Chapter 15

948 75 3
                                    

Jiyong Pov

NYC, 1 Januari 2017

Aku langsung membasuh diriku dengan air hangat setelah kami sampai di tempat tinggal Dara. Aku sedikit kelelahan setelah seharian menghabiskan waktuku dengan Byul dan Dara. Aku tersenyum simpul setelah mengingat apa saja yang aku lakukan bersama dua orang terpenting dalam hidupku itu. Aku berharap bahwa ini bukan pertama dan terakhir kalinya kami bertiga pergi bersama.

Setelah selesai mandi aku langsung mengganti baju dengan pakaian ganti yang aku bawa dan saat itulah aku mendengar suara dari arah dapur. Suara mangkuk yang beradu dengan sendok dan garpu jadi aku tahu bahwa itu adalah Dara. Sebuah senyuman tiba-tiba saja tersungging di sudut bibirku saat aku mengingat dulu Dara selalu memasakkan semangkuk ramen untukku jika aku datang ke apartemennya saat tengah malam.

Aku membuka pintu kamar Dara kemudian ke luar dari sana lalu berjalan pelan kearah dapur. Apartemen ini sudah gelap tapi aku masih bisa melihat bayangan Dara yang kini sedang duduk membelakangiku di meja makan.

"Dee?" Dara langsung berbalik ketika aku memanggil namanya, memanggilnya dengan nama khusus yang aku berikan untuknya. Aku menggaruk belakang kepalaku saat Dara mulai menatapku, aku ingin mengobrol dengannya tapi aku tidak tahu hal apa yang bisa aku bicarakan dengannya tanpa kami perlu canggung dan bertengkar pada akhirnya. "Kau belum tidur?" Tanyaku akhirnya untuk sekedar membunuh kecanggungan kami.

"Aku lapar jadi tidak bisa tidur." Ujarnya yang masih menatapku. "Kenapa kau belum tidur? Apa kau juga merasa lapar?" Tanya Dara lagi, dan tanpa aku sadari kini kepalaku langsung mengangguk pelan padahal aku tidak lapar sama sekali. "Kau ingin aku buatkan ramen?" Tanyanya lagi. Aku mengangguk pelan sambil berjalan kearahnya lalu duduk di hadapannya. Dara mengangkat mangkuknya yang sudah kosong kemudian menyimpannya di bak cuci lalu mulai mendidihkan sepanci air untuk membuat ramen untukku. Dia memasak dengan diam dan aku juga tidak punya sesuatu yang bisa aku katakan.

Setelah hampir lima menit akhirnya ramen buatan Dara sudah jadi. Dia menaruh ramen panas itu di hadapanku tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dara berbalik lagi lalu berjalan kembali menuju dapur, aku masih diam belum menyentuh mangkuk di hadapanku. Aku lalu mendengar suara air keran diikuti oleh suara mangkuk dan gelas yang sedang dicuci. Selama beberapa saat kami diliputi oleh suasana canggung yang tidak kunjung pergi, Dara hanya mencuci piring kotor sedangkan aku hanya menatap mangkuk berisi ramen yang perlahan mulai mengembang.

"Dara aku ingin meminta maaf." Akhirnya kata-kata itu lolos dari bibirku. Dara yang tadi sedang mencuci piring langsung menghentikan aktivitasnya namun dia tidak mengatakan apa pun untuk menjawab perkataanku. Keheningan kini kembali lagi menyerang kami, yang terdengar hanya suara air yang keluar dari pipa bak cuci piring. Sekian lama kami diam hingga akhirnya Dara mematikan air yang keluar lalu mengelap tangannya yang basah.

"Tidurlah setelah makananmu habis!" Kata Dara sambil berbalik menghadapku. "Kau pasti lelah karena seharian ini terus bermain dengan Byul." Sambung Dara sambil sedikit tersenyum. Senyuman yang selalu menenangkanku. Dia akan berjalan meninggalkanku namun aku yang masih duduk langsung menahan tangannya.

"Aku mencintaimu." Dara berhenti tepat di samping tempatku duduk. Aku berdiri kemudian memutar bahunya sehingga dia kini menghadapku. "Kembalilah kepadaku!" Kataku dengan suara lirih sambil menatap langsung pada manik mata hazelnya. Dia tertegun sambil menatap lekat mataku namun tidak ada kata yang dia ucapkan, dia hanya terus menatapku, mempelajari ekspresi wajahku, mencoba mencari sesuatu dari sorot mataku.

Aku tidak ahli dalam menilai ekspresi orang jadi aku tidak tahu apa yang Dara pikirkan saat ini, dia hanya terus menatapku dengan berbagai macam ekpresi. Aku terus menatapnya dan saat itulah aku tidak bisa lagi menahan diriku. Aku menangkub wajahnya dengan kedua tanganku lalu menariknya mendekat kemudian mengecup bibirnya dengan perlahan.

Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang