Chapter 14

753 71 3
                                    

Jiyong

NYC, 27 Desember 2016

"Eomma, susu ini masih panas." Aku bisa mendengar suara Byul saat aku ke luar dari dalam kamar Dara. Tadi malam akhirnya dia menyuruhku untuk tidur di sini karena di luar sedang terjadi badai salju.

"Eomma tambahkan air dingin saja ya?" Aku juga bisa mendengar suara lembut Dara saat aku sedang berjalan kearah dapur. Aku berdiri dan kini melihat Dara sedang sibuk menuangkan air dingin pada gelas susu Byul sedangkan Byul terlihat serius ketika melihat ibunya melakukan itu. "Kau sudah bangun?" Tanya Dara ketika dia menyadari kehadiranku yang membuat Byul langsung berbalik lalu ikut menatapku. "Kemarilah! Kita bisa sarapan bersama." Ujar Dara sebelum dia kembali ke dapur untuk melanjutkan memasak sarapan. Aku kemudian berjalan lagi lalu langsung duduk di meja makan tanpa mengatakan apapun.

"Eomma, roti." Ujar Byul setelah aku duduk

"Sebentar ya sayang, eomma masih sibuk di sini." Jawab Dara dengan suara lembut, aku melihat Byul sedikit merenggutkan bibirnya. Melihatnya seperti itu membuatku mengambil roti yang berada di hadapanku lalu memberikannya kepada Byul.

"Terimakasih samchon." Ujar Byul ketika aku meletakan roti itu di piring kecil di hadapannya. Aku menatap Byul yang saat ini sedang menyobek sedikit roti itu lalu memasukannya ke dalam gelas susu sebelum kemudian memakannya. Aku tertegun menatap pemandangan itu, pasti akan sangat menyenangkan jika aku tahu tentangnya sejak dari awal. Lamunanku langsung terputus ketika Dara meletakkan piring di depanku. Aku melihat apa yang telah dia buat dan langsung menyimpulkan senyuman ketika mengingat makanan ini juga sering dia buatkan untukku ketika dulu aku sarapan di apartemennya. Dara masih mengingat semuanya.

"Jiyong aku sudah tidak minum kopi jadi tidak ada kopi di sini." Ujar Dara sambil menarik kursi kemudian duduk di hadapanku. "Kau keberatan jika hanya minum air putih?"

"Tidak masalah. Aku bisa minum air putih ini." Kataku sambil mengambil gelas kemudian menuangkan air putih.

"Samchon kenapa tidak minum susu saja sepertiku?" Aku langsung mengalihkan perhatianku kepada Byul saat mendengar suara. "Appa-ku bilang bahwa minum susu bisa membuat tubuh kita tinggi dan otak kita menjadi pintar." Ujar Byul lagi kemudian dia mengambil gelasnya yang berisi susu kemudian meminumnya. Aku tersenyum setelah mendengar apa yang dia katakan. "Samchon mau coba?" Tanya Byul lagi sambil menyerahkan gelasnya, namun Dara langsung mencolek bahu Byul yang duduk di sampingnya.

"Samchon tidak suka susu Byul-ah lagipula samchon sudah besar jadi dia tidak lagi meminum susu sepertimu." Ujar Dara lembut ketika Byul meliriknya, Byul hanya mengangguk kemudian kembali menyimpan gelasnya lagi sedangkan aku merasa bahwa Dara sedikit melirikku tadi.

"Eomma, kenapa appa belum datang?" Tanya Byul lagi yang kini sedang mengunyah rotinya. Aku bisa merasakan Dara langsung melirikku setelah Byul bertanya.

"Dia masih sibuk Byul-ah." Ujar Dara sambil membersihkan sudut bibir Byul yang sedikit belepotan.

"Apa pasien appa masih sakit?" Tanya Byul lagi sambil menatap polos pada ibunya. Aku melihat Dara tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

"Appa janji akan datang jika pasiennya sudah sembuh." Ujar Dara yang Byul balas dengan anggukan mengerti.

"Samchon." Aku langsung menatap Byul ketika dia memanggilku. "Terimakasih karena tadi malam sudah mengobatiku, eomma bilang samchon menyuntikku tadi malam." Ujar Byul sambil menunjuk lengan atasnya. "Sedikit sakit di sini." Sambungnya sambil sedikit meringis dan itu benar-benar sangat menggemaskan.

Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang