Part 6: Love is Love

39 1 4
                                    

"cinta tetaplah cinta,

Cinta hanyalah sebuah perasaan,

dan bagaimana perasaan itu terasa

tergantung dari bagian mana kita merasakannya

atau bagian mana dari cinta itu yang kita rasakan."

Aku mungkin tampak bodoh, bagaimana mungkin ada orang yang cukup mampu bertahan hanya dengan satu 'cinta'. Maksudnya betah hanya dengan mengejar seorang gadis yang terang-terang mungkin tampak tidak dengan serius mencintainya. Memang, aku adalah orang yang seperti itu.

Suatu perasaan yang special tidak akan mudah untuk dilupakan begitu saja, bahkan jika perasaan itu dapat menyakitiku sekalipun.

Cinta pertama tiap orang pasti spesial, entah itu spesial untuk tidak bisa dilupakan, atau spesial membuat sakit hatinya, namun tetap saja cinta pertama itu spesial.

Entah bagaimana kita memahami tiap sudut cinta yang kita rasakan, namun tetap saja cinta itu adalah perasaan yang menenangkan walaupun hanya sesaat.

Aku tidak mampu menyalahkan siapapun atas apa yang mungkin bisa ku sebut 'kebodohan' itu, karena walau hanya sedikit dan sebentar aku setidaknya tahu dan merasakan bagaimana memiliki orang yang spesial dan perasaan yang spesial itu, ini tetap saja mengagumkan.

Sejak kejadian itu, secara bodohnya –mungkin- aku masih saja setidaknya sedikit memiliki khayalan, apakah nanti kami mungkin akan dipertemukan kembali? apakah kami akan saling berjodoh, tentu saja itu tampak konyol, namun beberapa orang menyebutnya romantis, setidaknya untuk saat-saat sekarang ini. Aku belum menemukan cinta yang baru, cinta yang menenangkan seperti dirinya.

Terkadang kita tidak bisa menyalahkan bagaimana cinta tersebut terbentuk pada pribadi kita, apakah itu cinta yang menyenangkan, cinta yang menyakitkan bahkan cinta yang terkadang dapat membunuh.

Cinta hanyalah sebuah perasaan, dan bagaimana perasaan itu terasa di pribadi kita masing-masing itu tergantung dari bagian mana kita merasakannya atau bagian mana dari cinta itu yang kita rasakan.

Analoginya seperti indera pengecap, yakni lidah, bagian pangkal merasakan pahit, ujung merasakan manis, serta kiri dan kanan merasakan asam dan asin. Jadi cinta tergantung perspektif kita memiliki dan merasakannya, apakah cinta itu akan menjadi seperti gula, garam, cuka, atapun pare.

Dan yang namanya cinta, tetaplah sebuah cinta.

Pengalaman cinta pertama tentu akan menjadi pengalaman yang sangat menarik sampai kapanpun, tentang bagaimana canggungnya perasaan saat 'menembak' seseorang untuk pertama kalinya, tentang bingung dan kakunya ketika duduk berdua untuk pertama kalinya, tentang manisnya memiliki seseorang yang peduli pada kita untuk pertama kalinya, bahkan tentang sakitnya putus cinta untuk pertama kalinya.

Aku menyimpan ingatan ini menjadi salah satu kenangan terindah yang aku lalui dalam masa mudaku, tentang memahami sebuah cinta, karena cinta hanyalah cinta, because Love is Love.

Americano Full CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang