Udangudang bilang aku suka memeluk ombak
Yang deburnya tak henti bergolak
Pun kadang sebabkan diriku retakIkanikan mengatakan aku sosok idaman yang nyaman
Sebab selalu kudekap mereka agar terlelap tiap jam sembilan
Pun sering juga aku dijadikannya area percumbuanKerangkerang bilang aku tempat sembunyi paling aman
Yang warnaku mengkamuflase dirinya dari mangsa untuk dimakan
Pun sering juga aku dijadikannya arena pertarunganTapi,
Orangorang itu bilang bahwa parasku menawan
Yang menggoda mereka dengan gemulai lekukan
Pun akhirnya aku direnggut hingga tak lagi perawanDan,
Akuakui memang diriku semenawan seroja
Tapi, bisakah kau hanya mengagumiku saja?
Tak bisakah kau nikmati aku hanya melalui kamera yang kau bawa?
Tahukah kamu bahwa aku ini juga bernyawa?Yang bisa patah kala tangan jahilmu mengoyak
Yang bisa retak saat kakimu menginjak
Yang bisa hancur kala potasmu meledakLalu,
Setelah semuanya terjadi. Aku hanya bisa menyurati udangudang, ikanikan, kerangkerang, serta anakanak mereka:"Kepada kalian semua, mohon maafkan aku. Seperti yang kalian tahu sendiri diriku telah direnggut paksa oleh orangorang -penyuka keindahan- yang tidak bertanggungjawab. Keadaan ini memaksa aku untuk tidak bisa menemani kalian lagi dalam waktu yang lama. Tapi janganlah bersedih, ini bukan salah kalian. Bersabar dan carilah penggantiku demi kelangsungan hidup anak cucu kalian. Dan setelah seratus tahun dari sekarang, aku berjanji akan kembali mendekap keturunan kalian dengan lengan kekar seratus sentiku. Aku bersedia kembali menjadi tempat paling nyaman bagi kalian bercumbu, menimang bayi lucu atau sekadar bersembunyi dari pemangsa yang memburu. Hanya itu yang bisa kutuliskan pada kalian. Semoga kita bisa bertemu lagi di biru laut yang lebih indah".
Terakhir,
Tak lupa juga, aku menyurati orangorang itu dengan tinta dari cumicumi dan pecahan tubuhku yang berserakan dengan berkanvaskan pasir laut. Serakan itu membentuk mozaikmozaik yang kemudian merangkai menjadi beberapa kata:"Hai orangorang penghuni daratan pemakai topeng aneh dengan kaki mirip katak yang suka menyemburkan gelembung lucu. Lihatlah! keperawanan yang telah kujaga beratusratus tahun kaurenggut semalam hanya untuk memuaskan nafsu seni dan segepok uang yang kaudapat. Kini aku menjadi hancur dan tak seindah dulu lagi. Tersisa hanya mozaikku yang berserakan. Dan, laut menjadi kosong-monokrom-mati, tak ada tandatanda kehidupan disini. Tak akan pernah lagi kau temui keindahan yang kau kufuri dulu. Aku berharap setelah membaca suratku ini kalian menjadi lebih peduli. Sebab aku tahu kalian dikarunia hati -tidak sepertiku. Maka kumohon bantu aku kembali tumbuh meski hanya satu senti setiap kurayakan ulangtahunku. Buat aku bahagia setiap pertambahan tahun dengan menjagaku, dan aku berjanji akan menggantinya dengan keindahan warna kebahagiaan anak cucu kalian seluas lautan".
\\
Tertanda,
Karang yang sedang diambang hilangKamis, 08 Juni 2017
Selamat Hari Laut Sedunia 😚Mari kita jaga bersama kelestarian indahnya laut Indonesia😊
(Source images: www.alamy.com & www.oceanwideimages.com)
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan dengan Kata
PoetryBukan untaian kata-kata bagus namun hanya menorehkan ide yang terngiang dalam pikiran. Sebuah prasasti dalam merekam jejak imajinasiku. Inilah prasasti kecilku. Selamat membaca