? Dengan wajah yang merona.

Tok..tok

"Masuk"

"Eh mama"

"Kaget ya nak?"

"Ih mama apaan si"

"Mama ngerti posisi kamu seperti apa, but why? Kamu mau terima lamaran Gibran kan?"

"I dont know, aku sempet gak percaya aja gitu ma dia bakalan lamar aku, secara dia bukan tipe orang yang serius"

"Emang kalo serius dalam hubungan harus di liatin gitu? Aduh bahasanya kumaha ya, gini anakku yang cantiknya luwar biasa Gibran itu tipe laki-laki yang gak mau nambahin beban di pikiran kamu, jadi dia cari celah untuk bisa mengenal kamu lebih jauh"

Gue hanya diam mematung sambil menyerna omongan mama barusan.

"Yasudah ari kitumah mama mah kumaha gimana kamu aja" lah sejak kapan mama gur jadi receh gini?

Keesokan harinya.

19:00

Perasaan gugup bercampur panas dingin pun seakan mengikat pada tubuh gue, aseli ini berasa mimpi banget sih.

"Nak?" kali ini mama gak pake ngetok pintu segala, repot.

"Iya ma?"

"Kamu cantik sayang" puji mama.

"Oh iya, kamu gak perlu keluar kamar deh"

"Lah kenapa ma?" jawab gue heran

"Sekalian di pinyit, bisi aya nanaon kamu sama si Gibran"

"Mama ih apaan si, lagian aku sama Gibran juga gak bakalan ngapa-ngapain"

"Ihs ihs ihs, gak boleh pokoknya mah titik te make koma"

"Kamayangan atuh ari kitu mah" ucap gue

Gibran pov

Malam ini, siap lo Lin gue datengin kerumah lo sambil bawa pasukan. Gumam gue

Sebenernya sih cuma bertiga, karena kak Gia ga bisa ikut biasa udah jadi emak sih tu anak makanya so sibuk, eh sorry ka Gia.

Kurang dari 20 menit kami pun sampai dirumah Erlina gue gak berani bilang calon bini takut di gampar sama Erlina

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang