Momentum Sebuah Peristiwa

1.4K 203 29
                                    

Permasalahan: Suatu peristiwa yang berada dalam kehidupan Aria yang terdispersi karena satu faktor dan faktor lainnya.

Rumusan masalah: Mencoba untuk menyatukan kepingan-kepingan yang terdispersi.


Aku merenggangkan otot-ototku yang kaku. Rasanya bibirku nggak pernah berhenti untuk tertawa atau tersenyum. Acara pentas seni amal sudah berakhir dari sekitar dua jam yang lalu. Bahkan kami pun udah merapikan segala halnya. Kami duduk melingkar di atas tikar sambil bercengkrama. Terkadang Edra menyahut hanya untuk menghina Dee. Dalam hati, aku menyetujui kalau Dee memang patut untuk dihina karena kelakuannya.

Setelah menenggak air mineral dalam botol, aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiri. Sudah menunjukkan pukul tujuh lewat ternyata. Baru sekali ini aku keluar rumah selama ini dan semalam ini. Biasanya, sebelum pukul enam, aku pasti rebahan di atas ranjang atau ngeteh sambil melukis.

"Lo udah mau pulang?" tanya Edra yang duduk di sebelahku. Aku mengangguk. Sekilas kulihat Edra sedikit menautkan kedua alisnya lalu bangkit dari tempatnya, membuat semua orang menatapnya. "Duluan, ya. Biasa, nganter si Cunguk."

Aku ingin tertawa sebenarnya, tiap mendengar Dee dipanggil Cunguk. Untungnya, aku masih teringat kalau aku adalah Dee saat ini. Agak aneh rasanya jika malah tertawa. Setelah berdadah-dadah ria dengan teman-teman Dee itu, aku pun menyusul Edra ke mobilnya.

"Makan dulu, yuk. Gue laper. Terakhir makan tadi siang. Mau, nggak? Tempat biasa ya, Dee." Edra menyalakan mobilnya saat aku masuk ke dalam mobil. Mobil mulai melaju meninggalkan tempat acara. Aku hanya bisa mengangguk. Ikut-ikut aja deh. Mana tau tempat yang biasa didatangi Dee dengan Edra.

Saat di dalam mobil, aku lebih sering menatap ke jendela atau terkadang tertidur. Untuk pilihan kedua, rasanya nggak mungkin aku tidur sedangkan Edra menyetir sendirian. Walaupun akan sama aja karena aku hanya diam menatap gedung-gedung pencakar langit dari jendela mobil. Tiba-tiba suara khas Ebiet G menelusup telingaku. Aku menatap tape mobil dengan pandangan kaget. Edra menyukai lagu se-jadul ini? Kukira selera lagunya sama seperti Dee. Aku pun agak sangsi, apa Dee menyukai mendengarkan lagu atau enggak.

"Apa?" tanyanya sewot. "Kali ini, lagu gue ya. Jangan ganti dengan lagu-lagu aneh lo. Kan, kalau denger yang begini enak. Adem gimana gitu."

Tawaku pecah melihat Edra bergerutu tentang Dee. "Judulnya Nyanyian Rindu, kan? Selain Ebiet, koleksi musik lo ada apa lagi sih?" tanyaku ingin tau lebih banyak dari selera musiknya yang berbanding terbalik dengan sifatnya.

"Kan, gitu aja nggak tau. Keseringan dengerin lagu lo tiap di mana aja sih. Kali-kali dengerin lagu yang gue suka, kali aja lo berubah aliran dan seenggaknya Ferdi yakin kalau dia jadian sama cewek beneran. Bukan cewek jadi-jadian." Edra tertawa mengejek setelahnya, aku melihat sedikit ada perubahan ekspresi sebelumnya. Aku pura-pura marah. Susah payah untuk menahan tawa. "Lagunya gue acak. Nanti juga lo tau, lagu yang gue suka apa aja."

Lagu pertama telah usai, berganti dengan lagu Pance Pondaag. Aku tertawa pelan. Lagu ini yang selalu disetel Mama saat hari libur sedang bersih-bersih rumah sampai mengkilap. Aku bahkan sampai hapal lagunya tanpa melihat liriknya lagi. "Sepanjang kita masih terus begini..." Aku menyanyikan awal lagu lalu tertawa setelahnya. Terlihat wajah kaget dari Edra. Nggak menyangka Dee tau lagu jenis ini mungkin ya.

"Lo tau Pance, Dee? Sejak kapan? Kok, gue nggak tau?" tanyanya masih belum pulih dari keterkejutan. Dia bener-bener kaget kayak melihat makhluk halus.

"Iya, tau dari nyokap. Mungkin kita keseringan denger lagu yang gue suka kali ya. Jadi, lo nggak tau kalau gue tau Pance. Eh? Bener kan, ya, ucapan gue? Kayak belibet ngomongnya." Aku tertawa lagi. Aduh, katanya, kalau terlampau senang, nanti nangis. Bahkan, aku juga nggak tau aku senang karena apa. Apa Dee merasa seperti ini ya, setiap saat? Merasa senang tiap saat, makanya tingkahnya selalu ceria dan heboh.

Diferensiasi [slow-update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang