Chapter 8

796 96 4
                                    


Jiyong

12 November 2012

Hari ini adalah ulang tahun Dara dan karena itu aku akan memberikan sesuatu yang sangat spesial untuknya. Dara mungkin tidak tahu bahwa sebenarnya aku sudah memutuskan hubunganku dengan semua pacar yang aku miliki sehingga dia kini menjadi satu-satunya wanita untukku walaupun sebenarnya memang Dara yang selalu menjadi satu-satunya wanita untukku tapi aku akan membuatnya lebih jelas sekarang.

Aku akan mengumumkan kepada semua sahabatku bahwa aku dan Dara sudah menjalin hubungan yang spesial selama ini dan aku harap ini akan menjadi kado terindah yang Dara dapatkan. Aku memutuskan untuk mengatakan bahwa aku mencintainya dan ingin memulai sesuatu yang baru dengan Dara.

Aku melihat lagi kotak cincin yang berada di atas meja kerjaku, cincin berinisial nama kami berdua, cincin yang aku pesan khusus untuknya sebagai tanda resminya hubungan kami. Aku terus tersenyum karena tidak sabar untuk menunggu kedatangan Dara. Dara bilang dia akan menemuiku di rumah sakit jadi aku sangat senang dan berniat akan mengatakan semua perasaanku kepadanya di sini.

"Oppa apakah kau sedang sibuk?" Aku mengalihkan pandanganku saat melihat pintu ruanganku dibuka oleh Sulli, rekanku di rumah sakit ini.

"Aku tidak sibuk, kenapa?"

"Aku ingin mendiskusikan tentang operasi nyonya Kang yang akan kita lakukan dua hari lagi." Katanya yang masih berdiri di dekat pintu.

"Baiklah kita diskusikan sekarang." Kataku sambil tersenyum.

"Kita diskusikan di ruanganku saja bagaimana?" Ajaknya. "Aku menyimpan catatan medisnya di ruanganku." Aku mengangguk kemudian dia pergi ke ruangannya. Aku berdiri sambil mengambil kotak cincin lalu menyimpannya di saku jas lalu menyusul Sulli ke ruangannya.

Setelah sampai di ruangan Sulli kami langsung mendiskusikan tentang metode operasi yang akan kami lakukan untuk salah satu pasien dan tidak menunggu waktu lama kami akhirnya mendapatkan kesepakatan metode yang paling cocok.

"Oppa kau terlihat sedang bahagia sekali hari ini." Ujar Sulli sambil memperhatikan wajahku. "Apakah sesuatu yang baik telah terjadi?" Tanyanya sambil menopang dagu dengan tangannya.

"Anni." Kataku. "Belum, tapi sebentar lagi akan terjadi."

"Memangnya apa yang akan terjadi?"

"Aku akan meminta Dara menjadi kekasihku." Kataku sambil tersenyum riang.

"Wanita yang waktu itu menunggu di apartemenmu saat kita akan berdiskusi?" Tanya Sulli yang aku balas dengan anggukan. "Kalau begitu aku harap kau berhasil supaya sikapmu bisa seperti ini setiap hari, sepertinya Dara merupakan tombol on off dari kebahagianmu." Kata Sulli lagi sambil tertawa.

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" Tanyaku sambil sedikit tertawa.

"Kau selalu sebahagia ini saat membicarakan Dara." Aku tersenyum setelah mendengar apa yang Sulli katakan. Dia benar, Dara adalah satu-satunya yang bisa membuatku sebahagia ini.

"Sulli bisakah kau membantuku?" Tanyaku tiba-tiba sambil melihat Sulli.

"Apa yang bisa aku bantu?"

"Cukup duduk di situ dan berpura-pura menjadi Dara." Kataku sambil menunjuk kursi yang sedang dia duduki.

"Huh?" Tanyanya bingung. "Untuk apa?"

"Aku ingin melatih apa yang akan aku katakan supaya aku bisa mengatakannya dengan lancar saat Dara datang nanti." Kataku kepada Sulli sambil tersenyum. "Aku ingin Dara tahu bahwa aku sungguh-sungguh mencintainya jadi aku mau latihan dulu."

Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang